Ketidaksengajaan nya bertemu seorang pria di sebuah pesta danca membuat nya terpaksa mengakui pria itu sebagai pacarnya, padahal dia tidak mengenal sama sekali pria tersebut.
Hingga dia dibuat terkejut ketika mengetahui bahwa pria yang dia sewa sebagai pacar semalamnya adalah Presdir diperusahaan tempatnya bekerja........
Aluna Agung Santoso, usia 25 tahun. Cantik. Periang. Somplak. Lucu dan ceroboh dia harus terikat hubungan dengan Presdir nya sendiri.
Alvaro Radiana Putra Zein, Pria matang berusia 30 tahun. Dia Presdir diperusahaan milik keluarga nya sendiri. Dia pria dingin tak tersentuh. Tak pernah tersenyum. Terkesan cuek dan sombong. Pertemuannya dengan seorang gadis mengubah segalanya, dia menjadi pria yang bucin tingkat dewa.
Bagaimana kah kisah mereka?
Yuk simak.
Ini sekedar hiburan jadi mohon bijak dalam menanggapi bacaan.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FitrianiYuriKwon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pacarku Presdir-10
Happy Reading 🌹🌹 🌹🌹🌹
Aluna mengeliat dibawah selimut tebalnya. Dia meraih jam waker yang diletakkan diatas nakasnya.
Aluna mengucek matanya melihat jarum jam itu. Mata Aluna terbelalak saat melihat jam ditangannya.
"Aaaaaaaaaaaaaaa, gueee kesiangan".
Secepat kilat dia berhambur dari ranjang nya. Mandi dengan cepat. Aluna termasuk gadis yang disimple dan tidak suka repot. Dia mandi hanya butuh sepuluh atau dua puluh menit. Tidak lama seperti wanita pada umumnya.
Tangannya meraih kemeja dan rok didalam lemari. Tidak lupa blazer dan nametag yang dia pasang di saku kancing baju kemejanya.
Alat-alat makeup dia masukkan kedalam tas munggilnya. Tidak lupa laptop nya juga dibawa oleh Aluna dan beberapa buku bacaan kedalam tasnya.
"Berangkat".
Aluna turun setengah berlari, sambil melirik jam yang melingkar ditangan putih nya.
"Pagi semua". Sapa Aluna "Hehe Kak Ray maaf ya kesiangan". Aluna duduk disamping Rayyan yang sudah sarapan bersama keluarga nya.
"Pagi sayang".
"Pagi juga Dek".
"Kamu ya udah tiap hari kesiangan mulu. Untung aja Ray sabar nungguin kamu. Tadi Bunda udah suruh ninggalin tapi dia masih mau nunggu". Omel Erika mengambilkan makanan untuk putrinya.
"Nggak usah ngomel mulu Bunda ntar tambah tua". Celetuk Aluna mengambil makanan dari tangan Bunda-nya.
"Kamu ya.......".
"Aluna cantik, baik, lucu dan menggemaskan".
Yang lain menggeleng melihat anak dan Ibu itu. Sedangkan Rayyan tersenyum gemes. Aluna cantik sekali pagi ini. Meski belum sempat berdandan wajah naturalnya justru terlihat menggemaskan.
"Dek, lain kali. Diusahain bangun cepet. Kasihan lho Ray nungguin kamu terus". Nasehat Arya lembut.
"Aluna usahain Kak. Kalau kesiangan lagi maklumin, hehe". Seru Aluna sambil mengunyah makanan nya.
"Kamu ini.......". Santoso mengacak rambut pendek putrinya.
"Ayah, berantakan". Renggek Aluna manja.
"Hehhe. Kamu ini, lucu banget". Gemes Santoso memperbaiki rambut putrinya.
"Terima kasih Ayah".
Yang lain geleng-geleng kepala. Aluna memang manja pada Santoso. Bahkan dia seperti anak kecil yang sering digendong Ayahnya kalau tertidur sofa karena membaca buku.
Rayyan dan Aluna berpamitan untuk berangkat. Untung pagi ini Rayyan tidak ada kelas pagi jadi dia bisa santai-santai.
"Bunda, berangkat dulu ya sayang". Aluna mengecup ujung kepala kedua pria kembar yang tidak lain adalah anak Arya dan Lia.
"Iya Bunda". Bryan memeluk Aluna dengan sayang.
"Ayah". Bara memeluk Rayyan.
Bara dan Bryan memang memanggil Aluna dan Rayyan dengan panggilan Ayah Bunda. Kedua pria kembar itu memang sangat menyanyangi Aluna dan Rayyan seperti orangtua mereka sendiri.
Didalam mobil Aluna sibuk memasang alat make up nya.
Rayyan menggeeleng gemes. Sudah biasa Aluna seperti itu, jadi sudah tak heran lagi. Rayyan menyukai sifat Aluna yang apa adanya. Tidak menjaga image seperti yang lainnya. Sederhana dan apa ada nya.
"Na".
"Iya Kak?". Aluna menyimpan alat make up nya "Kenapa Kak?". Tanya Aluna menatap Rayyan.
"Kemarin malam sama cowok ya?". Tanya Rayyan pelan. Dia mendapat informasi dari Bayu dan Yandi.
Aluna kikuk dia bingung harus jawab apa "Sebenarnya cuma pacar boongan kok Kak. Aku nggak enak mau bawa Kakak ikut. Takut ntar disangkain rebut pacar orang". Sahut Aluna mengigit bibir bawahnya takut jika Rayyan tersinggung.
"Na, Kakak sama dia nggak ada hubungan apa-apa kok. Kakak sama sekali nggak suka sama dia". Jelas Rayyan.
"Tapi kan dia suka sama Kakak". Jujur Aluna sakit mengatakan itu.
Rayyan menepikan mobilnya. Tangannya mengusap kepala Aluna "Na, dengarin ya. Kakak nggak suka sama dia. Jadi kamu nggak perlu ngerasa nggak enak. Dia bukan siapa-siapa Kakak. Kalau dia ngancem kamu lagi bilang aja sama Kakak".
Aluna mengangguk patuh. Dia bingung harus bagaimana? Karena antara dia dan Rayyan tidak ada kejelasan. Aluna juga tidak bisa mendefinisikan kebaikan Rayyan sebagai perhatian karena ada perasaan. Karena mereka berdua memang seperti adik Kakak yang saling menjaga.
Sedangkan Rayyan, takut mengungkapkan perasaan nya pada Aluna. Dia pria pecundang yang takut ditolak. Takut jika Aluna menjauh darinya.
Saat mendengar Aluna memiliki pacar. Semalam Rayyan tidak bisa tidur. Dia menunggu Aluna dan mengintip gadis itu. Rayyan merasa mundur saat sebuah mobil mewah yang harganya milyaran rupiah mengantar Aluna sampai didepan rumah. Apalagi pria yang turun dari mobil itu lebih tampan dan kaya dari dia. Tentu saja Rayyan merasa sangat minder.
Namun saat mendengar penjelasan Aluna. Rayyan yakin jika Aluna tidak memiliki hubungan dengan pria itu. Rayyan bisa bernafas lega.
Sampai digedung pencakar langit. Aluna sudah panik melihat jarum jamnya.
"Kak, Aluna masuk dulu ya". Aluna mengecup punggung tangan Rayyan.
"Iya Na. Ntar makan siang. Kakak jemput, kita makan siang bareng mereka ya".
"Iya Kak. Byeeee".
Aluna masuk dan setengah berlari. Dia memencet tombol lift dengan cepat. Sesekali memperbaiki rambutnya yang sedikit beranggotakan.
"Mampus gue. Hari ini ada Presdir baru. Pasti semua udah diruang meeting".
Sampai diruangannya. Secepat kilat Aluna mengambil iPad miliknya sambil meletakkan tas dan laptop.
Gadis itu berjalan setengah berlari keruang meeting. Dia gugup. Pasti dia akan dilihat banyak orang. Bukan hal baru jika Aluna terlambat. Dia memang mendapat gelar ratu terlambat dikantor ini.
Tok tok tok tok tok
"Permisi Pak".
Semua mata menatap Aluna. Gadis itu menjadi kikuk dan tersenyum malu. Ahhh kenapa tatapan orang-orang seakan ingin menerkamnya hidup-hidup.
Aluna berjalan pelan masuk dan duduk disamping Andre.
"Pak". Aluna tersenyum ramah.
"Udah disiapin semuanya Lun? Kamu baik-baik saja kan? Kenapa bisa terlambat?". Cecar Andre.
"Udah Pak. Hehe biasa lah Pak". Aluna meletakkan iPad nya diatas meja panjang itu. Dia duduk didekat Andre.
Yura dan Mira menatap Aluna mengintimidasi. Setelah rapat nanti mereka akan mencecar Aluna dengan berbagai pertanyaan.
Aluna mengangkat pandangan
Deg
Deg
Deg
Jantung Aluna serasa pindah tempat saat melihat seorang pria yang duduk dikursi kebesaran dengan melipat tangan didada. Sambil menatap Aluna tajam dan tersenyum licik.
"Alah, mati gueee. Kenapa supir taksi online itu bisa ada disini?". Batin Aluna menelan salivanya "Jangan bilang dia Presdir baru?". Batin Aluna batin "Tamat riwayat gueee". Jerit Aluna dalam hati. Kenapa bisa Presdir baru itu adalah pria yang dia jadikan pacar sewaan semalam.
Aluna mengalihkan pandangan pada Yura dan Mira yang juga melipat tangan didada.
"Mampus gueee. Pasti mereka berdua bakal introgasi gue. Masa iya guee harus interview buat jelasin semuanya". Rintih Aluna dalam hati dengan lemes nya "Kagak, gueee kagak boleh jujur kalau dia pacar boongan guee. Bisa-bisa gueee mereka sodorin sama si Pak Andre. Tapi kalau Kak Ray salah paham gimana?". Desah Aluna.
"Kamu..........".
"Iya Pak". Aluna mengangguk memberi hormat.
"Maju ke depan". Suruh Alvaro tajam.
Sedangkan Sonny menatap tak percaya jika gadis semalam adalah karyawan diperusahaan Tuan-nya.
"Baik Pak".
Aluna berdiri sambil menunduk. Ingin rasanya dia mengenggelamkan wajah nya kepojokkan ruangan saking malunya. Dia pikir pria itu adalah pria biasa. Ahhh Aluna bisa gila saat mengingat dia memanggil Presdirnya sendiri dengan panggilan sayang.
Bersambung....