NovelToon NovelToon
Di Jembatan Ada Setan

Di Jembatan Ada Setan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor
Popularitas:919
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Jembatan adalah sebuah jalan penghubung antara alam yang satu dengan alam yang lain.

Jembatan angker di sebuah kabupaten. Menghantui para pejalan kaki dan kendaraan yang lalu-lalang.

Tidak jarang juga memakan banyak korban.

Kisah petualangan manusia yang berani berkorban demi mewujudkan kebenaran.

Melawan para penjahat dari dunia kegelapan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penjual Sekoteng

Kabupaten *****

Kisah dari masa ke masa

Pada suatu sore

"Mau jualan kemana pak?",

"Nanti malam ada pertunjukan di desa sana",

"Wayang?",

"Jaranan",

"Bapak yakin mau jualan sampai sana?",

"Ya harus yakin namanya juga orang usaha Bu",

"Kalau di tempat yang sedang ramai tontonan kan jadi lebih banyak yang beli",

"Orang-orang datang bawa uang saku untuk jajan",

"Yang seperti itu tidak usah dipikir Bu"

"Biar pun malam kalau ada acara ya pasti ramai orang",

"Hati-hati ya pak",

"Sebaiknya jangan pulang terlalu malam",

"Bapak pulang saja bareng orang-orang yang datang buat nonton pertunjukan",

"Jangan pulang menunggu sepi",

Bapak penjual sekoteng berniat mau pergi ke desa sana karena nanti malam ada sebuah pagelaran yang akan menarik minat banyak orang.

Bapak dan ibu sama-sama tahu jika pergi ke desa sana harus melewati jembatan yang angker.

"Aku berangkat ya Bu",

"Assalamualaikum",

"Waalaikumsalam",

"Hati-hati ya pak, pulangnya jangan malam-malam",

Penjual sekoteng mendorong gerobaknya. Berangkat berjualan demi mencari nafkah untuk keluarga.

Berbeda dari hari-hari biasanya. Hari ini ia akan mendorong gerobaknya lebih jauh.

Jembatan

"Ada apa ini mas?",

Di jembatan menjelang waktu magrib ada ramai-ramai.

Penjual sekoteng pun menepi dan bertanya.

"Kecelakaan pak",

"Innalilahi",

"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa pak",

Dua orang pengendara sepeda motor yang berlawanan arah bersenggolan.

Keduanya ambruk di tengah jalan di atas jembatan.

Beruntung tidak ada kendaraan besar yang melintas. Bisa-bisa terlindas lalu tewas.

"Allahu Akbar",

"Allahu Akbar",

Bertepatan dengan kumandang adzan magrib. Tukang sekoteng sampai di tempat pertunjukan.

Di sebuah lapangan yang sudah ramai orang-orang dan beberapa pedagang yang lain.

"Tidak mau magriban dulu pak?",

"Biar saya jaga gerobaknya",

Seorang penjual siomay menawarkan diri untuk menjaga gerobak sekoteng jikalau ingin ditinggal pergi ke mushola.

"Nanti saja saya sholatnya sekalian di rumah mas",

"Saya mau ngaso dulu",

Di pinggir jalan dekat lapangan. Sekoteng yang hangat, manis dan mengenyangkan berjualan.

Hanya suara musik gamelan dan teriakan orang-orang yang bisa dinikmati oleh kuping para pedagang.

Mereka datang bukan membawa mata untuk menonton. Tapi berjualan.

Suara pengunjung semakin meriah dan riuh ketika ada pemain atau pun penonton yang kesurupan.

Dari magrib sampai lewat jam sembilan malam. Penjual sekoteng tidak beranjak dari gerobak tempat nya berjualan.

Para pembeli berdatangan silih berganti.

Pendapatan yang dihasilkan lebih banyak daripada mangkal dan berjualan keliling seperti hari-hari biasa.

Biasanya sehari cuma habis rata-rata 30 porsi. Di tempat pertunjukan seperti sekarang ini sudah terjual lebih dari 50 porsi.

Penjual sekoteng pergi meninggalkan area lapangan pagelaran begitu acara sudah selesai dan para penonton berbondong-bondong pulang.

Sudah jam sepuluh malam dan masih banyak orang yang berseliweran.

Bapak penjual sekoteng pulang dengan membawa senyuman.

Gerobak nya terasa enteng ketika didorong.

Itu semua karena malam ini jualannya laku keras dan banyak yang beli. Hanya tersisa dua porsi dari 70 porsi yang disiapkan.

Jembatan

Mungkin karena saking senangnya. Penjual sekoteng itu lupa kalau jembatan yang sedang ia lewati adalah tempat yang angker.

"Sekoteng nya masih ada pak?",

Di tepi jembatan ada seorang perempuan yang mau beli sekoteng.

"Alhamdulillah masih neng",

Penjual sekoteng pun berhenti.

Menepikan gerobaknya untuk melayani pembeli.

Seorang perempuan muda yang cantik jelita.

"Masih berapa pak sekoteng nya?",

"Tinggal dua neng",

"Ya sudah pak saya beli semua dibungkus",

"Neng habis nonton pertunjukan juga di kampung sana?",

Sambil melayani pembeli penjual sekoteng bersosialisasi.

"Iya pak, saya juga habis nonton jaranan",

"Saya juga habis jualan dari sana neng",

"Saya nonton di baris yang paling depan pak",

"Ngomong-ngomong neng sendirian saja?",

"Iya pak, rumah saya dekat",

"Ini neng sekoteng nya",

"Terimakasih ya pak",

"Mari pak",

Sosok perempuan itu melompat dari atas jembatan.

Meninggalkan suara tawa yang sangat menakutkan.

"Hih... Hih... Hih... Hih... Hih... Hih......... ",

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!