Tiba tiba seorang laki laki datang meminta Arumi Bunga Cantika menjadi istrinya. Sebagai balas budi karena Arumi sudah mendapatkan kornea mata dari mendiang adiknya.
Arumi menolak karena sudah memiliki kekasih hati yang bernama Michael. Akan tetapi masalah timbul saat Armellya teman Arumi mengirim foto pengkhianatan Michael.
Orang tua Arumi pun menerima lamaran Ernastan Alfred Warren, kakak dari pendonor kornea mata Arumi.
Apakah Ernastan tulus mencintai Arumi atau ada motivasi lainnya? Apakah Arumi akan mendapatkan kebahagiaan dengan pernikahannya? Jika tidak bagaimana cara Arumi untuk meraih kebahagiaannya?
Yukkk guys kita ikuti kisah Arumi..🙏🙏🙏🙏🙏♥️♥️♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 11.
“Piye to Mbak? Kok ono ono wae... (Gimana to Mbak? Kok ada ada saja...)” ucap Bu Supri tampak panik saat Arumi membuka pintu kamar.
“Aku sudah tidur Bu, dia pulang dalam kondisi ma buk.” Ucap Arumi yang ekspresi wajahnya juga masih terlihat panik.
Arumi membuka daun pintu lebih lebar. Bu Supri yang di tangannya membawa botol minyak angin nya yang berukuran besar, langsung melangkah masuk ke dalam kamar. Di susul oleh Chynthia yang dibangunkan tidurnya oleh Bu Supri dan juga pelayan pelayan Ernestan.
“Kita bawa ke rumah sakit saja sekarang. Aku sudah telepon sopir agar menyiapkan mobil.” Ucap Arumi yang juga berjalan menuju ke tempat tidur.
Bu Supri yang berjalan paling depan sudah sampai di tempat tidur. Dia dekat kan telapak tangannya yang sudah diberi minyak angin di hidung Ernestan.
“Masih bernafas kok Mbak, dia hanya pingsan saja. Coba pegang nadi nadi nya.. “ ucap Bu Supri yang kini mengoles oles minyak angin di wajah Ernestan. Sambil menepuk nepuk pipi Ernestan.
Arumi pun duduk di tepi tempat tidur dan memegang pergelangan tangan Ernestan. Hatinya lega saat merasakan masih ada denyut denyut di urat nadi Ernestan.
“Iya hanya pingsan tapi lebih baik tetap kita bawa ke rumah sakit sekarang. Biar tidak kesalahan.” Ucap Arumi bangkit berdiri akan menuju ke lemari, untuk mengambilkan baju Ernestan dan dia sendiri. Dia juga harus berganti baju.
“Kalian panggil pelayan laki laki atau Pak Satpam agar menggotong tubuh Kak Ernestan ” Ucap Arumi sambil menatap pelayan pelayan yang ikut membantu Bu Supri mengolesi minyak angin di sekujur tubuh Ernestan.
Tiga pelayan itu pun segera melangkah keluar dari kamar untuk memanggil orang laki laki. Sedangkan Chynthia melangkah dari mini pantry membawa air mineral dan juga teh hangat.
Di saat Arumi sudah berganti baju dan membawakan baju untuk suaminya. Tampak kini tubuh Ernestan sudah bergerak gerak.
“Alhamdullilah sudah siuman ini Mbak..” ucap Bu Supri sambil tersenyum lega.
Kedua mata Ernestan pun pelan pelan terbuka. Di saat sudah mulai sadar, dia tampak bingung karena bau minyak angin yang sangat menyengat dan wajah nya terasa sangat panas..
“Apa ini, kenapa panas wajah dan tubuhku..” gumam Ernestan yang tidak pernah memakai minyak angin milik Bu Supri yang super jos.
“Nanti hilang panasnya Mas, yang penting sudah siuman. Sekarang minum air putih yang banyak dulu.. “ ucap Bu Supri sambil menaruh banyak bantal bantal di bawah punggung Ernestan.
Tangan Ernestan terangkat dan mengusap wajahnya yang terasa panas. Akan tetapi dia kaget karena justru semakin panas. Karena telapak tangannya juga digosok gosok oleh minyak angin oleh Bu Supri.
“AC AC hidupkan AC!” perintah Ernestan padahal AC sudah dalam posisi on.
“Sudah on, tapi aku turunkan suhunya. Dan pakai baju, kita ke rumah sakit sekarang.” Ucap Arumi memberikan baju Ernestan pada Bu Supri dan Arumi pun segera mengambil remote control AC untuk menurunkan suhunya.
“Tidak! aku tidak mau dibawa ke rumah sakit!” ucap Ernestan setelah menegak satu gelas air mineral.
“Untuk memastikan kesehatan Kak Ernestan.” Ucap Arumi yang masih berdiri di dekat tempat tidur.
“Panggilkan saja Dokter Pribadi, pelayan sudah tahu nomor telepon nya.” Ucap Ernestan sambil menerima lagi gelas air mineral dari Bu Supri.
Ernestan masih merasakan tubuhnya panas dan kerongkongan sangat kering. Namun dia enggan dibawa ke rumah sakit. Sebab jika ada wartawan tahu pasti akan tersebar berita negatif. Apalagi jika ketahuan sakitnya gara gara ma buk dan ada tindak kekerasan di dalam rumah tangga yang baru seumur kecambah. Pasti harga saham perusahaannya akan langsung turun jatuh luluh lantak. Menjadi berwarna merah dan bernilai negatif.
Bu Supri terus memberikan lagi air mineral ke Ernestan. Bu Supri sudah mendapatkan pengetahuan untuk mengatasi orang ma buk al ko hoo, harus minum air mineral sebanyak banyaknya untuk mengembalikan lagi cairan yang hilang di tubuhnya.
Dan akhirnya Ernestan tidak dibawa ke rumah sakit. Dokter Pribadi yang datang ke rumah mewah itu.
Arumi yang masih trauma tidak mengizinkan Bu Supri pergi dari kamar itu. Jika Ernestan melarang Bu Supri ada di kamar itu. Arumi yang akan tidur di kamar Bu Supri.
“Sial! Aku sudah membuat kesalahan fatal!” gumam Ernestan di dalam hati, sambil mengepalkan kedua telapak tangannya. Dia benar benar kesal pada dirinya sendiri.
“Arumi banyak akal juga.” Gumam Ernestan di dalam hati lagi. Dia tidak menyangka Arumi yang tampak lembut ternyata sangat susah ditaklukkan.
Waktu pun terus berlalu, pagi hari pun telah tiba. Tubuh Ernestan sudah kembali pulih dan dia harus bekerja.
Kini Arumi dan Ernestan berada di ruang makan untuk sarapan pagi. Arumi yang masih kesal dan benci dengan perlakuan Ernestan tadi malam , mulutnya hanya diam saja. Meskipun tangannya sibuk melayani Sang Suami mengambil makanan dan minuman.
Ernestan menatap wajah cantik Arumi yang tampak dingin pada dirinya..
“Arumi maafkan kejadian tadi malam. Aku minum alkohol, karena pikiranku tadi malam sangat kacau.. aku sangat takut kehilangan kamu sayang.. Aku sangat mencintai kamu..” ucap Ernestan sambil terus menatap wajah cantik Arumi yang tanpa senyuman pada dirinya.
“Dan justru apa yang Kak Ernestan lakukan membuat apa yang Kak Ernestan takutkan bisa terjadi.. aku benci dengan dengan orang ma buk..” ucap Arumi dengan nada sangat serius.
“Aku tidak akan lagi melakukan Sayang.. aku janji..” ucap Ernestan sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya.
“Jangan terlalu banyak janji, yang penting itu bukti.” Ucap Arumi masih dengan wajah dingin nya.
“Iya Sayang akan aku buktikan.. demi cinta ku ke kamu..” ucap Ernestan dengan serius sambil menatap wajah Arumi yang tidak menatap dirinya tetapi menatap makanan di piring yang sedang disendok oleh Arumi.
Se saat terdengar suara bel tamu di pintu utama..
Ting tong
TING Tong
TING Tong
TING Tong
Tampak seorang pelayan Ernestan yang memakai seragam baju putih hitam, berlari lari menuju ke pintu utama.
“Siapa pagi-pagi datang? Apa Viona? Sudah diberi tahu jangan ke sini dulu masih saja..” gumam Ernestan di dalam hati sambil menoleh ke arah depan.
Kini pelayan yang tadi membukakan pintu sudah kembali datang dan melangkah dengan cepat menuju ke ruang makan..
“Siapa?” tanya Ernestan dengan tidak sabar.
“Mencari Nyonya Muda Arumi, Tuan..” ucap pelayan itu dengan santun.
“Siapa?” tanya Ernestan dan Arumi secara bersamaan sambil menatap pelayan yang masih berdiri dengan sangat sopan. Kedua tangannya menyatu berada di perut bawah dan kepala menunduk.
“Maaf saya tidak tanya namanya, tetapi laki laki keturunan Eropa.. kata nya sudah mendapat izin dia..” ucap pelayan itu lagi masih dengan kepala menunduk..
“Siapa sih?” gumam Arumi sambil bangkit berdiri, dia begitu penasaran dengan tamu pertama dia berada di rumah Ernestan itu.
Apa lagi pelayan itu mengatakan laki laki keturunan Eropa. Sebagian hati Arumi yang ada rasa rindu pada Michael langsung pikiran nya tertuju pada Michael.
“Sayang tunggu...” teriak Ernestan yang juga ikut bangkit berdiri..
“Siapa yang sudah memberi izin? Apa Viona? Apa Om dan Tante?” gumam Ernestan di dalam hati yang merasa tidak memberi izin..
Jhon & Armeliya selamat atas di tangkapnya kalian berdua... Nikmatilah hadiah buat kalian menginap di 🏨 prodeo gratis buat kalian