Terlahir dari penjaja cinta satu malam membuat Eleanora Davidson menjadi sosok yang tidak mempercayai cinta.
Hidup karena pengasihan kakek Robert Birdie sesudah kematian misterius ibunya membuat Eleanora bertekad harus sukses demi misi menghukum ppembunuh ibunya dengan tangannya sendiri tapi dunianya seakan jungkir balik karena ONS yang menghasilkan benih-benih kehidupan dalam rahimnya sedangkan pria penanam benih ternyata anak penjahat yang selama ini dicarinya
Don't judge by the cover..
Jangan tertipu dengan sinopsis..
Let's check it out 😎
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LOST IN MISSION #11
"Arrima la cebolleta? "
Sepasang mata hazel Eleanora terbuka karena hanya mendengar tiga kata yang dilisankan sosok pria yang berada di depannya. Sementara itu hatinya berdebar panik, dan gemuruh mendadak datang memenuhi relung hati yang kosong.
"Bagaimana? hmm. " bisiknya lagi. Hanya mendengar suara khas milik pria itu menghantarkan gemercik api yang menyulut tubuhnya menciptakan rasa panas, dan ia dibuat kehausan dalam satu waktu.
Eleanora menghembuskan napas gusar, ia masih mematung, menatap lekat manik hazel milik William yang mengagumkan, dan tatapan mata pria itu bagaikan sihir yang berhasil mengendalikan dirinya, akhirnya Ia mengangguk memberi respon sebagai jawaban 'ya aku mau'
William menarik kedua sudut bibir dengan perasaan yang sulit ia mengerti. Pria itupun menggapai tangan Eleanora, menggenggam lalu menarik pelan, dan membawa gadis itu untuk keluar dari sana.
"Bisakah kau memelankan langkahmu, Will? " ucap Eleanora dengan langkah sempoyongan, ia tidak bisa mengimbangi langkah besar pria yang menuntunnya.
William menarik tubuh Eleanora, hingga tangan kekar miliknya sudah melingkar di pinggang ramping Eleanora. "Mau aku gendong?" tawarnya dengan kerlingan nakal, menggoda.
Eleanora tertawa pelan. "Kau sedang mabuk, Will. Jika, aku jatuh bagaimana? "
"Kau meremehkan ku?" alis tebalnya sedikit terangkat, bibirnya pun tersenyum merekah.
Eleanora pun mengembangkan senyumannya, yang terlihat menggoda di mata William membuat pria itu menginginkan meemesrai bibir itu lagi. "Sedikit! " jawab Eleanora melepaskan diri dari pelukan William. Lalu, ia berjalan mundur seraya tertawa seolah menantang William untuk mengejarnya.
William melepas tawanya, ia pun mempercepat langkahnya, melintasi lorong dengan Eleanora masih berjalan mundur. "Aku akan menangkap mu, Dulce."
"Coba lakukanlan!" tantang Eleanora, ia melepas high heelsnya kemudian ia berbalik lalu berlari kecil.
Melihat tingkah Eleanora, William semakin mempercepat langkahnya segera ia menangkap tangan Eleanora. "Lihatlah aku berhasil, bukan? " kekehnya, yang terdengar seksih seraya mengangkat tangan Eleanora.
William menuntun Eleanora, hingga keduanya masuk ke dalam lift, pria itu menekan tombol 7. Lalu, dengan gerakan cepat, ia berbalik, mendorong tubuh Eleanora hingga menyentuh dinding
"Sekarang kau tidak bisa kemana lagi, dulce." ucapnya seraya meletakkan kedua tangannya di pinggang Eleanora.
"Apakah kau sedang menawan ku? "
"Of course, aku akan pastikan kau tidak akan bisa berlari lagi. "
Mendengar ucapan William, gadis itu tersenyum lalu terpejam ketika bibiir William kembali menyeraang bibiirnya yang disambut dengan sukacita. Eleanora mengalungkan kedua tangannya di belakang leher William, bersamaan lengan kokoh itu bergerak, menyelusuri, panggul dan, sekali hentakan Eleanora sudah berada di gendongnya.
"Will.. " pekik Eleanora terkejut, yang di iringi suara tawa William. "Lihatlah, meskipun aku mabuk, aku masih bisa mengangkat tubuhmu."
Eleanora tersenyum, "Kau sedang menujukkan keperkasaanmu? "
"Maybe, dan ini baru awal. "
Seketika Thorball juling-juling membacanya 🙄
Entah siapa yang memulai, kembali biibir mereka menyatu. Hingga pintu lift terbuka, William mengiring langkah membawa mereka menuju kamar hotel dengan Eleanora yang masih berada di gendongannya, saling bertukar dahaga. Ya dahaga yang tidak pernah mereka rasakan sama sekali.
Dengan menahan tubuh Eleanora dengan satu tangannya, satu tangannya lagi bergerak merogoh kunci dari saku celananya.
Eleonora melepaskan tautan bibir mereka terlebih dahulu. "Sebaiknya kau turunkan aku, Will." ucapan Eleanora di sela deru napasnya yang tidak beraturan.
"Aku masih bisa melakukannya." William segera menempelkan benda itu, dan pintu kamar hotelnya terbuka seketika. "Lihatlah, aku bisa bukan." Pria itu tersenyum bangga, kakinya bergerak guna menutup pintu. Ia melanjutkan lagi langkahnya membawa Eleanora ke ranjang, dan menjatuhkan tubuh gadis itu.
William pun merangkak naik, menuundungi tubbuh Eleanora membuat gadis itu merasakan detak jantungnya berpacu dengan sangat cepat. Ia menggigit bibirnya ketika ia menatap wajah tampan William yang berada di atasnya. Benar-benar sempurna.
Tanpa kata William menciiuum bibirnya. Kembali Eleanora mengalungkan kedua tangannya dileher William. Tangan pria itu bergerak menyelusuri leher Eleanora, lalu turun melewati tulang selangka.
Menggunakan instingnya, Wiliam membuka kancing penutup dress Eleanora. Kemudian tangannya menyelinap masuk, membelai, dengan sentuhan pelan terasa memabukkan.
Eleanora mendeesah dalam volume suara yang kecil. Matanya terbuka, lalu tertutup dengan cepat saat dirasanya tangan hangat William menyentuh sesuatu yang membuatnya melambung setinggi-tingginya.
William memiringkan lagi wajahnya, mendekati wajah Eleanora yang bersemu merah.
Eleanora mengatur napasnya, lalu terpejam merasakan bulu halus yang tumbuh di rahang William, menggerus bagian dagunya, serta hembusan napas hangat pria itu menyapu pipinya, memberikan hawa panas yang menyambar lalu menjalar ke seluruh pembuluh darahnya.
Bibir William pun turun, melewati dagu, lalu wajahnya terbenam di curuk leher Eleanora. Ia menghidu aroma feromon yang menguar dari sana dan memberikan jejaknya. Bibirnya masih bergerak turun, menjamah semua titik sensitif tubuh Eleanora yang nyatanya sudah menjadi candu. Bahkan aroma lavender bercampur aroma vanili menjadi wangi favoritnya kini.
Tangan William pun tidak tinggal diam, jemarinya menyentuh lagi tubuh Eleanora dari luar, mencengkram dan menarik dress gadis itu ke atas. William bangkit dari posisinya dengan napas yang terengah. Ia melanjutkan gerakannya untuk melepaskan benda yang menutupi tubuh Eleanora.
Eleanora reflek mengangkat punggungnya, dan membiarkan William menyelesaikan semua hingga bentuk, lekuk indah yang dimilikinya menjadi pemandangan indah untuk sosok pria yang berada diatasnya. William Dixon.
Melihat tampilan Eleanora yang berada di bawahnya, ia meneguk salivanya dengan keras. Jantungnya berdebar dengan tempo yang sangat cepat.
Eleanora mengalihkan tatapannya, menghindari tatapan mata William yang terlalu memukau, intens, dan mendamba.
William mendekat . "Hei kenapa kau mengalihkan tatapanmu? Lihatlah aku, please." bisik pria itu parau, di depan telinganya, tangannya merangkup dagu Eleanora lalu mengarahkan ke arahnya.
Eleanora masih terdiam, napasnya semakin bergemuruh ketika didapatinya sisi maskulin dari pria itu. Tubuh kokoh yang menjulang, dengan garis garis tegas membentang di tubuh pria itu.
William tersenyum seraya merapikan setiap untaian rambut yang menutupi wajah Eleanora.
Pria itu pun kembali memulai dengan men cum bui bibir Eleanora. Tangannya bergulir memberikan sentuhan-sentuhan yang sanggup menghantar mereka ke surga dunia.
Lamban laun, keintiman dari keduanya semakin intensitas, serta mendominasi hingga menciptakan hormon endorfin pada keduanya. William menggerakkan tubuhnya perlahan, dengan penuh kehati-hatian.
Masih bergerak, William menaiki ritmenya hingga keduanya berada di ujung kenikmaatan yang sangat luar biasa.
Terdengar suara ressaah membaur, mendominasi seolah memekik syahdu, memunculkan ribuan peluh di sekujur tubuh. Pria itu berhasil menciptakan gelombang dashyat untuk keduanya...... Hingga pelepasan itu tiba, benar-benar menghantarkan mereka pada surga dunia...
Dan malam ini akan menjadi saksi awal kisah mereka. Eleanora, William, dan ada Akooh yang mempesona berada dibelakang mereka. 🤣
.
.
.
.
Gimana part kali ini, masih aman kan ya??🤣
📝 Hormon Endorfin : senyawa kimia neuropeptida opioid lokal dan hormon peptida yang membuat seseorang merasa senang dan untuk kekebalan tubuh. Endorfin diproduksi oleh sistem saraf pusat dan kelenjar pituitari pada saat manusia merasa bahagia dan mendapat istirahat yang cukup. Wikipedia
gw nunggu bomnya nih...
hebat tp Angela mau berbesar hati memaafkan dan menemui ibunya walau ibunya udh jahat
kmna pikiranmu saat lg asyik2 sama calon mertuamu sendiri
kok Fabio mau aja sama emak2..apa lebh pengalaman lbh aduhai kahh
Milih kok sama yg emak2..apa krn yg pengalaman lebih aduhai kah..wkwkw
pacar anaknya main embat kayak ga ada laki2 lain😱🤦♀️
Fabio mauu aja lagi..
anak angkatnya Robert yg sdh sangat dipercaya ternyata anak dr pmbunuh kekasihnya...
tp bukan salah William kann..semoga saja mereka mengerti walau Will pasti merasa bersalah