NovelToon NovelToon
My Ustadz My Husband

My Ustadz My Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest / Sudah Terbit / Perjodohan / Poligami / Patahhati
Popularitas:21.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: SkySal

(DALAM TAHAP REVISI!)

Di pertemuan pertamanya dengan Ustadz pembimbingnya yang bernama Bilal, putra kiai Khalil pemilik pondok pesantren Al Hikmah di Jakarta. Asma Azzahra hanyalah gadis remaja yg manja, ceria dan ke kenak kanakan sekalipun ia adalah putri dari seorang kiai pemilik yayasan Ar Rahman di desa nya. Asma menjadi dekat dengan Ustadz yg membantunya menyelesaikan ujian kelulusannya itu.
Dan beberapa hari setelahnya, Sang Ustadz memperkenalkan istri nya yang bernama Khadijah, wanita dewasa yg anggun. Asma menyambut perkenalan itu dengan senang hati.
Namun di hari berikutnya, sebuah kenyataan yg tak pernah ia bayangkan menghantam nya, saat sang Ayah mengatakan Bilal adalah suaminya dan Khadijah adalah madunya.

Ig @Skysal
Fb SkySal Alfaarr

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SkySal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 2

Ujian berikutnya.

Asma dan teman temannya sudah duduk rapi di kelas menunggu sang guru. Yg mereka dengar, hari ini bukan Ustadzah Ranti yg akan mengawasi ujian mereka, Ustadzah Ranti yg juga adalah wali kelas mereka sedang cuti karena akan segera melahirkan.

Saat terdengar langkah kaki mendekati kelas, semua murid begitu antusias melihat siapa pengganti Ustadzah Ranti. Dan semua terkejut karena pengganti nya adalah seorang pria tampan dengan mata hitam, tubuhnya tinggi, kulit nya agak kecoklatan, begitu mempesona dengan pakaian koko nya yg serba putih. Namun Asma yg sibuk menulis sesuatu di tangannya tak tertarik dengan kedatangan sang guru.

"Assalamualaikum" sapa sang guru dengan suara beratnya.

" Waalaikumsalam, Ustadz" semua murid serempak menjawab begitu juga Asma meskipun ia tetap fokus pada tulisan tangannya tanpa sedikit pun tertarik pada guru baru nya.

"Hari ini ujian kalian adalah Hadits, bukan?"

"Benar, Ustadz" semua murid sekali lagi serempak menjawab, kecuali Asma.

Sang Ustadz memperhatikan Asma sekilas, kemudian ia berjalan mendatangi murid nya satu persatu untuk membagikan lembar ujiannya,

hingga sampai pada Asma.

"Apa tulisan ditangan mu itu adalah contekan?" terkejut dengan suara yg tiba tiba itu, Asma langsung meletakkan pena nya di meja dan mendongak. Dalam beberapa saat ia tertegun melihat gurunya yg sangat tampan dan berkharisma, apa lagi mata hitam nya itu seolah ingin menyesatkan Asma.

"Apa contekan, Zahra?" tanya sang guru sekali lagi dengan suara berat nya.

" Zahra?" Asma mengerutkan keningnya sambil mengucapkan kembali nama belakang nya "Nama saya Asma, Ustadz" jawabnya kemudian.

"Asma Azzahra, bukan?" Asma mengangguk "Tunjukan tanganmu!" Asma sedikit terkejut dengan nada bicara Ustadz baru nya itu, karena selama hidup, tidak pernah ada orang asing yg berbicara dengan nada tinggi dan tegas padanya, semua orang bahkan gurunya selalu berbicara dengan nada yg rendah. Asma pun menunjukan tangannya, dan itu bukan sebuah tulisan, ia menggambar bunga mawar di punggung tangannya.

"Asma tidak menyontek, Ustadz" serunya kesal. Sang Ustadz pun meninggalkan nya dan kembali ke depan tanpa sepatah kata pun.

"Silahkan mulai mengisi lembar soal itu, jangan lupa berdoa "

"Ustadz..." salah satu santri laki laki mengangkat tangannya dan ingin bertanya.

"Ada pertanyaan?"

"Ustadz, biasanya Ustadz baru selalu memperkenalkan diri terlebih dahulu" Ustadz itu mengambil spidol dan menuliskan namanya di papan.

Muhammad Yusuf  Bilal.

"Sekarang mulai ujian kalian" ia berkata tegas. Namun kali ini Asma malah mengangkat tangannya.

"Ada pertanyaan lain, Zahra?" Asma sedikit bingung kenapa Ustadz nya itu memanggilnya Zahra namun ia mencoba mengabaikan hal itu.

"Nama panggilan nya siapa, Ustadz?"

"Bilal"

"Hm baiklah, Ustadz Bilal usia nya berapa?" Bilal terdiam sesaat dan memandangi satu persatu muridnya. Semua nya tampak antusias ingin tahu tentang ny, ia pun duduk di sebuah kursi yg sudah di sediakan.

"30 tahun."

"Oh ya?" Asma bertanya seolah kecewa dengan jawaban sang Ustadz apa lagi dengan dahi yg mengkerut dan alis nya turun, tampak sangat kecewa.

"Kenapa? Apa ada yg salah?"

"Tidak, Ustadz. Tapi seandainya usia Ustadz Bilal 25 tahun, mungkin Abi bisa menjodohkan Ustadz dengan Asma" ucap Asma menahan senyum geli dengan candaan nya sendiri.

"Asma..." tegur Lita yg mendengar candaan Asma yg sudah sering dia lakukan pada Ustadz lain.  Sementara Asma terkikik dan mulai membaca soal soal yg tertera di lembar ujiannya itu.

Teman teman yg lain pun hanya bisa menahan senyum geli melihat ekspresi Bilal yg tercengang dengan mata melotot lebar, melihat Asma membuat seorang guru tercengang itu bukan hal baru bagi mereka.

"Silahkan mulai ujian nya, jika masih ada yg ingin berbicara, keluar dari kelas sekarang juga"

semua siswa pun langsung kembali fokus pada lembaran ujian mereka.

Bilal mengawasi setiap siswa nya dengan seksama, sesekali ia berjalan mengitari murid murid nya. Mereka semua begitu serius, terutama saat ia mendekat Isti, Bilal bisa langsung menebak Isti adalah gadis yg pintar.

Ujian berlangsung selama 1,5 jam. Dan Semua murid mulai mengumpulkan ujiannya di meja guru satu persatu di mulai dari murid laki laki.

Namun beda halnya dengan Asm yg masih terlihat mengisi ujiannya.

"Berapa lama lagi, Zahra? Ujian berikutnya setengah jam lagi"

"Hanya beberapa menit lagi, Ustadz" jawab Asma sambil tetap fokus pada ujiannya. Ia melakukan semua ini demi laptop dan ponselnya, ia tidak mau kalau sampai nilainya rendah lagi dan Abi nya akan menyita ponsel dan laptop nya.

"Baiklah, aku beri waktu 15 menit. Selesai atau tidak dalam 15 menit, kumpulkan itu!"

"Mengerti, Ustadz tampan" jawab Asma enteng dan sekali lagi membuat Bilal tercengang dengan tingkah gadis ini.

Bilal menyusun lembar ujian itu sambil sesekali melirik Asma yg nampak sangat serius menjalankan ujiannya, Bilal melirik arlojinya.

"5 menit lagi, Zahra"

"Kenapa Ustadz selalu memanggil Asma dengan Zahra?"

"Kenapa kamu memanggil ku Ustadz tampan?" Asma terkikik karena ustadz nya malah balik bertanya.

"Karena Ustadz memang tampan, kan?"

"Ya karena nama mu juga Zahra, kan?"

Asma melirik Bilal sekilas, dia merasakan sesuatu yg berbeda pada Bilal.

"Sudah selesai" seru Asma bangkit dari kursi nya kemudian berjalan ke depan dan meletakkan lembar ujian nya di meja.

"Terimakasih" ucap Asma diiringi senyum lebar dan melangkah keluar dari kelas. Namun seketika ia berbalik dan mengambil kembali kertas ujian nya yg sudah berada di tangan Bilal begitu saja, tentu membuat Bilal terkejut.

"Ada apa?" tanya Bilal

"Lupa, belum di kasih nama" Asma pun menuliskan nama nya disana "Semoga kali ini Asma dapat nilai tinggi" gumamnya dengan wajah ceria.

"Apa sikap mu memang selalu seperti itu?" Bilal bertanya serius, Asma terdiam dan menatap Bilal tak percaya. Selama ini, hanya keluarga nya lah yg selalu mempertanyakan tentang sikapnya. Orang lain tidak pernah berani menanyakan hal itu.

"Memang apa yg salah dengan sikap Asma?"

"Tidak sopan, terutama sama guru mu. Seharusnya kamu bisa bersikap lebih lembut dan juga serius. Kamu juga menggoda guru mu, itu sama sekali tidak mencontohkan seorang santri, apalagi kamu putri Kiai di sini. Kakak kakak mu juga seorang guru"

"Hmm itu..." Asma hanya bisa menggumam, ia tak menyangka guru baru nya itu bisa menceramahinya panjang lebar "Asma cuma bercanda, Ustadz. Supaya kelas tidak terlalu tegang, apa lagi saat ujian seperti ini, ya kan?" tanya Asma dengan senyum lebarnya "Ya sudah sekarang Asma harus belajar untuk ujian berikutnya. Asma cuma punya waktu kurang dari 10 menit. Assalamualaikum, Ustadz tampan" seru Asma sambil tertawa kecil dan berlari keluar kelas meninggalkan Bilal yg hanya bisa menggeleng tak mengerti dengan gadis itu.

Asma duduk di halaman depan kelasnya sambil menghafal kembali materi nya, ia tampak sangat serius. Ia memejamkan mata, sesekali membuka matanya dan mengintip kitab yg di pegang nya.

Bilal yg baru keluar dari kelas memperhatikan Asma sambil berjalan menuju ruang guru.

Hingga tiba tiba kupu kupu yg cantik terbang dan hinggap di sebuah bunga yg berada di halaman kelasnya, Asma menghentikan aktifitas belajar nya dan ia malah mengambil ponsel dari sakunya kemudian bergerak perlahan mendekati bunga itu dan memotret kupu kupu itu beberapa kali.

Hingga suara bel tanda kelas akan di mulai mengagetkan nya dan kupu kupu itu terbang jauh entah kemana. Asma mendesah kesal dan mencebikkan bibir nya.

Sementara Bilal yg sudah berada di ruang gurunya, memperhatikan Asma dari balik jendela dengan seksama. Ia tertawa saat Asma terlihat begitu kesal.

"Gadis itu, benar benar gila."

▪️▪️▪️

Tbc...

1
Ida Sriwidodo
Setelah baca ber bab2 akhirnya tergelitik juga pen' komen disini..

Bilal mungkin benar, Khadijah ngga sengaja mengabaikan wa dan telp Asma.. tapi akibatnya fatal!
2 nyawa melayang!
Dan bagaimana klo andainya.. jiwa Asma juga tidak tertolong karena pendarahan hebat?
Apakah Bilql masih bisa percaya dan memaklumi Khadijah?

Dan gimana.. klo posisisnya dibalik?
Asma di posisi Khadijah dan Sebaliknya.. apakah Bilal masih berpikir sama?

Dan 'perbuatan tidak sengaja' Khadijah ini di perparah dengan sikap pengecutnya!
Demi supaya Bilal ngga tau.. wa dan history call Asma di hp Bilal di hapus!
Ngga sengaja okee.. tapi menghilangkan jejak? 😱😱🤔🤔
Berarti sudah ada unsur kesengajaan kan.. supaya Bilal ngga tau klo istri tersayangnya dalang kemalangan Asma! 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
Laila Atstanie
novel poligami paling sukses menurut ku bagus untuk dibaca tpi gak sanggup untuk ditiru
Alejandra
Jadi pada akhirnya, saling mengikhlaskan, saling memuji, menghilangkan amarah dan cemburu...
Alejandra
Kadang bingung dengan sikap Bilal, sebenarnya siapa yang dia cintai...
Alejandra
Pertanyaan Bilal seolah" memojokkan Asma. Waktu dia membohongi Bilal ketika dia dirawat di rumah sakit, bukankah itu secara sengaja, dia tidak menginginkan Bilal menghabiskan waktu bersama Asma...
Alejandra
Tulus yang diiringi dengan sifat egois, iri hati, dan serakah...😏😏😏
Alejandra
Bukankah dia memang sengaja mengabaikan pesan Asma. Dia sudah tahu kondisi Asma sebelumnya, seharusnya pas ada pesan Asma, dia langsung mencari Bilal, tapi yang ada dia lebih memilih bersama teman"nya...
Alejandra
Ingat pengorbanan Asma lebih besar darimu, kamu hanya mengorbankan perasaan, sementara Asma mengorbankan masa remajanya, mungkin juga masa depannya, perasaannya, bahkan hal kecilpun dia korbankan. Tapi sekali lagi, hanya pengorbanan Khadijah yang terlihat...
Alejandra
Masih tetap Khadijah yang diutamakan, dan Khadijah masih belum cukup dengan semua pengorbanan Asma. Hanya Khadijah yang melakukan pengorbanan besar, sementara Asma tidak melakukan apapun, perempuan ini benar" egois...
Alejandra
Kenapa Khadijah yang mengatakan kepada Ummi, kesannya disini Asma yang egois jadinya. Sementara Asma tidak pernah mengatakan apa yang terjadi dalam hidupnya, kenapa tidak membiarkan Bilal yang berbicara pada Umminya. Disini masih terlihat sifat egois Khadijah...
Alejandra
Memang itulah kenyataannya...
Alejandra
Masih tetap nggak sadar" nich orang...
Alejandra
Bukankah itu kenyataannya Mbak, Asma tidak pernah main belakang. Kalau dia marah maka dia memperlihatkannya secara langsung, bukan seperti Mbak-nya yang mempunyai banyak topeng...
Alejandra
Dini bukan Mila...
Alejandra
Tidak akan ada yang berubah meskipun tinggal terpisah, masalahnya tetap dihati yang tidak ikhlas. Sekalipun terpisah, akan tetap menyimpan cemburu karena terus"an memikirkan yang tidak" saat suaminya bersama dengan madunya...
Alejandra
Cih, gayamu Mbak, padahal pengen joget saking senangnya...
Alejandra
Astaghfirullah...
Alejandra
Jadi maksudnya Mbak Khadijah yang menempati rumah baru, sementara Asma menempati rumah lama. Benar" egois wanita satu ini, katanya perempuan dewasa,Sholehah, baik, yang rela melakukan pengorbanan besar untuk suaminya, ternyata oh ternyata kelakuannya lebih buruk dari Asma yang masih remaja...
Wahyu Ganteng: Afwan 🙏 ukhty tidak ada yang lebih baik selain dari bacaan Al Quran dan hadits sahih 😊
total 1 replies
Alejandra
Bagaimana dengan Zahra yang kehilangan suaminya lebih dari 2 Minggu, emang dasar munafik nich Mbaknya...
Alejandra
Tetap saja egois, bahkan memanfaatkan sakitnya agar Bilal tidak bisa bersama Asma. Makanya Mbak jangan sok ikhlas dipoligami...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!