NovelToon NovelToon
Hamil Anak Pak Dosen

Hamil Anak Pak Dosen

Status: tamat
Genre:Dosen / Tamat
Popularitas:214.5k
Nilai: 5
Nama Author: Al-Humaira

Bangun dari tidur Yola begitu terkejut saat melihat pria yang terlelap di sebelahnya.
Yola tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah pesta kampus yang ia datangi semalam.

Dan kini ia harus berakhir dengan pria yang sangat berpengaruh di kampus.

Yola memilih pergi sebelum pria yang masih terlelap itu bangun, ia tidak ingin menimbulkan masalah apalagi pendidikannya terkendala.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HAPD_BAB 33

Sejak pulang dari kota Fayola terus saja diam, wajahnya murung dengan pikiran berkecamuk dan tenang. Berita di televisi yang dia lihat begitu mengganggunya, sangat-sangat menganggu hingga Fayola sampai kehilangan semangat dan selera makannya.

"Kamu tidak memakan makanan mu?" Kata Elin saat mendapati makanan di piring Fayola juga masih utuh.

Ini kali kedua sejak siang tadi Fayola tak menyentuh makanan. Malam ini pun sama wanita itu tak menyentuh makanannya lagi.

Fayola yang berdiri didepan jendela menatap kegelapan malam menoleh, wanita itu tampak sedikit pucat dan ada jejak basah di wajahnya.

"Aku tidak berselera makan bibi," Jawabnya sambil berjalan menuju ranjang.

Elin hanya menghela napas kasar, "Setidaknya pikirkan kandungan mu, kamu boleh egois dengan perasaan mu sendiri. Tapi kamu juga ingat ada nyawa yang juga harus kamu jaga." Ucapan Elin sukses membuat Fayola kembali terisak, berita tadi terus berputar di kepalanya seperti kaset rusak, ada kecemasan yang melanda, ada juga kekhawatiran yang terus menerus ia pikirkan.

Bagaimana keadaan Calvin?

Apakah dia baik-baik saja, atau sebaliknya?

Fayola menangis sambil meringkuk memeluk perutnya, membelakangi Elin yang menatapnya sendu.

"Jangan lupa di makan, jika kamu seperti ini mungkin dia akan marah karena melihatmu begitu jahat dengan bayinya."

Setelah itu Elin memilih pergi dari kamar Fayola.

Fayola masih terisak, mungkin karena hormon kehamilan, dia begitu takut memikirkan Calvin, apa mungkin karena memang hatinya yang merasakan takut.

*

*

Wesley menatap pintu yang masih tertutup rapat didepanya dengan tatapan datar, jam menunjukan tengah malam menjelang pagi, seharunya dia sudah berada diatas kasur empuk dan mengarungi alam bawah sadarnya. Namun karena kejadian yang menimpa atasannya di sinilah Wesley berada.

Ceklek

Dokter pria keluar dengan senyum menatap Wesley yang berdiri menjulang didepanya.

"Bagaimana keadaan tuan Calvin dok?" Tanya Wesley.

Dokter itu menatap Wesley singkat, "Hanya luka kecil di bagian kepala, beberapa hari kedepan juga sembuh. Dia terlalu mabuk dan berisiko mengendari mobil sendiri. Apakah dia sering melakukanya?" Dokter pria berusia hampir 60 tahunan itu bertanya dengan kerutan alis yang dalam.

"Hu'um, biasanya setiap malam saya melakukan pengecekan, tapi malam ini saya disibukkan dengan pekerjaan yang beliau berikan, saya melupakannya," Jawab Wesley dengan nada rendah menunjukan rasa bersalah.

Dokter Drew menepuk pundak Wesley, "Jangan biarkan terus berlarut, kesehatannya bisa terganggu, kamu tahu resikonya kan?"

Wesley mengangguk, "Terima kasih dok," katanya sambil menatap dokter Drew, dokter pribadi Calvin.

"Sama-sama, kalau sudah siuman katakan. Nyawanya tak akan terselamatkan jika mengulanginya lagi," Tutur dokter Drew sambil terkekeh.

Wesley mengangguk saja, tanpa ekspresi apapun diwajahnya.

Wesley menatap kepergian dokter Drew sebelum dirinya masuk keruangan Calvin dirawat.

Sedangkan ditempat lain seorang wanita sedang duduk di atas tubuh seorang pria dengan peluh membasahinya.

"Ahh... Carmelll..." Deaah Hansel dengan wajah memerah merasakan kenikmatan yang di tawarkan seorang wanita diatas tubuhnya.

Hansel yang tak sadarkan diri terus meyebut nama wanita yang selalu tersimpan dihatinya, cinta dan benci mendarah daging dalam hatinya, hanya satu nama wanita itu yang selalu dia sebut, karena hanya wanita itulah yang selalu berhasil membuat gairahnya kembali berkobar tanpa bisa ia cegah.

"Umm, kau mencintainya Tuan ahh.." Bisik wanita dengan tubuh membungkuk, namun gerakan pinggulnya tak berhenti bergerak memutar dan maju mundur.

"Aku membencinya, akkhhh...." Hansel mengerang tertahan saat pinggul si wanita menghentak kuat dengan tekanan yang begitu dalam. Miliknya yang keras terasa diremas begitu kuat memberikan kedutan yang nikmat.

Sedangkan di wanita hanya bisa menatap wajah Hansel yang keenakan dengan tatapan penuh arti.

"Lalu dimana kau menyembunyikan wanita Calvin," Bisik wanita itu lagi dengan kelembutan dan terdengar seksi di telinga Hansel.

Pria yang sudah tak bisa mengendalikan kesadarannya itu terkekeh sambil bergumam, membuat wanita diatasnya tersenyum lebar penuh kepuasan.

"Oughh Hans, terima kasih. Dan ini terakhir kali yang akan kamu dapatkan...shhh ahhh rasanya tak pernah beruban milikmu yang selalu bisa membuatku menggila Hans..."

*

*

Samar-samar Calvin mendengar suara Isak tangis, pria itu seperti merasakan sakit saat mendengar suara isak tangis yang sama sekali tak bisa dia lihat. Calvin meraba dadanya yang seperti di hujam banyaknya benda tajam, sakit dan perih itulah yang dia rasakan saat mendengar suara isak tangis yang memilukan.

Matanya mengerjap hingga beberapa saat terbuka sempurna, tangannya menyentuh kepalanya yang sedikit terasa pusing. Calvin merotasikan pandanganya dan melihat Wesley duduk di kursi sisi tempat tidurnya.

"Kau di sini?" Tanyanya dengan suara serak.

Wesley hanya mengangguk, "Perlu ku panggil dokter?"

Calvin menggeleng lemah, matanya terpejam sejenak demi mengurangi sesak di dadanya. Hembusan napasnya terdengar berat.

"Anda bermimpi buruk?" Pertanyaan Wesley sontak membuat Calvin membuka matanya.

Wajahnya menatap lurus langit-langit kamar rumah sakit itu.

"Apa belum ada perkembangan?" Bukanya menjawab Calvin justru mengajukan pertanyaan yang sama setiap harinya.

Wesley menggeleng, membuat Calvin mendesah lemah.

"Tambahkan orang dalam pencarian," Balas Calvin dengan suara yang berubah dingin.

*

*

Megi menunggu dengan cemas, wanita itu berjalan mondar mandir di depan mansion hanya untuk menunggu seseorang, dan saat melihat sebuah mobil memasuki gerbang, barulah Megi bernapas lega.

Wesley lebih dulu turun dan membukakan pintu penumpang, muncullah Calvin dengan pakainya yang kusut, kemeja putih dengan jas ia pegang, namun wajahnya tetap tampak meskipun ada perban kecil di bagian pelipis.

"Tuan," sapa Megi dengan wajah cemas, sangking cemasnya mata Megi sampai berkaca-kaca.

"Aku tidak apa-apa Megi," balas Calvin saat melihat kekhawatiran dan wajah wanita itu.

"Syukurlah, saya sangat cemas dengan keadaan tuan," katanya lagi diiringi senyum lega.

Calvin hanya mengangguk, dan berlalu masuk kedalam, Megi pun mengikuti begitu juga dengan Wesley.

Saat berjalan beriringan Megi mengatakan sesuatu pada Wesley, membuat pria itu terkejut.

"Megi kau-"

"Aku hanya mendapatkan informasi itu saja, selebihnya kau yang harus menantunya." Balas Megi berlalu pergi sebelum Wesley bertanya lebih banyak lagi.

Wesley masih berdiri mematung, memerkirakan ucapan Megi sampai dia lupa jika harus melakukan sesuatu.

Dikamar hotel seperti biasa, Hansel selalu terbangun dengan keadaan tak biasa, namun pria itu berkali-kali juga tak mendapati wanita yang didalam kamarnya.

Hansel mengusap wajahnya kasar, setiap malam dia sengaja membuat dirinya tak sadar, belakangan seorang wanita mampu mengusik hidupnya yang selama ini berjalan dengan tenang.

Ketukan pintu membuat Hansel megambil celana panjangnya dan memakainya sebelum membuka pintu. Di depan pintu sudah ada asistennya yang berdiri.

"Ini yang anda minta,"

Hansel menerima sebuah stik memory dari asistennya itu.

"Heem," Hansel hanya bergumam dan kembali menutup pintu.

Pria paruh baya itu duduk di sofa sambil membuka laptopnya.

Hansel menatap laptopnya yang baru saja menunjukan sebuah rekaman vidio, pria itu menatapnya dengan sangat lekat hingga munculnya seorang wanita yang membuatnya tak bisa hidup dengan tenang.

Hansel bisa melihat dari postur tubuh wanita itu, dan wajahnya yang sangat tak asing, namun tak bisa membuat Hansel meyakini jika wanita itu adalah wanita yang dia pikirkan selama ini karena wanita itu jelas sudah berada dibawah tanah karena dia sendiri yang menyaksikannya. Rahang Hansel mengeras dengan kilatan tajam di kedua matanya, apalagi melihat wanita itu memapah dirinya masuk ke kamar hotel yang dia tempati ini.

"Siapa dia!" Gumamnya kesal.

*

*

Elin menatap Fayola yang baru saja keluar kamar sambil membawa piring kosong di tangannya, bibir Elin mengulas senyum.

"Untuk menjadi ibu, akan banyak hal baru yang akan kamu lalui, jadi jangan pernah menyerah selagi ada kehidupan yang akan membuatmu merasa memiliki." Ucap Elin, saat Fayola sudah duduk di kursi.

Fayola hanya mengulas senyum, "Terima kasih bibi, sudah mau menjagaku dengan baik."

"Jika aku bisa aku akan membantumu, tapi tak semudah itu Angeline, tuan Hansel sudah menutup akses untuk ku dan Veloz, jika kami ketahuan maka bukan hanya kami yang mendapat masalah tapi kamu adalah sasarannya," Elin menatap sendu Fayola.

Melihat bagaimana Fayola menjalani kehidupannya di sini membuat Elin merasa bersalah, apalagi dalam keadaan hamil pasti berat meksipun dirinya selalu membuatnya tersenyum, namun Elin tahu jika senyuman itu hanya di bibir saja, hatinya sedang tak baik-baik saja.

Wanita mana yang akan bahagia jika di pisahkan dengan pria yang di cintai, apalagi pergi dengan membawa benih cinta mereka, Elin sendiri mungkin tak akan bisa hidup di bawah tekanan. Tapi Fayola, demi keluarga dia rela meninggalkan hidupnya.

"Bersabarlah Angeline, aku yakin kalian pasti akan bertemu." Elin menggenggam tangan Fayola.

Jika Fayola fokus dengan berita keadaan Calvin, lain dengan Elin yang justru fokus pada indentitas Calvin.

Hanya masalah waktu....

1
Wiwin Almuid77
di tunggu up selanjutnya thorr. 💪
Siska Gunawan
bagus, mana lanjutannya, lg seru,
Linda Liddia
Kk gak ada kelanjutannya kah..???
Kok udh end aja kan ceritanya blm kelar nih syg bgt kk mama ceritanya bagus bgt tau
melita indra wijaya
nggantung crt nya ya
Cut Dini
kapan nikah nya ni 🙄
Shellma
padahal seru,kenapa gak dilanjutin?
muna aprilia
lanjut
R Pasaribu Pasaribu
jangan gitu sama anak pak hansel.masa seorang bapak tidak suka melihat anaknya bahagia dng pilihan
Dian Kusmayani
ko ngga ada lanjutannya ya/Frown/
Linda Liddia
Lo juga tolol ngapain disuruh masukin sedangkan Calvin gak ada dirmh
Maulida
lanjutkan
Ismu Srifah
pak dosen hipersek ya lagi lagi & lagi
Ko
Katanya berinisial tp knp nama penuh disebut thor? 😂😂😂
Asyatun 1
lanjut
Herlina Rahman
bagus ceritanya
Badai riah2015
baguz
Erna Fadhilah
di beri obat perangsang ya si veloz
Nur Adam: lnjut
total 1 replies
Erna Fadhilah
syukurlah Calvin cepat datang dan bisa menolong yola dari jahatnya veloz, kenapa veloz jahat siiih kalau cinta kan harusnya jangan menyakiti
𝕙𝕚𝕜𝕞𝕒𝕙
lanjutkan thorrrr💪💪💪💪
Ayiek Sundoro
kapan dilanjutkan?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!