Mengubah Takdir Cintaku

Mengubah Takdir Cintaku

MTC 1

"Apa ini akhir dari hidupku? Kenapa aku harus mati dalam kondisi seperti ini?" gumam Velia dengan darah yang terus mengalir dari pergelangan tangannya.

Beberapa jam sebelumnya

"Kenapa sikap Kael seperti berubah dalam semalam?" gumam Velia, wanita itu terus mondar-mandir di ruang tamu sejak tadi. Pikirannya terpaku pada perlakuan Kael semalam.

"Padahal kita baru saja menikah kemarin, tapi dia bahkan tidak mau melihat wajahku dengan benar?!" jerit Velia, menyisir kasar rambutnya dengan jemari.

Keheningan mulai menjalari seisi ruang tamu, hanya suara detak jam dinding yang mengiringi lamunannya hingga deru mesin mobil terdengar mendekati kediaman wanita itu.

"Kael! Aku harus menanyakan banyak pertanyaan padanya!" batin Velia lalu bergegas mendatangi suaminya yang baru saja memasuki pekarangan rumah mereka.

Velia berdiri di ambang pintu, hatinya seakan tak sabar memuntahkan seluruh pertanyaan dalam benaknya.

Seorang pria turun dari mobil dengan setelan kemeja yang sedikit berantakan. Kael berjalan mendekati istrinya yang tengah berdiri di ambang pintu dengan wajah tertekuk.

Alis pria itu samar-samar terlihat berkerut, namun segera kembali seperti semula ketika dirinya mendekati Velia. Tanpa sapaan, tanpa teguran, pria itu berlalu seperti orang yang tak saling kenal.

Velia merasakan perasaan aneh di dadanya, sesak— seperti diremas dari dalam. "Kael!" serunya dengan mata yang berkaca-kaca.

Langkah Kael terhenti seketika, wanita itu berjalan mendekati suaminya dengan tergesa-gesa. "Ada apa denganmu? Jika ada masalah— bukan, jika aku berbuat salah padamu tolong beritahu aku! Jangan diam dan bersikap dingin seperti ini! Kumohon ...," ucap Velia, tubuhnya gemetar hebat. Dalam tenggorokannya seperti ada benjolan yang membuatnya sulit untuk menelan ludah.

Kael terdiam sejenak, mulutnya terkatup rapat. Ia menatap dalam mata Velia, wanita yang baru dinikahinya kemarin. "Maaf," jawab pria itu singkat.

"Heh? Itu saja?" Velia tertegun, matanya menatap kosong ke arah lantai keramik.

Pria itu kemudian pergi meninggalkan wanita itu seorang diri. Velia mengangkat pandangannya, melihat sosok pria yang kini menjadi suaminya perlahan menjauh. "Kenapa?" gumam wanita itu membuat langkah Kael terhenti seketika.

"Maafkan aku, Velia. Aku belum bisa memberitahumu sekarang," jawab Kael melirik Velia melalui sudut matanya, lalu menaiki anak tangga satu persatu.

Tubuh wanita itu akhirnya ambruk, sorot matanya kosong seperti kehilangan harapan. Sudut bibirnya kian terangkat, membuat senyum getir itu tersungging di wajah indahnya.

Beberapa menit berlalu, namun kesunyian itu masih terasa pekat. Dengan mengumpulkan seluruh tenaga yang ada, ia berjalan ke dapur, mengambil segelas air untuk membasahi kerongkongannya.

"Jika kau tidak mencintaiku kenapa kau meminangku menjadi istrimu, Kael?" gumam wanita itu, tangannya meremas erat gelas seolah ingin memecahkannya.

"Velia," sahut Kael yang tiba-tiba sudah berdiri di ambang pintu dengan kantong kresek di tangannya.

"Kau sudah makan? Mari makan malam bersama," ajak Kael meletakkan bungkusan berisi makan malam di meja makan.

Ia lalu menjatuhkan dirinya di kursi kosong tepat di samping Velia, "Maafkan aku. Akhir-akhir ini tempatku bekerja memberikan tekanan padaku, tanpa sengaja aku jadi melampiaskan kekesalanku padamu," ujar pria itu meraih tangan istrinya.

Mata Velia membelalak, seolah tidak percaya dengan apa yang terjadi. Bibirnya bergetar, "Seharusnya kau mengatakannya lebih awal, Bodoh!" lirih wanita itu, suaranya pecah lalu memerangkap Kael ke dalam pelukannya dengan mata yang berkaca-kaca.

Kael membalas pelukan Velia, wanita itu mulai terisak seolah telah kembali mendapatkan kehangatan yang hilang. Keduanya makan malam diiringi dengan canda tawa sampai akhirnya pandangan Velia mulai samar. "Apa yang terjadi?" tanya wanita itu seraya memijat pelan pelipisnya.

Ia berusaha bangkit dari duduknya, "Apa yang kau masukkan kedalam makana—" ucapnya, tangannya bertumpu pada meja seolah sedang menahan berat tubuhnya sambil menopang tubuhnya sebelum akhirnya ambruk karena kehilangan kesadarannya.

"Wanita bodoh! Apa kau pikir aku akan luluh padamu begitu saja?" umpat Kael menatap Velia dengan tatapan bengis.

Terpopuler

Comments

Murni Dewita

Murni Dewita

👣

2025-09-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!