NovelToon NovelToon
Sang Penerus (Pendekar Naga Petir) 2

Sang Penerus (Pendekar Naga Petir) 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: kelana syair( BE)

perjuangan seorang pemuda untuk menjadi lebih kuat demi meneruskan wasiat seorang pendekar terdahulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 Datangnya para pendekar-pendekar tangguh

Di saat Barata dan Andini sedang asyik menikmati makanannya, munculah dua orang tua laki laki dan perempuan. Mereka berdua adalah Ki Pasung dan Nyi Sangguh yang dalam dunia persilatan dikenal dengan julukan "Sepasang Hantu Haus Darah"Julukan itu di berikan kepada mereka karena pergerakan mereka yang bisa muncul tiba-tiba layaknya hantu serta tidak segan segan meminum darah para korbannya.

"Tidak ku sangka kedai ini sangat ramai malam ini sampai tidak menyisakan tempat duduk untuk kita,Ki, " kata Nyi Sangguh, sambil mengedarkan pandangannya.

"Apa susahnya kita mengusir kecoak-kecoak ini Nyi" ucap Ki Pasung dengan nada terdengar sombong dan menganggap remeh para pengunjung.

"Kau benar ki, yang lain bisa kita anggap kecoa tapi lihat siapa disana, " ucap Nyi Sangguh sambil menatap kearah Arimba.

"Dewi kematian, " gumam Ki Pasung.

"Rupanya Dewi kematian juga sudah sampai di sini, berita reruntuhan kuno itu rupanya sudah sampai ke gunung awan, " ucap Nyi Sangguh nada bicaranya terdengar serius.

"Aku rasa dalam reruntuhan kuno nanti kita akan bersaing dengan para pendekar-pendekar tangguh yang juga mengincar harta karun di sana. Sebaiknya kita jangan buat masalah dengan perempuan itu sekarang Nyi,kita pesan saja makanan untuk memulihkan tenaga kita, "ucap Ki pasung.

Nyi Sangguh pun setuju dengan saran suaminya itu, memang akan sangat rugi jika mereka harus bentrok sekarang.

" Dengarkan oleh kalian semua, kami berdua adalah sepasang hantu haus darah. Jika kalian sayang dengan nyawa kalian, aku minta lekas pergi dari sini karena kami berdua ingin makan, "ucap Nyi Sangguh dengan nada dingin, tapi sudah cukup membuat bulu kuduk orang orang dalam kedai itu berdiri.

Mendengar nama itu para pengunjung kedai pun langsung berhamburan keluar meninggalkan makanan yang belum habis demi keselamatan mereka.

Dalam sekejap saja kedai itu pun menjadi menjadi sunyi hanya tinggal Barata, Andini dan Arimba. Mereka berdua tidak berani mengusik Barata dan Andini karena dikira teman Arimba.

"Ayo Ki kita duduk" ucap Nyi Sangguh sambil sedikit melirik ke arah Arimba yang sedang menikmati minumannya.

"Pelayan cepat bawakan makanan untuk kami, dan ingat makanan yang paling enak di kedai ini," seru Ki Pasung.

"Baik tuan, tunggu sebentar akan segera kami siapkan" jawab sang pelayan kedai dengan sedikit tegang.

Barata yang sedang menikmati makanan merasa penasaran dengan dua orang yang baru datang itu, ia melirik ke arah Ki Pasung dan Nyi Sangguh secara diam-diam.

"Dua orang pendekar tingkat dewa tahap akhir" ucap Barata dalam hati.

Arimba alias Dewi kematian hanya menggelengkan kepalanya namun terlihat acuh dengan mereka berdua.

Tidak berselang lama setelah kedatangan Ki Pasung dan Nyi Sangguh, datanglah seorang pemuda yang mengenakan pakaian dari kulit harimau. Pemuda itu berbadan kekar, sorot mata tajam dengan rambut panjang yang dibiarkan terurai. Dalam dunia persilatan ia di juluki pendekar Harimau hitam. Seorang pendekar tingkat dewa tahap menengah dari perguruan Harimau.

"Pelayan! cepat bawakan makanan dan tuak untuk ku" ucap Pendekar Harimau hitam yang mempunyai nama Asli Cakra Bayu.

"Baik tuan, silahkan duduk dan tunggu sebentar" jawab pelayan kedai.

Melihat orang yang baru datang itu juga seorang pendekar tingkat dewa, Barata seketika merasa heran dengan banyaknya para pendekar tingkat tinggi berkumpul di kedai.

"Sebenarnya ada apa, kenapa para pendekar tingkat dewa banyak berkumpul di sini, apakah ada sesuatu yang penting atau akan ada pertarungan diantara mereka" ucap Barata dengan setengah berisik disela makannya. Ia pun sesekali melirik pada perempuan berbaju merah dihadapannya yang merupakan seorang pendekar tingkat dewa tahap menengah.

Rasa penasaran Barata belum hilang tiba-tiba muncullah dua orang tua berjenggot panjang dengan memakai jubah merah dari balik pintu.

Kedua orang itu mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kedai, dan pandangannya dua orang itu lalu berhenti saat melihat gadis berbaju merah sedang duduk depan besama seorang pemuda dan gadis kecil.

Arimba yang tahu kedatangan dua orang tua langsung berdiri menyambut kedatangannya. "Selamat datang guru, " ucap Arimba. Dua orang tua itu pun tersenyum dan melangkah maju mendekat ke arahnya.

"Kalian berdua ,cepat kemasi makanan kalian dan cari meja lain. " Perintah Arimba dengan mata melotot.

Barata yang mengetahui kedatangan orang yang ditunggu wanita berbaju merah itu, segera mengajak Andini untuk pindah meja.

Kedatangan dua orang itu tidak lepas dari pengawasan Nyi Sangguh dan Ki Pancar serta Jago Lawa. Mereka bertiga tidak pernah menyangka kalau dua orang ketua perguruan gunung awan akan keluar dari sarangnya.

"Melihat kedatangan Gandama dan Matsapati sepertinya tidak akan mudah bagi kita untuk bergerak secara leluasa Nyi. " ucap Ki Pasung sambil menggelengkan kepalanya.

"Kau benar Ki, walaupun kita berdua sama dengan mereka telah mencapai pendekar tingkat dewa tahap akhir, akan tidak baik jika nanti kita langsung bentrok dengan mereka. Untuk menghemat tenaga, sebaiknya nanti kita jaga jarak dengan mereka. " kata Nyi Sangguh memberikan saran.

Ki Pasung pun mengangguk setuju dengar saran dari istrinya itu, bentrok dengan mereka berdua terlalu awal akan sangat merugikan, apalagi tempat yang akan mereka kunjungi belum tentu aman dari bahaya.

Sementara itu tidak jauh dari mereka berdua Arimba alias Dewi Kematian sudah terlihat berbincang-bincang dengan dua orang gurunya itu.

"Arimba apakah kau sudah memesan kamar untuk kita? " Gandama bertanya, sambil memperhatikan orang-orang di dalam kedai.

"Sudah guru, aku sudah memesan kamar sejak aku datang kemari, " jawab Arimba.

Kedua orang itu pun mengangguk. "Setelah selesai mengisi perut aku ingin segera beristirahat kakang, karena besok pagi kita akan bersaing dengan mereka di reruntuhan kuno, " ucap Gandama, sambil melirik pada Ki Pasung dan Nyi Sangguh serta Cakra Bayu alias pendekar Harimau Hitam.

Matsapati tersenyum kecil lalu berkata "Kau benar ternyata kabar tentang reruntuhan Kuno itu banyak menarik perhatian orang -orang"

Merasa dirinya sedang di bicarakan Ki Pasung segera berdiri sambil berkata "Aku tidak menyangka dua dedengkot dari gunung awan akan tiba di sini.Aku merasa terhormat dapat bertemu kalian berdua malam ini. " ucap Ki Pasung menyanjung mereka berdua.

"Kami pun juga tidak menyangka kalau sepasang hantu haus darah dari lembah bangkai juga tertarik dengan berita reruntuhan Kuno yang belum tentu kebenarannya itu. " ucap Matsapati.

He.. he.. he..he.! Terdengar suara terkekeh dari Nyi Sangguh.

"Kalian berdua sebaiknya jangan bersikap egois ingin memiliki harta itu sendiri, karena siapapun berhak pergi ke reruntuhan Kuno itu. " Timpal Nyi Sangguh.

"Benar apa yang dikatakan oleh Nyi Sangguh, reruntuhan Kuno itu tidak bertuan jadi siapa pun boleh masuk ke sana. " tambah Cakra Bayu dari meja sebelah belakang.

"Kami berdua tidak melarang siapapun, kalau semua orang yang ada di sini ingin masuk ke sana silahkan saja kami tidak keberatan. Namun ada harga yang harus dibayar di dalam sana nanti. " ucap Gandama seperti memberikan peringatan.

Barata yang menyimpan rasa penasaran sejak tadi akhirnya menjadi tahu mengapa para pendekar tingkat dewa berkumpul malam ini.

"Hmmm... reruntuhan Kuno, dimana reruntuhan itu dan apa yang mereka cari di sana.Sepertinya aku tidak boleh ketinggalan dari mereka. " Batin Barata.

"Andini cepat habiskan makanan mu lalu kita segera pergi dari sini. " ucap Barata.

Andini pun mengangguk dan bertanya "Kenapa buru-buru tuan? "

"Aku sudah mengantuk Andini dan ingin segera tidur untuk beristirahat. "jawab Barata beralasan.

Mengetahui Barata sudah mengantuk Andini pun mempercepat makannya dan dalam beberapa saat kemudian ia pun sudah mengosongkan piringnya.

"Aku sudah selesai tuan. " Kata Andini sambil membersihkan mulutnya yang belepotan.

"Ayo kita pergi dari sini. " Setelah meninggalkan dua keping uang perak di atas meja Barata dan Andini pun berlalu.

1
Batsa Pamungkas Surya
setelah maraton 3 hari membaca season 1.. lanjut ke sini
mksh atas sajian ceritanya Thor
rio
lanjut
rio
lanjutkan
Ariel Yono
lanjutkan thord
Mukti Rasa
lanjutkan broo
Ariel Yono
lanjutkan
Ardiawan
Tessa Bharata
Ariel Yono
lanjutkan Barata
Ariel Yono
lanjutkan Barata
Salim Lim
bagus alurnya dan menarik ceritanya
Ariel Yono
maju terus thord
Batsa Pamungkas Surya
lanjutkan karyamu
prahara
mantap dan oke lah
Ronaldo vs Messi
up thord
Ronaldo vs Messi
lanjutkan
Ariel Yono
mantap
Ariel Yono
lanjutkan thord
Ariel Yono
lanjutkan up
Ariel Yono
mantap
Ariel Yono
lanjutkan min
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!