NovelToon NovelToon
Star Shine The Moon

Star Shine The Moon

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cinta Murni
Popularitas:515
Nilai: 5
Nama Author: Ulfa Nadia

Setelah kecelakaan misterius, Jung Ha Young terbangun dalam tubuh orang lain Lee Ji Soo, seorang wanita yang dikenal dingin dan penuh rahasia. Identitasnya yang tertukar bukan hanya teka-teki medis, tapi juga awal dari pengungkapan masa lalu kelam yang melibatkan keluarga, pengkhianatan, dan jejak kriminal yang tak terduga.

Di sisi lain, Detektif Han Jae Wan menyelidiki kasus pembakaran kios ikan milik Ibu Shin. Tersangka utama, Nam Gi Taek, menyebut Ji Soo sebagai dalang pembakaran, bahkan mengisyaratkan keterlibatannya dalam kecelakaan Ha Young. Ketika Ji Soo dikabarkan sadar dari koma, penyelidikan memasuki babak baru antara kebenaran dan manipulasi, antara korban dan pelaku.

Ha Young, yang hidup sebagai Ji Soo, harus menghadapi dunia yang tak mengenal dirinya, ibu yang terasa asing, dan teman-teman yang tak bisa ia dekati. Di tengah tubuh yang bukan miliknya, ia mencari makna, kebenaran, dan jalan pulang menuju dirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ulfa Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

제1장

Udara pagi di Bandara Incheon menggigit, menusuk hingga ke tulang. Di tengah keramaian, seorang gadis melangkah anggun sambil menyeret koper dan menenteng tas di bahunya. Jaket kulit biru yang membalut tubuh rampingnya berpadu dengan kaos putih sederhana penampilan yang elegan, tenang, dan tak berlebihan. Ia tahu cara tampil memukau, tapi bukan tipe yang suka pamer.

Itulah Jung Ha Young model ternama, putri tunggal CEO Geumseong Group, dan wajah publik yang selalu disorot kamera. Namun di balik sorotan itu, ia menyimpan luka yang tak terlihat.

Seorang pria bertubuh gemuk dan sedikit pendek menghampirinya, membawakan koper dengan cekatan. Seo Yeo Jin, manajer pribadi sekaligus orang kepercayaannya. Ha Young tersenyum kecil, mengucapkan terima kasih, lalu mengenakan kacamata hitam dari handbag-nya. Seketika, suara penggemar meledak.

“Jung Ha Young! Jung Ha Young!”

Ia menoleh, tersenyum lembut. Senyum itu seperti magnet menarik hati siapa pun yang melihatnya. Tapi hanya ia yang tahu, senyum itu adalah topeng yang sudah lama ia kenakan.

Hari ini, Ha Young benar-benar pulang ke Korea. Bukan untuk pemotretan atau kontrak iklan, tapi untuk menutup bab empat tahun pengasingan di Inggris. Ia menyelesaikan studi seni di sana, bukan karena impian, tapi karena paksaan. Impiannya adalah menjadi dokter. Tapi sang ayah, Jung Dam Bi, menginginkannya menjadi artis ikon sempurna untuk Geumseong Group.

Ia tak punya kekuatan untuk melawan. Ia tak ingin menjadi seperti ibunya, yang dianggap menghancurkan masa depan keluarga. Tapi kenangan itu tetap hidup. Perceraian orang tuanya saat ia berumur lima tahun adalah luka pertama yang tak pernah sembuh.

Ibunya pergi. Dan sejak itu, Ha Young hidup dalam bayang-bayang kekuasaan sang ayah. Ia berusaha melupakan, tapi kerinduan itu tak pernah benar-benar hilang. Setiap malam, ia mencoba menghapus wajah ibunya dari ingatan. Tapi sedetik pun, ia tak mampu. Ia merindukan ibunya dalam diam dan dalam luka.

Langkah-langkah kecil Ha Young membawanya ke sebuah mobil Mercedes hitam yang terparkir di pinggir bandara. Ia membuka pintu dengan tenang, lalu berkata pada pria yang membawakan kopernya, “Manager Seo, antarkan aku ke Geumseong Hotel.”

Seo Yeo Jin, pria bertubuh gemuk dan sedikit pendek, adalah manajer kepercayaannya. Ha Young sendiri yang memilihnya bukan karena pengalaman, tapi karena empati. Ia pernah melihat Yeo Jin menjadi korban perundungan di pinggir jalan, dan entah mengapa, saat itu ia merasa tersentuh. Ada sesuatu dalam sorot mata Yeo Jin yang membuatnya ingin melindungi.

Mobil itu melaju pelan di jalanan Seoul. Ha Young membuka jendela, membiarkan udara dingin menerpa wajah dan rambut pirangnya yang berkilau kemerahan. Kota ini indah, sibuk, dan penuh kehidupan. Meski suhu mencapai 10°C, masyarakat tetap bergerak seperti biasa. Tapi bagi Ha Young, Seoul bukan sekadar kota ia adalah panggung kenangan, luka, dan bayangan masa kecil.

Di kota inilah ia tinggal bersama ayahnya, Jung Dam Bi, CEO Geumseong Group. Sosok yang dipuja publik sebagai penyelamat rakyat miskin, namun bagi Ha Young, ia adalah pria dingin yang lebih mencintai kekuasaan daripada keluarganya. Ia tak pernah tahu apa yang membuat orang-orang menganggap ayahnya sebagai malaikat. Jika benar begitu, mengapa ibunya pergi? Mengapa ia memilih menikah dengan pria lain dan meninggalkan putrinya?

Ha Young tak pernah bisa melupakan. Ia mencoba, berkali-kali. Tapi setiap malam, kerinduan itu kembali. Ia membenci ayahnya karena tak pernah punya waktu untuknya. Ia membenci ibunya karena pergi tanpa penjelasan. Tapi di balik kebencian itu, ada rindu yang tak pernah padam.

Lamunannya pecah saat ponselnya berdering. Ia melihat nama yang muncul di layar.

“Eunjung, kau menelfon di waktu yang tidak tepat. Ini hari liburku,” katanya sinis.

Lee Eunjung adalah sahabat masa SMA-nya. Mereka seperti saudara kandung selalu bersama, saling menjaga. Tapi studi Ha Young di Inggris memisahkan mereka. Takdir mempertemukan kembali saat Ha Young melihat Eunjung berjualan kue beras di pinggir jalan, tak jauh dari sekolah lama mereka. Karena kondisi ekonomi keluarganya dan kebutuhan adik-adiknya, Eunjung harus bekerja keras.

Tanpa ragu, Ha Young merekrutnya sebagai sekretaris pribadi. Bukan karena kasihan, tapi karena percaya. Eunjung adalah satu dari sedikit orang yang benar-benar tulus padanya.

Eunjung menyebut ini masalah genting dan tentu saja, itu menyangkut pekerjaan Ha Young. Sudah tiga tahun lamanya Ha Young bekerja sebagai model untuk Seonghwa Entertainment. Selama itu pula ia bolak-balik antara Korea dan Inggris, memutar hidupnya antara pekerjaan dan studi.

Meski kaya raya putri tunggal CEO Geumseong Group, Ha Young tetap memilih bekerja. Ia tidak ingin bergantung pada uang ayahnya. Ia ingin membuktikan bahwa hidupnya bukan sekadar warisan, tapi hasil dari jerih payahnya sendiri.

Para artis dan staf di Seonghwa menghormatinya. Tapi Ha Young tahu, sebagian besar dari mereka bukan menghormati dirinya melainkan nama besar ayahnya. CEO Jung Dam Bi bahkan diam-diam menugaskan orang-orangnya untuk mengawasi Ha Young setiap saat. Mengetahui itu, Ha Young hanya bisa memaksa dirinya terbiasa dengan sikap ayahnya yang mengontrol segalanya.

“Terjadi sesuatu?” tanya Yeo Jin, manajernya, saat melihat wajah Ha Young yang tampak murung.

“Kita putar balik. Aku harus ke Seonghwa Entertainment,” jawab Ha Young tegas.

“Baiklah,” sahut Yeo Jin, meski tampak bingung.

Tak lama kemudian, mereka tiba di depan gedung Seonghwa. Di sana, Eunjung sudah menunggu dengan wajah gelisah. Begitu melihat Ha Young turun dari mobil, Eunjung berlari menghampirinya.

“Kenapa lama sekali? CEO Song sudah menunggumu sejak tadi,” katanya terengah-engah.

Ha Young menghentikan langkahnya. “Apa dia sudah gila?” gerutunya, membuat Eunjung sedikit terkejut. “Mengacaukan waktu liburku hanya untuk urusan kontrak? Apa aku harus dipusingkan dengan hal semacam ini?”

Ia melirik Yeo Jin dan Eunjung bergantian. Keduanya hanya tertunduk, tak berani menjawab.

“Ha Young-ah…” ujar Eunjung pelan. “Aku benar-benar tidak tahu soal ini. CEO Song ingin kau menandatangani kontrak iklan dengan Geumseong Group.”

“Apa katamu? Geumseong Group?” Yeo Jin terkejut. “CEO Song bahkan tidak mendiskusikan hal ini denganku, padahal aku manajernya!”

“Ha Young-ah! Jung Ha Young!” panggil CEO Song dari kejauhan dengan senyum sumringah. Rambut ikalnya bergoyang saat ia berjalan cepat, tubuhnya yang tidak terlalu tinggi membuat langkahnya terlihat sedikit berjingkat.

Ha Young menatapnya dengan kesal. CEO Song adalah pemilik Seonghwa Entertainment, dan ia selalu mengistimewakan Ha Young dibanding artis lain di agensinya. Tapi kali ini, Ha Young tahu: ada batas antara perhatian dan manipulasi.

“Jawab aku dengan jujur. Apa kau membuat kontrak iklan dengan Geumseong Group tanpa sepengetahuanku?” tanya Ha Young, suaranya dingin namun tegas.

CEO Song menatapnya tanpa ragu. “Benar. Kontraknya sudah siap. Kau hanya perlu menandatangani.”

Ha Young mengepalkan tangan, menahan amarah yang mulai mendidih. “Kau bahkan tidak berdiskusi dengan manajerku. Kau tidak bertanya apakah aku bersedia atau tidak. Kenapa kau lakukan itu, CEO Song?”

“Kenapa harus bertanya? Ayahmu sendiri yang mengatur semuanya. Dia membayar mahal untuk kontrak ini.”

Ha Young menegang. “Apa katamu?”

CEO Song tersenyum tipis. “Jadi... CEO Jung belum memberitahumu, ya? Kurasa dia ingin memberimu kejutan.”

Ha Young melangkah mundur, matanya tajam. “Jangan berpikir aku akan menerimanya. Aku menolak kontrak itu. Manager Seo, siapkan kontrak baru. Aku akan pindah agensi.”

Kata-katanya seperti petir di siang bolong. CEO Song terdiam, terkejut. Yeo Jin dan Eunjung pun membeku, tak mampu berkata apa-apa.

CEO Song segera berlari mengejar Ha Young yang sudah berbalik meninggalkannya.

“Ha Young-ah! Tolong jangan pindah agensi. Kau satu-satunya berlian kami. Apa yang salah? Kenapa kau menolak kontrak itu?”

Ha Young menoleh, wajahnya dingin. “Aku tidak bisa bekerja dengan orang yang tidak profesional sepertimu.”

“Tapi ini demi karirmu... dan juga perusahaan ayahmu. Kau model terkenal, cantik, kaya raya. Namamu selalu di puncak pencarian top model. Semua orang mengenalmu.”

Ha Young menatapnya tajam. “Itu bukan untuk karirku. Itu untuk karirmu, CEO Song. Aku tahu ini demi kemajuan agensimu. Tapi jika itu yang kau pikirkan, jangan gunakan aku sebagai alat. Aku tidak suka.”

Ia berbalik, lalu memanggil, “Eunjung!”

Gadis berambut pirang itu mendekat dengan langkah ragu.

“Iya, ada hal lain yang kau butuhkan?” tanya Eunjung pelan.

“Panggil wartawan Kim. Aku akan adakan jumpa pers,” ujar Ha Young tenang, tapi nadanya mengandung ancaman halus. “Berita kepindahanku ke agensi baru pasti akan menimbulkan banyak pertanyaan. Bukankah aku harus menjelaskan semuanya?”

CEO Song langsung menyela sebelum Ha Young sempat melanjutkan. “Tidak... tolong. Aku akan batalkan semuanya,” katanya tergesa. “Tapi aku mohon, tetaplah di agensiku. Kali ini aku benar-benar memohon padamu.”

Ia berlutut di hadapan Ha Young, wajahnya penuh penyesalan. “Aku janji tidak akan mengulangi kesalahan ini. Aku akan memperbaiki semuanya. Mulai sekarang, setiap kontrak iklan akan aku diskusikan lebih dulu... terutama jika menyangkut Geumseong Group,” tambahnya pelan.

Ha Young terdiam. Ia tahu CEO Song salah. Tapi ia juga tahu dirinya bukan orang yang mudah membenci. Meski hidupnya kesepian, hatinya mudah tersentuh. Ia pernah memaafkan Yeo Jin, Eunjung, bahkan orang-orang yang menyakitinya. Dan kini, ia memaafkan CEO Song.

Tapi satu hal yang harus dipahami: Ha Young tidak bisa diatur. Bukan CEO Song yang menentukan arah hidupnya. Ia sendiri yang memegang kendali.

CEO Song memang benar Ha Young adalah model cantik, terkenal, kaya raya, dan berpendidikan. Tapi semua itu bukan tameng untuk kesombongan. Ia menggunakan pencapaiannya sebagai pelindung dari dunia yang terus mencoba mengendalikan dirinya.

Tak ada yang benar-benar tahu apa yang diinginkan hatinya. Setiap hari ia dilayani seperti seorang putri. Tapi justru itu yang membuatnya merasa hampa. Para artis di Seonghwa Entertainment ingin berteman dengannya, tapi bukan karena siapa dirinya melainkan karena siapa ayahnya.

Kadang ia bertanya dalam hati: bagaimana jika ia bukan putri dari CEO Geumseong Group? Bagaimana jika ia lahir sebagai gadis biasa? Apakah dunia akan tetap memandangnya sama?

Ia pernah mendengar kabar bahwa ibunya, yang meninggalkan ayahnya bertahun-tahun lalu, kini hidup sederhana bersama suami barunya. Ia mendengar itu secara tak sengaja, saat ayahnya berbicara dengan sekretaris Kim Myeong Seok. Sekretaris Kim menyebut bahwa ibunya telah memiliki seorang anak dari pernikahan barunya.

Ha Young tahu kehidupan baru ibunya telah dimulai. Dan yang paling menyakitkan, ibunya tak pernah mencarinya. Tak pernah merindukannya. Sementara ia, setiap hari, merindukan sosok yang pergi tanpa pamit.

Kini, di usia 24 tahun, Ha Young tahu ia harus dewasa. Mimpinya menjadi dokter telah pupus. Ia harus menerima kenyataan: karena ayahnya, ia terjebak dalam dunia publik figur profesi yang tak pernah ia inginkan.

Ia masih ingat, dulu ia membeli sepuluh buku kedokteran. Buku-buku itu masih tersusun rapi di rak kamarnya. Tak tersentuh, tapi tak pernah ia buang. Karena di dalamnya, tersimpan mimpi yang pernah ia genggam.

1
knovitriana
update Thor, saling support
Xia Lily3056
Gemesin banget si tokoh utamanya.
Muhammad Fatih
Membuat terkesan
🥔Potato of evil✨
Aku bisa merasakan perasaan tokoh utama, sangat hidup dan berkesan sekali!👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!