Insha dan Hanafi akhirnya melangsungkan pernikahan. Pernikahan mereka sangat bahagia, tentu saja karena Insha sangat mencintai suaminya begitu pula dengan Hanafi. Hari-hari mereka isi dengan canda tawa, cinta dan kasih sayang yang tulus dari kedua nya. Sampai pada suatu hari Insha sangat menyesal telah mencintai seorang laki-laki yang salah dan telah ingkar janji terhadapnya. Ya,..Hanafi menikah lagi dengan seorang perempuan yang tidak lain adalah kakaknya sendiri Salma. Hidupnya bagai neraka dengan derita dan luka yang tiada habisnya. Akankah Insha sanggup menjalani kehidupan berdampingan dengan Salma yang berstatus sebagai istri muda sekaligus kakaknya. yuk..ikuti kelanjutan kisah hidup Insha,jangan lupa vote dan tinggalkan komennya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cawica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pernikahan part 1
‘’Hanafi Abqari Agam bin Handoko Abqari Agam saya nikahkan engkau dengan seorang wanita bernama
Insha Humairah binti Abdullah dengan mas kawin uang 5 juta rupiah, perhiasan emas seberat 25 gram dan seperangkat alat sholat di bayar tunai.’’
‘’saya terima nikahnya Insha Humairah binti Abdullah dengan
mas kawin uang 5 juta rupiah,perhiasan emas seberat 25 gram dan seperangkat
alat sholat di bayar tunai’’dengan lantang dan tegas
Kedua saksi dari pihak keluarga Insha menganggukan kepala
sambil serentak bilang ‘’sahh’’. Riuh seluruh keluarga yang menghadiri
pernikahan Hanafi dan Insha juga mengatakan sahh sambil tersenyum lega.
Acara akad nikah berlangsung hikmat, semua berjalan lancar.
Pak penghulu melantunkan doa-doa untuk kedua mempelai keadaan nampak tenang dan
semua mengaminkan do'anya.
Hanafi memandangi istrinya yang ada di sampingnya, sedari
tadi Hanafi sama sekali tak melihat Insha, ia takut melihat istrinya dengan
kecantikannya hanya akan menghilangkan fokus nya pada akadnya hari ini.
Insha menoleh pada Hanafi, ia terlihat sangat cantik dengan
balutan kebaya warna putih yang panjang sampai kakinya, di bagian kakinya ia
memakai kain batik yang anggun pula. Wajahnya nampak berseri bahagia, polesan
makeupnya tidak berlebihan, ia memakai hijab putih dengan di selipkan rangkaian
bunga melati pada sisi kiri wajahnya yang membuatnya tampak semakin menawan. Di
tangannya yang lembut ia memakai henna warna kecoklatan dengan berbagai gambar
bunga yang indah memenuhi kedua tangannya, tak lupa terselipkan nama di tangan
kanannya ‘’Hanafi’’ dengan tulisan huruf arab yang indah.
Hanafi pun tak mau kalah, ia memakai jas hitamnya dengan
gagah, wajahnya yang sangat tampan bersemu merah saat melihat kecantikan
istrinya Insha. Di lehernya ia juga memakai rangkaian bunga melati yang membuat
wanginya semerbak memenuhi seluruh ruangan.
‘’Mas Han..’’ celetuk Insha lembut, yang membuat Hanafi
tersadar dalam kekagumannya akan kecantikan istrinya itu. Hanafi terlonjak dan
meraih tangan kanan Insha memakaikan cincin permata indah berwarna merah yang
di sambut sorak orang di sekitarnya juga kilatan cahaya kamera menyorot pada
keduanya seakan tak ingin kehilangan momen paling bahagia ini.
Kini Insha yang nampak gugup meraih tangan kanan hanafi, ia
tertunduk malu dan memakaikan cincin dengan aksen batu permata putih kecil di
tengah nya. Terselip senyum kecil di bibir merahnya, saat itu juga Insha
terlonjak kecil menyadari ada tangan yang lembut dan cukup dingin memegang
belakang lehernya menahannya untuk tidak bergerak. Ya.. itu tangan suaminya
yang perlahan juga memberikan kecupan lembut di keningnya. Wajah insha bersemu
merah malu sekaligus gugup yang ia rasakan.
Tangan siapa ini,mas Han..apa ada ini kenapa jantungku serasa mau meledak begini,tangan ku tiba-tiba
juga dingin, apa begini rasanya semua pengantin baru, huuffh... tenang Insha ..tenang
Insha tertunduk menggenggam jemarinya sendiri dan berusaha
menenangkan hatinya yang sudah tidak karuan rasanya. Tentu saja karna Insha tak
pernah kenal dekat seorang laki-laki sebelumnya, jangankan dekat untuk menjalin
hubungan, menatap laki-laki saja ia tak pernah. Ia takut menimbulkan dosa
nantinya, apalagi laki-laki yang bukan muhrimnya. Insha tinggal di lingkungan
pondok pesantren jadi waktunya setiap hari ia gunakan untuk merawat kebun
ayahnya juga membantu di pondok pesantren untuk sekedar mengajar membaca
Al-qur’an pada sore harinya, karna ia salah satu lulusan pondok terbaik jadi
sering kali di minta untuk membantu mengajar disana.
Perkenalannya dengan Hanafi pun tergolong singkat hanya 1
bulan mereka saling kenal dan dekat lalu 2 minggu kemudian sudah di langsungkan
pernikahan.
‘’Insha..’’
Dari belakang ada tangan menepuk pundaknya, Insha menoleh
menjabat tangan nya dan juga memeluknya.
‘’Selamat ya Insha, semoga menjadi keluarga sakinah mawadah
warahmah, kau sangat beruntung Hanafi sangat tampan dan sangat menyayangimu,
bahagiakan dia Insha..’’kata Salma membisik di samping telinga Insha sambil
memeluknya.
‘’Terimaksih kak, maafkan aku’’ mata Insha berkaca-kaca.
Salma melepas pelukannya dan memandangi Insha ‘’ hei apa
yang kau lakukan, kau tak boleh menangis di hari bahagiamu ini, kenapa kau
meminta maaf padaku? ‘’
‘’Seharusnya aku menikah setelah kakak menikah bukan seperti
ini, maafkan aku..’’
‘’Insha jangan berkata seperti itu, kakak bahagia.. sungguh
bahagia melihat adik kakak yang manis ini menikah, apalagi dengan laki-laki
idaman seperti Hanafi..’’ terdiam sejenak memandangi Hanafi yang sedang
bersalaman juga kesana kemari dengan saudara dan keluarga Insha yang hadir.
‘’lihat dia, kakak yakin dia sangat menyayangimu dan juga
bisa menjadi imam yang baik untuk mu..sudah jangan khawatirkan kakak, kakak
baik-baik saja, kakak bahagia melihat mu bahagia..’’
‘’Lalu kapan kakak akan menyusulku menikah juga..’’ goda
Insha yang mulai terlihat cerah kembali
‘’nanti..’’ belum sempat Salma menjawab insha sudah
menyahutnya dengan nada gemas.
‘’nanti kapan ? dua tahun yang lalu ayah bertanya pada kakak
juga, itu yang kakak ucapkan..’’ jawab Insha cemberut dan kesal dengan jawaban
kakaknya. ‘’ aahh.. aku tau pasti menunggu kak Pras pulang kan..satu tahun lagi
kan pendidikannya di Kairo selesai kak..kakak bisa menikah setelahnya.’’
‘’ya..ya.. doakan saja semua selesai pada waktunya ya, biar
aku bisa segera sepertimu juga’’ jawab Salma dengan senyum menggoda adiknya.
‘’Sana temui bapak dulu’’
Insha segera beranjak dan berdiri sambil menunduk untuk
bersalaman pada ayahnya mengharapkan restu orangtua satu-satunya yang ia
miliki. Ibunya sudah meninggal saat Insha masih berusia 2 tahun,ayahnya sering
bercerita ibunya meninggal dalam kecelakaan mobil bersamanya.Ayah, Salma dan
juga Insha berhasil selamat dari kecelakaan tersebut, sementara ibunya tak
dapat di selamatkan dan meninggal di tempat.
‘’restui Insha pak,..’’sambil menekuk lututnya menunduk pada
pangkuan ayahnya yang duduk di atas kursi.
Sudah 2 tahun ayahnya sering sakit-sakitan,ia mengidap
infeksi paru-paru yang membuatnya sesak nafas saat penyakitnya kambuh. Ayahnya
tak boleh terkena udara dingin, untuk duduk di lantai pun kadang bisa membuat
penyakitnya itu kambuh. Untuk itu ayahnya sengaja diberi tempat duduk di kursi
untuk menghindari hal tersebut.
‘’iya nduk, tentu bapak merestui mu, asalkan kamu bahagia
bapak juga ikut bahagia..semoga pernikahanmu ini sakinah mawaddah warahmah..’’
‘’maafkan Insha ya pak’’ nada suara Insha mulai merendah.
‘’sudah..sudah.. ini bukan waktunya untuk bersedih
nduk...apa yang kamu khawatirkan, sekarang kamu sudah menpunyai imam yang baik
untukmu..?’’
‘’maafkan Insha tak bisa menemani bapak lagi setiap malam,kalau
bapak tidak bisa tidur..’’
‘’Insha akan tetap tinggal disini pak kalau bapak inginkan..Insha
akan ijin pada mas Han..’’
‘’eeh..apa yang kamu katakan nduk, sekarang kamu adalah seorang
istri sudah sepatutnya kamu nurut pada kata suamimu, dia imam mu nduk, dia
panutanmu sekarang, bapak Cuma bisa merawatmu sampai saat ini,..lagian masih
ada kakakmu nduk yang menemani bapak disini’’membelai kepala insha seakan tak
percaya gadis kecil yang sedari dulu ia sayangi sudah tumbuh dewasa sekarang.
‘’nduk,kamu nurut sama mas Han ya, dia orang yang bijaksana
dan tegas, dia panutan yang baik buatmu, berjanjilah pada bapak jangan pernah
meninggalkan dan kecewakan suamimu nduk karna ridhonya adalah syurga untukmu
mulai sekarang’’
‘’iya pak Insha janji , tapi bapak juga harus janji ya,
bapak harus jaga kesehatan bapak meskipun Insha sudah tidak disini’’sambil
terisak insha memegang tangan ayahnya dan menciumnya lembut.
Di belakang pundaknya sudah ada tangan yang mengelusnya
lembut menenangkan, ya itu adalah tangan Hanafi dia juga berlutut di belakang
Insha untuk bergantian meminta restu ayah mertuanya. Insha sedikit menoleh dan
seakan paham dia segera mundur dan bergantian dengan Hanafi yang juga ingin
menemui ayahnya.
‘’Sini le..’’ tangan mertuanya sedikit melambai pada Hanafi
Hanafi berjalan pelan dengan lututnya mendekati ayah Insha.
Baru saja hanafi akan menunduk di lutut mertuanya, tapi mertuanya sudah meraih
pundak Hanafi dan menariknya mendekat untuk memeluknya hangat. Terdengar suara
mertuanya sedikit bergeming menahan air mata.
‘’Terimakasih le, kamu sudah bisa menerima Insha sebagai
istrimu dengan segala kekurangannya..’’
‘’Apa yang bapak katakan Insha wanita sempurna pak’’ jawab
Hanafi sambil menepuk-nepuk punggung mertuanya lembut.
‘’Semoga keluarga kalian sakinah mawaddah warahmah, maafkan
dia jika mungkin sifatnya sedikit kekanak-kanakkan nanti, semoga dia bisa
membahagiankanmu..’’Ayah insha melepas pelukannya dan menatap lekat wajah
Hanafi sambil memegang kedua pundaknya. ‘’Aku titip Insha ya le.. semoga kamu
bisa menyayangi dan menjaganya seperti bapak menyayangi dan menjaganya sejak
kecil, sekarang dia milikmu, bimbing dia selalu di jalan Allah bapak yakin kamu
imam yang baik dan tepat untuk anakku insha..’’
‘’Insya’allah pak saya akan menjaga amanah bapak dengan
baik, saya akan menjaga dan menyayangi Insha dengan tulus, semoga saya bisa
menjalankan amanah bapak sampai akhir hidup saya pak.’’
‘’Iya le bapak percaya sepenuhnya padamu’’ terselip senyum
yang tulus di wajah mertuanya yang mulai renta, ia memandangi wajah kedua
pengantin baru itu dengan penuh harap.
Kau beruntung nak
mendapatkan laki-laki yang baik seperti Hanafi, semoga pernikahan ini membawa
kebahagiaan untukmu Insha, putri kecil kesayangan bapak.
Insha dan Hanafi berjalan beriringan menjauh dari ayahnya,
mereka menemui saudara dan juga
tamu-tamu yang hadir dengan senyum cerianya.
Bersambung...
😡😡😡
Dari omongan Salma, apakah mungkin Pras cinta sama Insha???
Terus kenapa bisa mencintai Salma juga?!
MEMBINGUNGKAN!!!
😡😡😡
Hanafi dengan dalih demi kebaikan insha, menuruti hawa nafsu menikah dengan salma, berhubungan dengan Salma
sayang banget ya, karma buat Salma langsung dibuat meninggal, harusnya sengsara dulu di dunia.