NovelToon NovelToon
Jodoh Tak Terduga : Ketika Gadis SMA Dan CEO Dingin Bersatu

Jodoh Tak Terduga : Ketika Gadis SMA Dan CEO Dingin Bersatu

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Yp_22

•Sinopsis

Bagaimana jika dua insan yang tak saling kenal di satukan dalam sebuah ikatan pernikahan?

Keduanya hanya beberapa kali bertemu di acara-acara tertentu. Dan pada akhirnya mereka harus terbiasa bersama tanpa adanya sebuah rasa.

Tak terbersit di benak mereka, bahwa keduanya akan terikat oleh sebuah janji suci yang di ucapkan sang pria di depan para saksi.

Akankah keduanya bertahan hingga akhir? Atau malah berhenti di tengah jalan karena rasa cinta yang tak kunjung hadir?

Penasaran sama endingnya? Yuk ikutin ceritanya!..
Happy reading :)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yp_22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

PERJODOHAN

"Pah Vio gak mau di jodohin! apalagi sama om Mic yang umurnya jauh di atas Vio. Vio juga masih sekolah, kalo emang udah waktunya Vio nikah, Vio bakal cari pasangan hidup Vio sendiri! Papah gak perlu jodoh-jodohin Vio segala kaya gini!!" Bentak seorang gadis berparas cantik yang tengah berdiri di ruang keluarga dengan tiga pasang mata yang menatap ke arah nya.

Nama lengkap nya Viona Anggelina Alexandria, putri tunggal dari pasangan Alexander Smith dan Amora Smith. Memiliki paras rupawan dan tubuh indah bak model internasional. Ia memiliki pribadi yang netral dan tidak terlalu peduli dengan sekitar.

"Tapi Viona.. ini sudah menjadi kesepakatan. Perjodohan ini juga permintaan terakhir kakek smith sebelum ia wafat. Jadi tolong.. terima perjodohan ini" pinta Alexander selaku kepala keluarga.

"Pah Viona gak mau dijodohin! Kalau pun aku nerima sebuah perjodohan, gak sama om Mic! Aku mau nikah sama yang umurnya gak terpaut jauh di atas Vio" bantah Viona.

"Umur Mic juga gak terlalu jauh sama kamu Vio, kalian cuma beda 8 tahun" jelas Alexander.

"Itu terlalu jauh pah.. lagian kenapa sih harus dijodohin sama om Mic? Kota gak kenal deket, kita juga ketemu sesekali kalo papah lagi ada acara sama sahabat papah" ucap Viona dengan suara gemetar menahan emosi dan tangis yang datang secara bersamaan.

"POKOKNYA AKU GAK MAU DI JODOHIN!!" teriak Viona sebelum akhirnya ia berlari menuju kamar nya di lantai atas tanpa memperdulikan teriakan Alexander yang terus memanggilnya supaya kembali ke ruang keluarga.

"VIONA.. KEMBALI KESINI! PAPAH BELUM SELESAI BICARA VIONA !" teriak Alexander sembari bangkit dari duduknya dan memandangi tubuh anaknya yang berlari melewati tangga.

Amora yang sedari tadi diam kini ikut berdiri di samping Alexander dan mengusap lengan Alexander bermaksud menenangkan suaminya itu.

"Sudahlah Mas.. biarkan Viona tenang dulu, dia pasti masih syok mendengar berita tersebut. Nanti kalau Viona sudah tenang biar aku yang bicara sama Viona" ucap Amora menenangkan.

Alexander menghela nafas lelah lalu kembali duduk menghadap Michael yang sedari tadi hanya menyimak perdebatan antara ayah dan anak tersebut.

"Maaf ya Michael, kamu malah menyaksikan pertengkaran om sama Viona" ucap Alexander merasa sungkan.

"Tak apa om, Mic juga mengerti, Viona pasti syok mengetahui bahwa ia akan dijodohkan dengan saya yang umurnya hampir kepala tiga sedangkan ia masih 18 tahun" balas Michael sembari memasang senyum tipis.

Michael Schumacher, pria berparas sempurna dengan tubuh kekar yang membuat kaum hawa terlena hanya dengan memandanginya. Pria dengan harta melimpah hasil jerih payahnya sendiri tanpa bantuan orang tuanya. Namun walaupun demikian, hingga kini di umurnya yang hampir menginjak kepala tiga ia masih belum juga menikah dengan alasan tak mau ribet mengurus perempuan yang menjadi istrinya.

Namun ternyata tuhan berkehendak lain, ia malah harus menerima sebuah perjodohan konyol yang dilakukan oleh almarhum kakeknya dengan kakek Viona. Awalnya ia menentang keras perjodohan tersebut, namun saat mengetahui bahwa hal tersebut merupakan permintaan terakhir mendiang kakeknya, ia pun dengan terpaksa menerima perjodohan tersebut.

(Back to cerita)

"Kamu tenang saja, kita akan membujuk Viona agar menerima perjodohan ini" Ucap Alexander.

Michael hanya tersenyum membalas ucapan Alexander.

"Emm.. sepertinya saya harus kembali ke kantor sekarang om tante, ada pekerjaan yang harus saya kerjakan dengan segera" setelah beberapa saat terdiam, Mic akhirnya memutuskan untuk berpamitan.

"Baiklah kalau begitu, lain kali main lagi kesini. Itung-itung pendekatan dengan Viona" ucap Alexander dengan senyuman nya.

"Iya om, kalo gitu saya permisi" pamit Michael sambil bangkit dari duduknya di ikuti Alexander dan Amora.

"Biar saya antar" ujar Alexander dan di balas anggukan oleh Michael.

Alexander mengantarkan Michael ke pintu utama.

"Michael" panggil Alexander saat Michael membuka pintunya berniat masuk.

Michael berbalik tanpa bersuara. Kini Alexander dan Michael berdiri berhadapan dengan jarak yang lumayan jauh.

"Jangan berpikir untuk merubah keputusan mu, dan membatalkan rencana perjodohannya" ujar Alexander pelan namun tegas.

Michel hanya membalas dengan senyum tipisnya dan memasuki mobil lalu berlalu pergi meninggalkan monsion keluarga Alexander.

\=°°°•°°°\=

Satu jam setelah waktu makan malam, Amora tampak mengetuk pintu kamar putri semata wayangnya dengan nampan berisi makanan di tangan nya.

Viona yang tengah berbaring melamun di atas kasurnya menoleh ke arah pintu saat mendengar suara ketukan pintu yang di susul seruan ibunya.

Tok Tok Tok..

"Viona ini mamah" panggil Amora dari balik pintu.

"Masuk aja mah, gak di kunci" jawab Viona tanpa beranjak dari kasur.

Saat Aora masuk ke kamar nya, Viona mengubah posisinya menjadi duduk menghadap Amora.

"Kenapa gak turun buat makan malam? Padahal papah sama mamah udah nungguin loh" ucap Amora sembari menyimpan nampan yang di bawanya di atas nakas dekat ranjang.

"Lagi gak nafsu makan aja mah" jawab Viona.

Amora berjalan mendekati putrinya dan duduk di sebelahnya di atas ranjang.

"Kenapa gak nafsu makan? Masih kepikiran yang tadi?" Tanya Amora lembut sambil menatap Viona.

Viona enggan menjawab dan memilih menunduk sembari memainkan jari-jemarinya.

Amora tersenyum tipis lalau mengangkat tangannya untuk mengelus kepala putri semata wayangnya itu.

"Dengerin Mamah sayang.. Perjodohan ini bukan keinginan Mamah ataupun Papah, tapi keinginan mendiang kakek kamu" Amora menjeda ucapan nya dang meraih tangan Viona untuk ia genggam.

Viona menoleh ke arah Amora menunggu Amora melanjutkan ceritanya.

"Rencana perjodohan ini udah ada sejak kakek Smith masih kuliah. Awalnya yang akan dijodohkan oleh kakek Smith adalah anaknya dan anak sahabat nya, tapi karena kakek dan sahabatnya memiliki anak yang sama-sama cowok, akhirnya perjodohan tersebut gak bisa di laksanakan.

Dan saat sahabat kakek memiliki cucu laki-laki yang tak lain adalah Michael, kakek berharap agar ia juga memiliki cucu perempuan yang umurnya gak terlalu jauh dengan Michael. Dan 9 tahun kemudian hadirlah kamu sebagai satu-satunya cucu perempuan kakek Smith. Lalu kakek Smith memiliki keinginan untuk menjodohkan kamu dengan Michael.

Dan puncaknya, satu hari sebelum kakek Smith meninggal dunia, ia menyampaikan keinginan nya untuk menjodohkan kamu dengan Michael ke Papah. Awalnya papah juga menolak karena takut kamu gak setuju, tapi kakek mengatakan bahwa hal tersebut merupakan permintaan terakhir nya untuk papah. Dan terbukti.. satu hari setelah itu, kakek mengalami kecelakan dan meninggal di tempat" cerita Amora.

"Viona... Mamah minta tolong sama kamu, tolong terima perjodohan ini ya sayang.. " pinta Amora lembut.

Viona terdiam menatap manik Amora yang terlihat berkaca-kaca.

"Tapi mah.. aku sama om Mic gak terlalu kenal. Gimana ceritanya kita bisa nikah kalo kita gak punya sebuah perasaaan?, gimana kalo misalkan om Mic ringan tangan? Terus gimana kalo misalkan aku di gugat cerai? Aku gak mau jadi janda muda.." ujar Viona cemas.

Amora tersenyum dan membawa Viona kedalam pelukannya lalu mengelus kepala nya dengan sayang.

"Kamu tenang aja, pilihan kakek pasti gak akan mengecewakan. Mamah juga udah kenal lama sama Michael, dia orangnya baik, sopan, perhatian, dan yang paling penting.. dia gak ringan tangan dan gak emosian. Michael juga memiliki rasa tanggung jawab yang besar, jadi kamu gak perlu khawatir" ucap Amora menenangkan.

Viona terdiam dengan pikiran yang berkelana memikirkan perjodohannya dengan Michael, ia bingung antara menerima dan menolak.

Jika ia menerimanya, ia tidak memiliki perasaan apapun pada Michael. Dan jika ia menolaknya, perjodohan ini merupakan permintaan terakhir dari mendiang kakeknya yang sudah lama meninggal. Aahh.. ia sangat bingung sekarang.

"Gimana sayang? Kamu mau kan nurutin permintaan terakhir kakek Smith? Saat beliau masih ada, beliau selalu ngasih apapun yang kamu minta. Sekarang giliran kamu yang ngabulin permintaan kakek" ujar Amora sambil mengurai pelukannya dan menatap dengan penuh harapan pada Viona.

Viona terdiam sesaat. Dengan ragu ia akhirnya mengangguk dan segera menundukkan pandangan nya.

Amora tersenyum senang lali kembali memeluk Viona.

"Terimakasih sayang.. terimakasih.." ucapnya tulus.

Viona hanya diam dan membalas pelukan ibunya dengan pikiran yang berkelana memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya dalam kehidupan nya.

"Sekarang kamu makan, abis itu tidur. Mamah mau ke bawah dulu nemuin papah, mau ngasih tau kalau kamu nerima perjodohan ini" ucap Amora senang.

"Iya mah" Amora beranjak dari ranjang Viona dan menuju puntu.

Saat tangannya sudah memegang knop pintu Amora menoleh ke arah Viona. "Nanto mamah kesini lagi ngambil piring kotornya, makanan nya harus udah abis" pinta Amora.

Viona menghela nafasnya berat saat Amora sudah menghilang di telan pintu.

Dengan leau ia meraih makanan yang diantarkan ibunya dan memakannya hingga habis. Setelah itu ia pergi ke kamar mandi untuk melakukan rutinitas malamnya. Setelah selesai ia bergegas naik ke atas ranjang dan memejamkan matanya.

Tak membutuhkan waktu lama, tiga menit kemudian Viona sudah berada di alam mimpinya.

Lima belas menit kemudian, Amora kembali memasuki kamar Viona. Ia tersenyum mendapati putrinya telah menyelam ke alam mimpi.

Amora berjalan menghampiri Viona, membenarkan selimutnya hingga menutupi tubuh Viona hingga sebatas leher. Amora menunduk dan mengecup kening Viona dengan lembut dan lama.

"Terimakasih karena sudah menerima perjodohan ini sayang.. mimpi indah,, good night"

\=°°°•°°°\=

Pagi telah datang, sang mentari sudah mulai mengeluarkan sinarnya dan menembus sela-sela gorden sebuah kamar membuat sang pemilik kamar yang masih bergelung dengan selimutnya menggeliat terganggu oleh silaunya mentari.

Seorang gadis yang masih menduduki kelas Xll tampak meregangkan otot tubuhnya setelah tertidur semalam. Untunglah hari ini adalah weekend, jadi gadis tersebut tak perlu risau karena bangun kesiangan dan berujung menerima hukuman berlari lapangan upacara yang luasnya minta ampun.

Ia beranjak ke kamar mandi, bukan untuk mandi melainkan hanya mencuci mukanya saja untuk menghilangkan jejak-jejak bantal di wajahnya.

"MORNING MAH.. PAH.." teriaknya sambil berlari menuruni tangga menuju meja makan.

"Kebiasaan teriak-teriak kamu belum hilang juga Viona?" Tanya Amora pada putrinya.

Yap gadis tersebut adalah Viona Anggelina Alexandria yang sekarang tengah tersenyum lebar hingga menampilkan gigi-gigi putihnya.

"Anak perawan kok bangun kesiangan? Boro-boro bantuin mamah di dapur, badannya sendiri aja belum di bersihin" sindir Alexander keras pada putri semata wayangnya.

"Hehe maaf pah, soalnya semalem Vio kebangun tengah malem terus gak bisa tidur lagi, bisa tidur lagi udah subuh. Jadi kesingan deh" jelas Viona sembari menarik kursi di hadapan Amora dan duduk dengan tenang.

"Kamu ini.." Alexander menggelengkan kepalanya pasrah.

Ketiganya pun memulai sarapan mereka dengan hening, tak ada yang bersuara kecuali suara dentingan sendok yang beradu dengan piring yang terdengar selama sarapan berlangsung.

Usai sarapan bersama, Alexander berpamitan untuk berangkat ke kantor karena ada meeting penting yang sedang menunggunya.

Amora mengantarkan suaminya ke depan dan meninggalkan Viona sendirian di meja makan.

Di meja makan, Viona tampak memainkan ponselnya dengan segelas susu yang menemaninya.

Tak lama Amora datang dan kembali duduk di hadapan Viona.

"Papah udah ngehubungin keluarganya Michael dan memberitahukan kalo kamu udah setuju sama perjodohannya" beri tahu Amora dengan semangat.

Viona hanya mengangguk malas tanpa mengalihkan pandangan nya dari ponsel sambil menyeruput susu hangatnya.

1
Chipmunks
Jalan ceritanya bikin penasaran
Aono Morimiya
Aku bisa baca terus sampe malem nih, gak bosan sama sekali!
Linda Ruiz Owo
Suka sejak awal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!