Coretan ini berisi kekocakan hakiki😍😍Penuh perjuangan dan air mata😌😌😌 Diharapkan bijak dalam memberi komentar😉 Karya ini saya tulis sesuai apa yang ada di pikiran saya☺☺ No plagiat😉
Jangan lupa like komen dan Vote kalian😍😍😍
Follow IG Author: rini_nanay
Thank you😍😍😍
***
Diskripsi novel...
Atas permintaan sang nenek, Nadin terpaksa membuat perjanjian gila dengan seorang pria yang bermasalah dengannya.
Perjanjian gila yang berisi kesepakatan pernikahan itu, mengantarkan seorang Nadin pada masalah besar. Nyatanya, pria yang diketahui hanya bekerja sebagai satpam itu malah membuat hatinya tak berkutik. Bukan hanya itu, rahasia yang dimiliki sang satpam tampan juga sanggup membuat seorang Nadin tercengang.
Dikira Satpam Ternyata Sultan, karya terbaru dari saya☺Semoga kalian suka🥰🥰🥰
Sayangnya, pria tersebut hanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rini sya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia
Selesai berias, Nadin duduk diam menunggu kedatangan pria yang hendak dijodohkan dengannya. Sedangkan Violeta masih sibuk dengan berkas dan laptop yang ada di depannya.
"Kenapa kau terus bekerja nona Vio, apakah kau tidak jenuh melihat barisan angka itu?" tanya Nadin, seraya mengibaskan rambut panjangnya.
"Kalo saya jenuh, bagaimana anda bisa jajan, Nona!" balas Violeta sedikit bercanda.
"Kau dan oma sama saja. Kalian sama-sama gila kerja." Nadin mencebikkan bibirnya kesal.
"Sebagai perempuan, kita harus punya sesuatu yang membanggakan, Nona. Bisa menghasilkan uang sendiri, misalnya." Violeta tersenyum.
"Untuk apa? Bukankah kita, para perempuan tinggal minta saja sama laki-laki. Untuk apa susah-susah bekerja." Nadin menatap asisten neneknya ini dengan tatapan tidak suka.
"Konsep hidup tidak semudah itu, Nona. Bagaimana jika ternyata, suami kita berpenghasilan kecil. Bukankah kita harus bisa mencari jalan keluar sendiri untuk mencukupi kebutuhan kita. Setidaknya, cara itu bisa meredam pertengkaran, yang mungkin terjadi karena masalah ekonomi," jawab Violeta, sedikit menasehati.
"Halah, ngapain kita nikah sama orang pas-pasan. Kalo aku sih nggak mau ya nikah sama kalangan menengah ke bawah. Aku mau nikahnya sama orang yang setara. Enak aja, aku nggak mau susah dong!" jawab Nadin sombong.
Mendengar ucapan sang tuan putri, Violeta hanya tersenyum. Mengingat pria yang hendak dinikahkan denganya hanyalah seorang satpam.
Sepertinya akan mengasikkan jika nona tahu, siapa sebenarnya pria yang hendak menikahinya, gumam Violeta dalam hati.
Namun, ia sengaja tak ingin meneruskan perdebatan mereka. Violeta takut, ia akan keceplosan. Dan, tentu saja, jika sampai Nadin tahu di awal, tak menutup kemungkinan, bahwa dia pasti akan kabur dari pernikahan ini.
"Eh, nona Vio, apakah kamu tahu wajah pria yang hendak dijodohkan sama aku?" tanya Nadin, penasaran.
"Tau."
"Oh, apakah dia tampan?" Nadin makin penasaran.
"Tentu saja, dia tampan." Violeta tersenyum.
"Emmm, apa pekerjaannya? Apakah kamu tahu?" Nadin semakin bersemangat mencari tahu asal usul calon suaminya.
"Mohon maaf Nona, kalo soal itu, hanya ibu nyonya yang tau. Saya hanya mengantar depan pintu saja. Saya dilarang mendengarkan perbincangan mereka," jawab Violeta berbohong.
"Oh Oke, emmm, apa kamu tau di mana pria itu tinggal?"
"Tau, tapi saya dilarang keras membicarakannya, Nona. Jika ibu nyonya dengar, maka tamatlah riwayat ku." Violeta mulai merapikan pekerjaannya.
"Kamu tenang saja, aku pasti akan membelamu. Kenapa kami begitu takut pada nenek tua itu?" Nadin memantulkan bibirnya.
"Maafkan saya, Nona. Kesehatan dan kenyamanan ibu nyonya adalah salah satu tugas saya!" Violeta tersenyum ikhlas
"Oke, baiklah! kamu dan nenekku sama saja. Kalian selalu sukses bersekongkol."
"Tidak begitu, Nona. Saya juga Menyayangi anda."
"Sayang dari mana, kalo ke mana pun aku pergi, selalu ada mata-matamu di sana. Apa kamu pikir aku nggak tahu!" celetuk Nadin, kesal.
"Itu bentuk kasih sayang saya, Nona. Agar anda tidak gampang dikerjain sama temen-temen nakal anda itu. Anda tidak bodoh kan? Maka saya yakin anda juga tau kalo anda hanya dimanfaatkan oleh mereka," jawab Violeta.
Nadin diam, sebab ia tahu bahwa apa yang dikatakan asisten pribadi oma nya ini adalah benar. Ia pun tak melarang wanita yang sudah ia kenal sejak kecil itu, meninggalkan kamarnya.
***
Satu jam berlalu, akhirnya waktu yang dinanti pun tiba.
Terdengar suara mobil berhenti, tepat depan pintu. Dengan malas Nadia pun beranjak dari tempat duduknya.
Tentu saja, untuk menyambut kedatangan pangeran yang hendak dinikahkan dengannya.
"Nona, tamunya sudah datang, mari!" ajak Violeta, tanpa mengetuk pintu kamar gadis cantik itu.
Nadin mengangguk, sembari tersenyum malas.
Di ruang tamu, terdengar canda tawa dia orang wanita yang terlihat begitu bahagia. Namun tidak dengan seorang pria yang duduk diam, seperti seseorang yang sedang tertekan.
Sesekali, pria tersebut tersenyum. Lalu, di detik berikutnya ia kembali diam.
"Lah, itu calon pengantin kita. Mari sini!" ucap Zarin seraya beranjak dari duduknya. Dengan cepat Violeta pun menolong sang majikan, agar tidak terjatuh.
Bersamaan dengan langkah kaki Violeta, Nadin menatap sang pria yang masih menunduk tanpa mau peduli dengan kedatangannya. Namun, mata Nadin tidak bisa dibohongi. Ia sangat tahu, bahwa pria yang saat ini sedang duduk di sofa ruang tamunya adalah dia.
Pria menjengkelkan itu!
Bersambung....
Jangan lupa kepoin karya bestie aku ya gaes🥰
Judul : MAKMUM PILIHAN MICHAEL EMERSON
Penulis :SkySal
Cuplikan
"Sayang, kok kamu cantik banget sih kalau pakai daster begini?" Micheal berkata sembari bergelenyut manja di punggung Zenwa yang saat ini sedang membuat roti panggang.
Zenwa memang hanya memakai daster saat ini, rambutnya di cepol asal dan ia tidak memakai apapun di balik daster itu di karenakan tadi ia terburu-buru, perutnya sudah keroncongan dan cacingnya itu sudah demo minta makan.
"Cantiknya buat kamu," ucap Zenwa yang sedikit kesulitan bergerak karena Micheal yang terus menempel seperti anak ayam yang baru menetes. "Sayang, kamu tunggu di meja makan ya, aku mau buat susu dulu," tukas Zenwa kemudian.
"Tapi masih kangen, masih mau hirup aroma kamu," rengek Micheal manja dan ia pun mencium tengkuk Zenwa, seluruh tubuh Zenwa meremang, dan ia menggeliat geli.
"Kangen bagaimana? Kita selalu bersama," kata Zenwa dan ia mengambil dua gelas untuk membuat susu.
"Ya kangen, tadi pas aku bangun tidur, kamu tidak ada, kita sudah berpisah tadi karena kamu sibuk di dapur." Zenwa terkekeh mendengar aduan suaminya itu.
"Kamu nyenyak sekali tidurnya, aku tidak tega yang mau bangunin, Sayang."
"Tapi kan bisa pamit dulu, cium dulu gitu, sebelum pergi ke dapur."
"Sudah, tadi aku sudah cium kamu."
"Bohong! Nggak kerasa."
"Ya kan kamu tidur, gimana mau terasa?"
"Seharusnya terasa kalau kamu ciumnya di bibir, tadi kamu ciumnya dimana?"
"Di tangan."
"Yah, di tangan itu kalau aku mau berangkat kerja.
"Okey okey. Sekarang, ayo kita makan, setelah ini aku cium di bibir."
"Janji?"
"Iya."
"Mau bikin bayi lagi?"
"Pabriknya masih capek, Sayang."
Tbc....
lanjut karya emak yg ini....
moga aja Nadin bisa berubah dan mau ngikutin kemauannya Oma zarin, demi kebaikan semuanyaa... Oma bertahan yaaa... Krn babang Rasyid siap bantuin
dasar siluman rubah, kok gak punya malu y...
dia yg ninggalin dia pulak yg ngerusuhin pengen ngerebut
blg Bos 😀😀😀
mari ny begitu tragis di tangan orang yg di perjuangkan ny.
sehingga tega menyakiti hati dan perasaan orang lain yg tlh lama bersama ny
klu ada rasa bioang Neng..
kan gak uringan2 an kek giru 😀😀😀