Wang Wu Xie hidup damai bersama keluarganya di perbatasan dunia fana dan dunia kultivasi. Namun jauh di dalam hatinya, tumbuh kerinduan akan dunia yang lebih luas dan keinginan untuk menapaki jalan keabadian.
Suatu malam, ia bermimpi tentang sosok misterius yang melawan tiga tetua sekte besar demi mempertahankan Pusaka Penentang Langit dan Kitab Reinkarnasi. Mimpi itu terasa terlalu nyata untuk sekadar bunga tidur.
Siapa sebenarnya sosok dalam mimpi itu? Apa hubungannya dengan darah Wang Wu Xie sendiri?
Pertanyaan-pertanyaan itu akan menyeretnya menuju takdir yang tidak pernah ia bayangkan.
Penuh ketegangan dan intrik, jadi ikuti misteri yang ada dalam cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hamtaro Dasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28 - Mengambil Misi
Wang Wu Xie datang ke Paviliun Perak untuk mengambil misi. Tempat itu riuh oleh murid luar yang berdesakan, saling menunggu giliran dengan wajah penuh ambisi. Di antara kerumunan tersebut, dia melihat Wang Jian dan Wang Tian Lei.
Di antara kedua saudara sepupunya, hanya Wang Jian yang menatapnya dengan aura permusuhan yang kental. Sementara Wang Tian Lei sendiri justru nampak sibuk berbincang dengan murid luar Sekte Awan Putih yang lain, seolah keberadaannya tidak berarti apa-apa.
Wang Wu Xie menarik napas. Senyum samar muncul di wajahnya saat ia mengingat pesan ibunya. Dia pun menggeleng, "Ibu... Kurasa aku tidak mungkin meminta bantuan mereka,"
"Ambil token ini dan selesaikan misi di dalamnya!" seru salah seorang murid Sekte Awan Putih sambil menumpahkan sekantong besar token di atas meja.
Sekejap suasana menjadi semakin kacau. Para murid luar langsung berebut token berwarna putih, simbol misi yang paling aman. Yang gagal mendapatkannya terpaksa beralih ke token kuning. Sedangkan yang tidak lagi punya pilihan... Hanya bisa menatap token merah--misi paling sulit dan mungkin saja berbahaya.
Wang Wu Xie tidak bergerak dari tempatnya berdiri. Matanya hanya mengikuti bagaimana para murid luar itu saling dorong, berebut, dan berdesak-desakan untuk mendapatkan token yang mereka inginkan.
Pandangan Wang Wu Xie lantas jatuh pada token merah yang tergeletak seakan tidak diinginkan siapa pun, sebelum memandang ke arah murid-murid Sekte Awan Putih yang menjaga meja dan saling berbisik.
Tawa sinis tersembunyi di wajah para murid Sekte Awan Putih itu. Wang Wu Xie bisa merasakan bahwa mereka sedang menunggu ada satu orang bodoh yang cukup nekat untuk mengambil misi dengan token merah.
Wang Wu Xie menarik napas panjang dan lantas berjalan mendekat. Denyut aneh bergetar di dadanya saat ia menatap tumpukan token merah di atas meja. Hanya warna ini yang tersisa dan ia tidak punya pilihan lain selain mengambilnya.
"Sebaiknya kau berhati-hati, Nak." salah seorang murid Sekte Awan Putih buka suara dan membuat tangan Wang Wu Xie membeku di udara. "Jika kau tidak bisa menyelesaikan misi itu... Kau akan dikeluarkan dari sekte ini,"
Ekspresi Wang Wu Xie tidak berubah. Dia menatap subjek di depannya dan kemudian mendengus pelan. Suaranya tenang saat berkata, "Aku rasa... Tidak ada sekte yang akan membunuh murid luarnya sendiri dengan misi yang berbahaya."
Senyum tipis terlihat di wajah Wang Wu Xie, namun kilat samar tersembunyi dalam sorot matanya. Kata-katanya barusan memang mengandung arti lain, dan reaksi terkejut dari murid Sekte Awan Putih jelas membuktikan bahwa mereka menyadarinya.
Di dalam hati, Wang Wu Xie seakan menyingkap satu kenyataan yang, yaitu fakta bahwa di dunia kultivasi... Yang menentukan hidup bukan hanya kekuatan, melainkan keberanian untuk menapaki langkah yang tidak dipilih orang lain.
*
*
"Wu Xie..!" Wang Tian Lei menyusul Wang Wu Xie dengan napas terengah. Jelas ia sudah mengejarnya sejak tadi.
"Token apa yang kau ambil?" tanya Wang Tian Lei cepat.
"Token merah. Hanya itu yang tersisa," Wang Wu Xie menjawab singkat dan membuat Wang Tian Lei terkejut.
"Ka-Kau..! Bagaimana kau bisa mengambil misi sesulit itu? Haah... Ya ampun," Wang Tian Lei mengusap wajahnya. "Ini juga salahku... Aku harusnya menjelaskannya padamu. Lalu misi apa yang kau dapatkan?"
"Mm... Mengisi gentong air?"
"..... Apa?"
"Mn. Itu yang tertulis." Wang Wu Xie mengangkat bahu.
Tian Lei berkedip beberapa kali, heran. "Mengisi gentong air... Sesederhana itu?"
"Aku tidak tahu." Wang Wu Xie berekspresi datar, meski di dalam hatinya ada kecurigaan. Dia bertanya-tanya kenapa hanya untuk mengisi gentong air saja dan perlu token merah sebagai penanda misi? Apalagi murid Sekte Awan Putih memberinya peringatan. Ini mungkin... Tidak sesederhana kelihatannya.
Wang Tian Lei terdiam cukup lama, lalu berkata. "Aku sebenarnya ingin menukar tokenku denganmu, tapi karena kau bilang itu hanya mengisi gentong air... Kupikir itu misi yang mudah."
"Tian Lei-Dage, apa misimu?" Wang Wu Xie bertanya tenang.
"Aku mendapatkan token kuning. Misinya mengambil Ginseng Air.” Wang Tian Lei menghela napas, "Jika kita bertukar token, kau mungkin akan kesulitan. Ginseng Air hanya tumbuh di bawah Air Terjun Beku. Kau tidak mungkin bisa menahan rasa dinginnya,"
Wang Wu Xie mengangguk pelan. Dia tidak berniat meminta pertukaran, tapi justru semakin bertanya-tanya bahwa token merah--tidak mungkin tugas yang biasa.
Wang Tian Lei mengulurkan tangan, mengusap lembut kepala Wang Wu Xie. Nada suaranya hangat, "Tenang saja. Aku akan selesaikan misiku dulu, lalu membantu punyamu. Jadi jangan terlalu khawatir, hm?"
Wang Wu Xie tidak membalas. Dia hanya mengangguk pelan ekspresi wajah yang tetap sama, meski dalam hatinya ia ragu jika Wang Tian Lei akan bisa menyelesaikan misi mengambil Ginseng Air dengan cepat.
Air Terjun Beku. Dari namanya saja sudah bisa dibayangkan akan bagaimana sulitnya Wang Tian Lei mengambil Ginseng Air itu. Wang Wu Xie berpikir bahwa mungkin dia yang akan menyelesaikan misinya lebih dulu daripada saudara sepupunya ini.
******
Perjalanan MC di mulai dari nol,,, sehingga terlihat seperti real,, bukan sekedar fiksi
Dan tinggalkan jejak 👣👣👣👣
Semangat 💪💪💓💓
Jangan berhenti,,,, raihlah apa yang jadi mimpi mu.....
Ingatlah,,,, sukses berawal dari mimpi....
Meskipun tak menyukai Wu Xie,,,, nyatanya masih perduli,,, meskipun mungkin hanya untuk menjaga martabat keluarga Wang di mata umum,,,,
hehehehe 😁😁😁😁
Kenapa begitu panik...?!
Klo kematiannya begitu miris,, maka aku harap itu bukan Xiao Shuxiang, thor...
Cari tokoh lain aja,,, aku ngga rela Xiao Shuxiang di cabik-cabik...
Ini jejak-jejak 👣👣👣👣 kehadiranku