Terpaksa Menikahi CEO Kejam

"Hai...mau kemana kau laki-laki gila??"

"Aku akan cari tamu yang tak di undang itu!!"

Kenzo langsung keluar dari kamar dengan aura membunuhnya.

"Haha...gara-gara tamu tak di undang. Dia benar-benar gila. Ternyata selain gila dia bodoh juga. Setelah itu pasti bajingan itu kembali marah-marah!! Bukannya bagus ya kalau aku datang bulan, Kenzo tidak akan menyentuhku!!Yeee...akhirnya aku bisa bebas."

Aku begitu bahagia, kugulung sprei itu dan ku ganti baju yang terkena noda darahku, Agnes memang wanita yang baik, dia sangat memperhatikan keperluanku sampai pembalut pun ia sediakan.

"Hhhmm senangnya!!

Aku mau mencuci ini semua, tapi kalau aku keluar kamar?? Apa si orang hutan itu akan memarahiku?"

Aku keluar kamar, mencoba mengendap, berjalan seperti kucing yang mencuri ikan. Akan tetapi Kenzo tiba-tiba memanggil namaku dengan nada tinggi.

"Bulan!!"

Sprei dan baju kotor yang kubawa jatuh kelantai karena ku terkejut.

"Balik badan dan jawablah!!"

Aku memutar badanku, ku bulatkan mataku yang besar ini hingga hingga melotot, karena melihat Kenzo memperlakukan seorang pria seperti tawanan.

Tangannya ia tekuk kebelakang, dan kepalanya ia todong dengan pistolnya.

"Katakan, apa dia pelakunya!?"

Aku hanya menggeleng tak mengerti, apa maksud perkataan laki-laki tempramental itu.

"Kalau kau tidak mau menjawab, akan ku pecahkan kepalanya sekarang!"

Aku berteriak histeris, aku tidak mau laki-laki tak bersalah itu mati dengan kepala tertembus timah panas milik Kenzo. Apalagi dia melakukannya di depan mataku.

"Ja..jangan!!!"

Kenzo mengerenyitkan dahinya, wajahnya semakin merah.

"Kau, beraninya kau melindungi dia hhah!? Kau wanitaku, pelacurku, milikku! Tidak ada yang boleh menyentuhmu selain aku??!"

Bentak Kenzo seperti jangkrik yang terjepit.

"Pelacur? Apa maksud Kenzo menyebut istrinya pelacur? Hahh Anak ini belum berubah, Kakek salah menilainya."

Gumam Nic yang ternyata BodyGuard sang kakek yang di tugaskan Agnes untuk melindungi Bulan.

"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan Tuan gila!!

Ohhh aku paham! Kau menuduh laki-laki ini yang masuk ke kamarmu dan meniduriku?? Begitukahh??"

"Itu memang benarkan?! Dia BodyGuard kakek yang ditugaskan untuk mengamankan rumah ini. Kenzo berbohong, padahal untuk melindungi Bulan.

Anak buahku sudah bekerja padaku bertahun-tahun aku mencurigai Nic pelakunya !!"

Kenzo semakin tak terkendali amarahnya, tapi pria itu, yang ternyata bernama Nic tidak gentar sedikitpun. Wajahnya datar-datar saja, tidak menunjukkan ekspresi ketakutan sama sekali.

Aku mentertawakan sikap Kenzo, dia terlihat bodoh.

"Dasar laki-laki bodoh, kau hanya tau wanita bisa memberimu kenikmatan! Tapi kau tidak tau kalau wanita itu mengalami yang namanya datang bulan! Menstruasi!"

Jelasku sambil tolak pinggang.

Kenzo terlihat semakin bodoh.

"A..apa??"

Jawabnya kikuk.

Kenzo lalu melepaskan Nic dan menurunkan pistolnya dengan wajah bingung dan sedikit malu.

"Kamu! Bulan menunjuk Nic.

Kau laporkan saja dia pada polisi dengan kasus pencemaran nama baik dan mengancam mau membunuhmu!"

Aku sedikit mempengaruhi Nic karena aku muak sifat Kenzo yang seolah-olah paling di takuti dan hebat jadi bebas melakukan apa saja.

"Tidak Nona, ini hanya salah paham, Tuan Kenzo pria yang baik, kami teman sejak kecil, jadi..dia tidak mungkin mencelakaiku."

"Kenzo, aku bukan pria yang seberani itu! Menggauli istri temannya sendiri di rumahnya? Haha.. Itu bajingan kelas tinggi, aku tidak mampu melakukan hal itu..

Izinkan aku kembali pada tugasku, Permisi!!"

Tanpa mengangguk atau bilang ya, Kenzo hanya diam tak bergeming.

Setelah Nic berlalu, dia baru berani menatapku.

"Apa yang kau lihat?! Jika kau berani mentertawakan ku lagi di depan Nic,

Kenzo kembali mengacungkan pistolnya ke arahku,

Maka timah panas ini akan menembus lehermu yang jenjang itu!"

Aku hanya menarik napas dalam.

Kenzo selalu mengancamku dengan berbagai tekanan.

"Acy... Acy..!!"

Kenzo memanggil seseorang, aku tengok kiri kanan dan datanglah seorang wanita paruh baya, sepertinya dia assisten rumah tangga fikirku.

"Ya Tuan Kenzo."

Jawabnya sambil menunduk.

"Bawa sprei kesayanganku itu, cuci yang bersih dan wangi, Bulan sengaja mengotori itu dengan darahnya, keterlaluan, bagaimana kau bisa melakukan hal menjijikan seperti itu!

Cepat bawa!!"

Dia seperti orang kesetanan cuma gara-gara sperti kesayangan nya kena darah.

"Iya Tuan Kenzo!!"

ART itu lalu memunguti sprei dan baju yang ku jatuhkan tadi. Aku berniat yang mencuci itu semua, tapi Kenzo melarangku.

"Bu, biar aku saja yang mencucinya, itu salahku."

"Bulan!! Biarkan dia yang mengerjakannya, tugasmu hanya melayaniku di rumah ini! Karena kau tidak bisa sebaik pelacur yang pernah ku temui, kini aku menghukum mu tidak hanya melayani hasratku, tapi kau juga menjadi pelayanku!

Apa kau mau membantah?"

Apa aku boleh menolak?

Aku pasrah saja dengan amarah Kenzo yang sampai membuat jantung terasa mau copot, Aku hanya menggelengkan kepala.

"Bagus! Sekarang kembali ke kamarku!"

Kenzo menarikku seperti anak kecil yang membuat kesal Ibunya.

Acy, ART di rumah Kenzo ternyata Baby sitternya ketika di Australia sana.

"Kasihan kamu Tuan Kenzo. Begitu berat penghianatan danln dendam yang di berikan oleh Nyonya Atika, hingga membuat pribadi yang begitu buruk dari anak yang dulunya begitu lemah lembut dan penyayang, semoga Nona Bulan bisa merubahmu!!"

"Bulan! Apa itu menstruasi?!"

'Glekk'

"Dasar pria bodoh! Pasti nilai biologi kamu sangat jelek!!! Aku tidak akan menjawabnya! Aku lebih baik ngajak ngomong cicak dibanding di ajak ngomong sama kamu!!! Huhh"

Kenzo melirik sinis ke arah Bulan.

"Mungkin satu tembakan pistolku mampu menghancurkan telingamu yang tuli itu!"

Apa? mulutmu harus ku robek lalu ku jahit dan ku robek lagi! Terus begitu dan begitu sampai kau insyaf!!

Bulan hanya berani mengumpatnya dalam hati. Kenzo seperti orang Indigo yang mampu membaca pikiran seseorang.

"Kau selalu diam! Mulutmu selalu rapat! Tapi ku tau persis dalam hatimu kau pasti sedang mengumpatku! Ayo mengaku saja!!"

Glek..

"Kau! Kau selain bermulut pedang, berlaku kasar tapi ternyata kau juga tukang fitnah!"

Aku benar-benar marah padanya. Aku pun siap jika dia berbuat kasar padaku, tapi ternyata, dia malah membisu.

Aneh!

Kenzo menarikku sangat kuat sampai aku pun tersandung dan hampir terjatuh.

"Aaahhh"

Namun dengan cepat Nic yang entah dari mana lekas menahanku dengan memegangi tubuhku, syukurlah Nic menolongku tepat pada waktunya.

"Ma..makasih Nic.""

Ucapku merasa lega.

Nic tersenyum.

"Kau terlalu cepat menuntun Bulan, langkahmu jelas lebih cepat karena kakimu lebih panjang,

Kau jangan terlalu kasar pada istrimu."

Nic menasehati Kenzo.

Namun Kenzo tidak terima lalu mendorong keras Nic.

"Kau jangan ikut campur urusanku! Minggir kau!!

Nic mundur beberapa langkah, dia tersenyum ramah kepadaku, ternyata wajah orang Australia manis juga, gumamku dalam hati.

Aku membalas senyuman Nic, tapi entah apa yang ada di benak Kenzo, dia lalu mengeluarkan pistolnya dan mengarahkannya pada Nic.

"Apa misimu ? Jangan bilang kau mau memata-matai aku, Nic!"

Nac.. Nic.. Nac Nic... sebenarnya namanya Nic siapa sih?

"Jujur aku ditugaskan oleh kakek yang baik untuk melindungi istrimu yang cantik itu, lihatlah bagaimana kau memperlakukan Bulan!!Menariknya kasar bagaikan anjing peliharaanmu."

Nic pun mengeluarkan pistol miliknya dari balik Tuxedo hitamnya.

"Aku pun takan segan menembak lenganmu yang kasar itu, jika kau masih kasar pada Bulan, Agnes akan mengadukanmu pada kakek,

dan jika kau masih membandel, kau pun tau Aku tidak senang bermain-main bukan??!"

Kedua pria itu saling menodongkan pistol miliknya masing-masing, aku merasa ngeri, seperti berada ditengah-tengag medan pertempuran.

"Sudah sudah ! Turunkan senjata kalian! Aku takut!"

Aku menutup mata dengan kedua tanganku. Kenzo menarikku kepelukannya.

"Satu hal lagi, jangan coba-coba kau menggoda Bulan! Ini peringatan keras untukmu!"

"Hhhh, bukankah kau tidak menganggapnya Istri? Kau bahkan tak segan menyebutnya seorang pelacur,

Bukankah pelacur itu hak untuk semua pria? Siapapun bisa memilikinya Kenzo, tapi jika kau menganggapnya seorang Istri, pria lain akan berfikir berkali-kali untuk mendekati istrimu, Tuan Kenzo!!"

Kata-kata Nic itu membuatku terharu, itu baru pria sejati, dia mengetahui apa bedanya antara Istri dengan pelacur, bagaimana memperlakukan wanita, tutur katanya lembut, beda dengan Kenzo yang sikapnya bagai setan kesambet.

Kenzo tidak mau terima, omongan orang lain walaupun benar tidak akan dia anggap, yang benar itu adalah yang menurutnya benar, yang benar itu segala hal yang terlontar dari mulutnya.

"Kau berani mencampuri hidupku Nic?? Apa kau sudah bosan hidup!???"