NovelToon NovelToon
Misteri Di Desa Tertinggal (1st & 2nd G)

Misteri Di Desa Tertinggal (1st & 2nd G)

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Petualangan / Tamat / Sudah Terbit / Eksplorasi-misteri dan gaib / Mata Batin / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu
Popularitas:28.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: kiya cahya

Key, gadis kota yang terpaksa pindah ke kampung halaman yang sudah lama ditinggalkan ayahnya. Hal itu disebabkan karena kebangkrutan, yang sedang menimpa bisnis keluarga.

Misteri demi misteri mulai bermunculan di sana. Termasuk kemampuannya yang mulai terasah ketika bertemu makhluk tak kasat mata. Bahkan rasa penasaran selalu membuatnya ingin membantu mereka. Terutama misteri tentang wanita berkebaya putih, yang ternyata berhubungan dengan masa lalu ayahnya.

Akankah dia bisa bertahan di desa tertinggal, yang jauh dari kehidupan dia sebelumnya? Dan apakah dia sanggup memecahkan misterinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kiya cahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Misteri Mbak Yuni 2

Kami masih duduk di kursi panjang yang terletak di depan ruang guru. Aku sengaja tidak menelpon mama untuk minta dijemput, karena rasa penasaranku untuk bisa mencari tahu penyebab kematian mbak Yuni.

"Trus sekarang kita mo apa, Key? Tidak ada kunci maupun bu Marni, jadi tidak ada keterangan apapun yang kita dapat."

"Kita tunggu sebentar lagi, klo nggak kita baru bisa mencarinya seminggu lagi saat sekolah sudah dimulai."

"Ya sudah, klo tidak dapet apa-apa kita ke pos satpam saja. Barangkali ada informasi lain dari Pak Peno yang terlewat tadi," ucap Nisa memutuskan.

"Ayo lah, eh apa kamu gak lapar? Kita makan bareng-bareng bekalku dulu di sini. Gak enak klo ngasih ke Pak Peno cuma segini," jawabku mencoba ajak Nisa makan bersama.

"Kamu makan sendiri aja, aku dah kenyang," jawabnya.

"Lhah, gak enak klo gitu. Niy, mamaku tadi bikinin bekal roti maryam yang dikasih topping serutan coklat dan keju. Klo kamu gak mau nyoba, brarti kamu gak menghargai masakan mamaku. Mungkin gak enak ya menurutmu," kataku mencoba meyakinkannya.

"Bukan begitu, Key. Aku cuma gak enak klo dianggap memanfaatkan kamu. Aku sudah cukup merasakan hinaan mereka karena ketidakmampuanku dalam hal materi."

"Aku tidak pernah menganggapmu seperti itu. Aku cukup senang bisa bersahabat denganmu. Tapi klo kamu bersikap seperti itu, brarti kamu yang tidak senang bersahabat denganku dan tidak bisa menerimaku apa adanya aku."

"Bukan begitu, ayo kita makan bersama. Aku juga belum pernah ngrasain si maryem ato meriam ato apalah tadi kamu bilang," jawabnya begitu polos dan aku lebih menyukai sifatnya yang seperti itu.

****

Kami sudah berada di pos satpam, tapi sepertinya Pak Peno masih ke kamar mandi. Atau mungkin masih mengecek keadaan di sekitar sekolah.

Setelah beberapa saat, tibalah beliau di depan kami yang sedang asik ngobrol tentang kesukaan kami masing-masing.

"Lhoh, kalian masih di sini? Semua murid sudah pulang, dan sebaiknya kalian juga pulang," ucapnya.

"Iya, pak. Ini Key masih nunggu jemputan," jawab Nisa beralasan.

"Eh,iya pak. Ini orang tuaku masih di pasar. Jadi belum bisa menjemput sekarang. Boleh kami tunggu di sini?"

"Oo, ya sudah. Tunggu saja di sini. Toh, nanti kalau dijemput juga kelihatan dari sini. Tadi gak jadi pinjam kunci ke bu Marni?"

"Gak ada orang di kantor, Pak. Jadi kami di sini aja nunggunya," jawabku.

"Ini barusan Pak Kepala Sekolah telepon, katanya semua guru sedang di kantor polisi menjadi saksi. Dan saya pun juga nanti segera diminta pergi ke sana, setelah mereka kembali ke sini untuk mengadakan rapat perihal kejadian tadi," jelas pak Peno yang hanya membuat kami menganggukkan kepala.

Ah, sepertinya kami tidak mendapat informasi lagi hari ini. Dan memang harus pasrah menunggu keputusan dari polisi. Kasian Mbak Yuni, dia harus kehilangan nyawa di usia mudanya.

"Neng, sepertinya bapak harus berangkat ke kantor polisi sekarang mumpung belum terlalu siang. Itu, pak Yunus juga sudah datang," ucapnya berpamitan.

"Oiya, nanti tolong klo sudah dijemput, pagarnya ditutup lagi ya karena tidak ada orang di depan. Para guru juga pasti langsung berkumpul di ruang rapat sekolah setelah sampai ke sini," lanjutnya setelah beberapa langkah ke depan.

"Siap, pak!" jawab kami bersamaan sambil mangangkat tangan ke pelipis dengan sikap seperti gerakan hormat di upacara bendera.

1
Ronati Pertiwi
semilir angin
Ronati Pertiwi
wah makin seru
Ronati Pertiwi
lanjut thor seru
Ronati Pertiwi
m
Ronati Pertiwi
lanjut thor
Ronati Pertiwi
seram
Ronati Pertiwi
lanjut .
Ronati Pertiwi
lanjut sedih ya
Ronati Pertiwi
lanjut seru
Ronati Pertiwi
lanjut
gedang Sewu
lanjuuutttt
Ulfayanty Syamsu Rajalia
si ais terlalu banyak bertanya
Ulfayanty Syamsu Rajalia
sdh ceroboh nekat lgi
Ulfayanty Syamsu Rajalia
si ais in gk bisa baca ayat ya
Ulfayanty Syamsu Rajalia
si ais jg terlalu gimana gtu ya
gedang Sewu
oo bgtu to ceritanya bahu lawean aku baru tau,terima kasih ya thor sdh di jelaskan lewat cerita ini...👍👍💖💖💖💖💖
Ronati Pertiwi
seru lanjut
Ronati Pertiwi
lanjut seru
Ronati Pertiwi
lanjut
gedang Sewu
ceritanya bagus aku suka seruu...👍👍💖💖💖💖💖
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!