Kayla datang untuk menghadiri pesta pernikahan sepupunya. Namun, pernikahan itu menjadi pernikahan mendadak baginya karena sepupunya kabur dari rumah.
Untuk menutupi rasa malu pada tamu undangan, Ibu Kayla meminta Kayla menggantikan posisi sang sepupu. Dia tak ingin nama baik keluarga besar menjadi cemoohan tamu undangan.
Kayla tidak bisa menerima pernikahan ini, tapi demi mengabulkan permintaan sang ayah yang di paksa ibunya untuk membujuk Kayla, akhirnya dia terpaksa menerima takdirnya.
Dengan terpaksa dan hati yang luka Kayla melaksanakan permintaan sang ayah, pria terhebat dihidupnya.
Perjodohan ini mengantarkan mereka pada cinta pertama yang dulu sempat dikuburnya.
lanjut baca yukk...novel ini akan update setiap hari 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Ghina Fithri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Raffa menyambut tubuh istrinya yang tiba-tiba roboh di sampingnya. Bram panik saat melihat putrinya jatuh tak sadarkan diri, seketika suasana pesta menjadi tegang.
Dengan tanggap Raffa langsung menggendong tubuh istrinya lalu membawa Kayla masuk ke dalam suitroom. Raffa membaringkan tubuh istrinya di temat tidur yang tersedia di ruangan itu. Bram pun berlari mendekati putrinya. Dia sangat mengkhawatirkan keadaan putrinya
“Nona Kayla kenapa?” tanya petugas MUA yang kaget saat melihat Raffa berlari menuju suitroom.
“Nggak tahu, yuk kita lihat!” ujar temannya lagi.
“Ada apa?” tanya salah satu petugas MUA saat mereka telah berada di suitroom.
“Maaf,” lirih petugas yang lainnya.
Dia pun mulai membuka sunting dan hiasan yang terpasang di tubuh Kayla satu per satu. Setelah itu dia mengambil freshcare yang ada di dalam tasnya. Dia mengolesi freshcare di bawah batang hidung Kayla.
Perlahan Kayla mulai membuka matanya.
“Kayla,” lirih Bram cemas.
“Kamu nggak apa-apa, Sayang?” tanya Bram penuh perhatian pada Kayla.
“Kay pusing, Yah,” lirih Kayla mengadukan apa yang dirasakannya saat ini.
Kayla memijat dahinya pelan, melihat itu Raffa pun mulai memijat kepala gadis yang kini merupakan istrinya.
Bram menyaksikan perhatian yang diberikan Raffa pada putrinya, dia merasa lega. Dia mulai tenang melepaskan putrinya pada pria yang baru saja dikenalnya. Dia belum mengetahui sifat sang menantu. Namun, dengan perhatian yang diberikan Raffa pada istrinya membuat Bram yakin, putrinya akan bahagia bersama pemuda itu.
“Saya rasa, nona Kayla pusing karena dia mengenakan sunting ini,” ujar salah satu petugas MUA.
“Saya sengaja memberikan sunting asli yang terbuat dari tembaga, dan saya sudah berpesan padanya. Jika tidak sanggup langsung kasih tahu kami karena sunting ini memang berat beda dengan sunting yang terbuat dari perunggu,” jelasnya lagi.
“Ya sudah, setelah ini kita pakai sunting perunggu saja yang lebih ringan,” usul teman petugas MUA.
Mereka mengangguk paham.
“Kamu makan dulu, ya!” pinta Raffa pada Kayla.
Kayla hanya mengangguk pelan mengiyakan permintaan sang suami.
“Ayah akan suruh Rayna mengambil makanan untukmu,” ujar Bram penuh perhatian.
“Terima asih, Yah,” lirih Kayla.
Bram keluar dari suitroom lalu mencari Rayna, dia melihat Rayna yang sedang sibuk membantu menjamu tamu di bagian hidangan.
“Rayna!” panggil Bram.
Rayna menoleh ke belakang, dia menghentikan pekerjaannya lalu menghampiri ayahnya.
“Sayang, tolong ambilkan makanan untuk kakakmu dan suaminya, mereka sedang beristirahat di suitroom,”perintah Bram pada putrinya.
“Baik, Ayah,” jawab Kayla.
Dia langsung melakukan apa yang disuruh ayahnya, lalu membawa makan itu menuju suitroom tempat sang kakak berada.
“Kak,” ujar Rayna sebelum memasuki ruang suitroom.
“Masuk, Dek!” sahut Kayla saat mendengar suara Rayna dari luar.
Rayna masuk lalu memberikan makanan itu pada Kayla.
“Kamu cuma bawa satu aja, Dek?” tanya Kayla pada sang adik saat mengambil makanannya.
“Iya, Kak. Sepiring berdua,” ujar Rayna sambil tersenyum jahil pada sang kakak.
Kayla melirik ke arah Raffa.
“Ya sudah, terima kasih ya!” sahut Raffa.
Raffa dapat memahami kedekatan Kayla dan Rayna.
“Ray balik ke luar ya, Kak, Mas!” ujar Rayna sebelum keluar dari suitroom.
Mereka hanya tersenyum, beberapa orang yang ada di ruangan itu pun satu per satu izin keluar sejenak. Mereka tidak ingin merusak suasana di antara sepasang suami istri tersebut.
Kini tinggallah Kayla dan Raffa di ruangan itu, mereka terdiam dengan pikiran masing-masing.
“Ka-kamu makanlah terlebih dahulu,” ujar Kayla menyodorkan piring yang tadi diberikan Rayna padanya.
Raffa mengernyitkan dahinya. Lalu dia mengambil piring yang disodorkan Kayla padanya. Dia pun mulai menyantap makanan itu sambil melirik ke arah Kayla yang memandanginya.
“Nih!” Tiba-tiba Raffa menyodorkan sesendok nasi ke hadapan Kayla.
Kayla kaget mendapat perlakuan baik dari suaminya. Dia menggelengkan kepalanya sambil menyimpan rasa malu.
“jangan ge-er dulu! Anggap saja ini perlakuan baikku,” ujar Raffa.
“Aku bisa makan sendiri,” gerutu Kayla.
Dia merebut piring yang ada di tangan sang suami. Dia mengambil sendok yang lain tadi sudah disiapkan Rayna untuknya. Dia menyuapi makanan ke mulutnya tanpa menghiraukan pria yang kini memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
“Aku sudah selesai makan, aku mau shalat dulu,” ujar Kayla lalu dia turun dari atas tempat tidur.
Kayla melangkah menuju kamar mandi yang tersedia di ruangan tersebut tanpa memperdulikan Raffa yang diam-diam memperhatikan tingkahnya.
Kayla keluar dari kamar mandi alu mengambil mukena yang tadi sudah disiapkannya, dia pun menunaikan kewajibannya. Melihat Kayla sudah melakukan kewajibannya Raffa pun melangkah menuju kamar mandi untuk melaksanakan kewajibannya juga.
Tak berapa lama mereka selesai melaksanakan ibadah shalat dzuhur, terdengar ketukan pintu dari luar.
“Masuk!” seru Raffa.
Petugas MUA pun masuk ke dalam suitroom, mereka memandangi Kayla dan RAffa secara bergantian. Ada sesuatu yang mengganjal di hati mereka. Mereka melihat Kayla mengenakan pakaian yang tertutup di depan sang suami.
“Lakukan pekerjaan kalian, aku akan keluar sejenak!” ujar Raffa.
Dia menyadari Kayla akan merasa tidak nyaman jika dirinya ada di dalam ruangan tersebut.
Kali ini petugas MUA memakaikan Kayla pakaian anak daro dengan warna hitam, yang biasa digunakan oleh masyarakat minang yang berasal dari daerah Solok. Kebetulan Arumi, ibu Raffa berasal dari Solok. Dia sengaja meminta MUA memasangkan pakaian adat tersebut pada menantunya.
Kali ini petugas MUA memberikan suntiang yang terbuat dari perunggu agar kejadian tadi tak terulang lagi. Dengan pakaian adat baju kurung berwarna hitam membuat Kayla yang berkulit putih semakin mempesona. Aura kecantikannya semakin terpancar dengan kostum yang saat ini dikenakannya.
“Su-“ Raffa terpana melihat kecantikan sang istri.
“Sudah, Tuan,” seru petugas MUA membuyarkan lamunan Raffa.
“Mhm, eh.” Raffa tiba-tiba gugup.
“Sekarang giliran Tuan memakai pakaian, Tuan.” Sang petugas MUA menyodorkan pakaian yang harus dikenakan oleh Raffa.
Pada pukul 2.30 Kayla dan Raffa kembali keluar dari suitroom untuk menemui para tamu undangan yang hadir untuk mengucapkan selamat pada mereka.
Raffa dan Kayla menyambut kedatangan semua tamu hingga pukul empat sore. Di saat petang mulai datang, tamu pun mulai tak terlihat. Tibalah saat prosesi photo wedding untuk kenang-kenangan.
Pukul 4.30 sore, Kayla dan Raffa bergegas melangkah menuju suitroom untuk melakukan kewajibannya. Mereka yang telah biasa melakukan ibadah pada yang Maha kuasa, mereka merasa berhutang jika belum mengamalkan kewajiban mereka.
Acara resepsi pernikahan usai, kini tinggallah beberapa keluarga yang duduk bercengkrama di tengah-tengah gedung menunggu Raffa dan Kayla keluar dari suitroom.
Mereka berbincang-bincang saling mengenal, Bram dan Surya terlihat semakin akrab. Hal itu membuat Bram semakin yakin melepaskan putrinya pada keluarga Surya.
“Lihatlah, orang yang kita tunggu-tunggu akhirnya muncul juga,” goda Surya pada putranya saat melihat Raffa dan Kayla mulai bergabung dengan keluarga.
“Kalian memang benar-benar pasangan yang sangat serasi,” puji Arumi mengagumi menantunya.
Raffa dan Kayla hanya tersenyum kaku menanggapi godaan dan pujia dari Arumi dan Surya.
“Ya sudah kalau begitu kita langsung pulang,” ajak Surya pada putra dan menantunya.
“Pulang ke mana?” tanya Kayla mulai cemas.
Bersambung . . .
.
.
.
.
Hai readers, terima kasih sudah membaca karya Author🙏🙏🙏
Tetaplah dukung Author dengan meninggalkan jejak berupa . . .
- Like
- Komentar
- Hadiah
dan
-Vote
Terima kasih atas dukungannya 🙏🙏🙏