NovelToon NovelToon
Pelacur Ini Adalah Ibu Terbaik

Pelacur Ini Adalah Ibu Terbaik

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Duda / Cintapertama / CEO
Popularitas:22.1k
Nilai: 5
Nama Author: NiSeeRINA

Lucianna Forger adalah seorang pelacur di sebuah klub malam. Walaupun hidup sebagai pelacur, Luci tetap memiliki impian untuk mempunyai suami dan anak.

Malam itu ia bertemu dengan Daniel Radcliffe, orang yang dia target menjadi pelanggan selanjutnya. Setelah melalui malam yang panas di rumah Daniel. Ia malah bertemu dengan tiga anak kembar.

Luci baru saja berpikir kalau dia bermalam dengan suami orang lain. Namun nyatanya Daniel adalah seorang duda. Ini memberikan kesempatan Luci untuk mendekati Daniel.

Sulit untuk mendekati Daniel, Luci pun memilih untuk mendekati anak-anaknya terlebih dahulu.

Apakah Daniel bisa menerima Luci dengan latar belakang seorang pelacur?

__________________________________________
Yang penasaran sama ceritanya silahkan baca🙌

[Warning!! konten dewasa]
[Karya ini hanya fantasi authornya, tidak membawa hal apapun yang berkaitan agama dalam novel ini🙌]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NiSeeRINA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[PIAIT] Bab 1 : Target baru

Di tengah kelamnya malam yang dibelah gemerlap lampu disko, sebuah klub bar berdiri angkuh. Bukan sekadar pelepas dahaga dengan minuman beralkohol, tempat ini juga menawarkan pesona wanita-wanita menggoda.

Di salah satu kursi dekat pintu masuk, seorang pria berusia senja menjadi pusat perhatian para wanita berpakaian minim.

Salah satu yang paling dekat dengan pria itu adalah Lucianna Forger. Seorang wanita dengan lekuk tubuh menggairahkan, wajah rupawan, tatapan mata hazel yang memikat, dan bibir mungil yang terpoles lipstik merah menyala.

'Andai saja para klienku datang malam ini, aku tak perlu bersusah payah merayu pria tua renta ini,' batinnya sambil menghela napas lirih.

Lucianna adalah seorang pelacur premium. Ia hanya melayani para pria lajang kaya raya. Bukan sekadar kaya, melainkan teramat kaya. Klien Lucianna hanya berjumlah empat orang, namun keempatnya masih muda, tampan, dan bergelimang harta.

Lucianna enggan meniduri pria uzur seperti yang duduk di sampingnya. Ia hanya akan menemani pria itu hingga ia merasa bosan. Kendati klien tetapnya tak datang, ia harus tetap bekerja agar gajinya tak dipotong.

Lucianna memiliki standar tinggi dalam memilih klien. Teman-temannya kerap mencibirnya karena terlalu pilih-pilih. Padahal, Lucianna mampu meraup lebih dari seratus juta rupiah per bulan hanya dengan empat kali kencan.

Ketika kebosanan mulai melanda, mata Lucianna tertuju pada seorang pria yang baru memasuki bar. Tubuh kekar dan tegapnya terbalut dalam jas abu-abu yang elegan. Rambut cokelat gelapnya tersisir rapi ke belakang, sorot matanya memancarkan kelelahan.

'Sepertinya dia orang baru di sini,' batin Lucianna yakin. Ia bangkit dari kursinya, meninggalkan pria tua itu, dan menghampiri pria tampan tersebut.

Ekspresi pria itu tampak tegas, namun Lucianna dapat merasakan bahwa ia merasa tidak nyaman berada di tempat ini. Lalu, apa yang membawanya ke sini?

Pria itu memilih duduk di kursi yang cukup jauh dari keramaian. Tanpa ragu, Lucianna segera mendekatinya dan duduk di sampingnya.

Tebakan Lucianna tepat sasaran. Pria itu jelas merasa tidak nyaman. Bahkan, begitu Lucianna duduk, ia langsung menatap tajam ke arahnya, seolah tidak menyukai kehadirannya.

Hal ini sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Lucianna. Ia sudah terbiasa merayu pria-pria yang asing dengan dunia prostitusi.

Lucianna mendekat dan melingkarkan tangannya di lengan pria itu.

"Maaf, aku tidak membutuhkan layanan seperti ini," ujar pria itu sambil melepaskan pelukan Lucianna.

"Lalu, mengapa Anda datang ke tempat ini?" tanya Lucianna, tak henti menatap pria itu dengan tatapan menggoda.

"Aku ada urusan, jadi mohon tinggalkan aku," usir pria itu dengan halus. Ia tampak fokus pada laptop yang ada di hadapannya. Namun, penolakan itu tidak membuat Lucianna menyerah.

Ia kembali mendekat, kali ini tidak melingkarkan tangannya, melainkan menempelkan dadanya di lengan pria itu. "Apa yang sedang Anda kerjakan?"

Berpura-pura penasaran dengan aktivitas pria itu, Lucianna mulai menggesekkan dadanya secara perlahan di lengan pria itu. Pria itu mulai merasa kesal dan tidak nyaman dengan tindakan Lucianna. Akhirnya, ia mendorong tubuh Lucianna hingga hampir terjatuh dari kursi.

"Apa kau tidak menyadarinya sejak tadi? Aku merasa jijik terhadap wanita penghibur sepertimu. Aku hanya ingin bekerja dengan tenang, jadi pergilah, sebelum kubuat bar ini berhenti beroperasi," bentak pria itu dengan nada dingin.

Bentakan itu tidak membuat Lucianna gentar sedikit pun. Dari intonasi suaranya, Lucianna dapat menyimpulkan bahwa pria itu sebenarnya berhati lembut. Ia memutuskan untuk meninggalkan pria itu.

Bukan untuk menyerah, melainkan untuk menyusun strategi. Lucianna akan menggunakan teknik memancing. Ia tidak boleh terus menarik, tetapi juga harus sedikit mengulurkan tali pancing agar targetnya tidak lepas.

Lucianna berjalan menuju meja bar yang tidak jauh dari tempat duduk pria itu. Sesampainya di sana, seorang pria berpakaian rapi menghampiri pria tampan itu. Pria itu adalah bosnya. Mungkinkah pria tampan itu seorang investor? Semoga saja ia tidak mengadukan perlakuan yang ia terima selama beberapa menit di bar ini kepada bosnya.

Alih-alih merasa khawatir, Lucianna justru semakin bersemangat untuk menaklukkan pria itu. Lagipula, bosnya—pemilik bar—juga tidak akan berani memarahinya, karena Lucianna sudah menjadi aset berharga bagi bar ini.

Saat kedua pria itu sedang berbincang, seorang pelayan datang untuk mencatat pesanan mereka, lalu menghampiri meja bar. Saat pesanan mereka siap, Lucianna menghentikan pelayan itu.

"Pria berjas abu-abu itu, apa yang ia pesan?" tanya Lucianna. Pelayan itu menunjuk pada segelas jus jeruk yang ada di sebelah kiri nampan.

Lucianna mengeluarkan selembar kertas putih yang terselip di belahan dadanya. Ia menaburkan bubuk perangsang ke dalam minuman jeruk itu. Pelayan itu sudah terbiasa melihat aksi Lucianna, jadi ia hanya diam saja.

Minuman itu segera diantarkan ke meja pria itu. Sekarang, Lucianna hanya perlu menunggu.

Setelah tiga puluh menit berlalu, kedua pria itu menyelesaikan percakapan mereka. Akhirnya, mereka meminum minuman masing-masing. Mereka berjabat tangan, dan pria tampan itu bergegas menuju pintu keluar.

Lucianna berlari ke ruang loker dan mengambil tasnya. "Bos, aku ada pekerjaan!" serunya.

Ia mengejar pria itu menuju area parkir. Dari kejauhan, Lucianna dapat melihat bahwa obatnya mulai bereaksi. Pria itu berjalan sempoyongan. Sesampainya di mobil, ia tidak langsung masuk, melainkan menyandarkan kepalanya di atap mobil.

"Kenapa terasa sangat panas?" gumam pria itu sambil membuka kancing jas dan melonggarkan dasinya.

'Aku akan menunggu sekitar tiga menit lagi, agar obatnya bereaksi sempurna,' batin Lucianna sambil bersembunyi tak jauh dari pria itu.

Deru napas pria itu terdengar jelas di parkiran bawah tanah yang sepi ini.

Setelah merasa cukup, Lucianna segera menghampiri pria itu. "Apa Anda membutuhkan bantuan, Tuan?" tanyanya dengan nada lembut.

Pria itu tidak merespon. Penglihatannya mulai kabur, dan ia tidak menyadari bahwa wanita di hadapannya adalah wanita yang mengganggunya tadi.

Lucianna melirik ke arah bawah pinggang pria itu. Tampaknya, celana pria itu sudah tidak mampu lagi menahan gejolak yang ia rasakan. Dengan sigap, Lucianna mengambil kunci mobil yang sedari tadi digenggam pria itu. Ia membuka pintu kursi belakang dan mendorong pria itu masuk. Lucianna ikut masuk ke dalam mobil dan menutup pintu rapat.

Ia melepaskan jas dan dasi pria itu, lalu perlahan membuka kancing kemejanya. Dada bidang pria itu tampak kekar dan berisi. Lucianna semakin tidak tahan melihat tubuh besar pria itu.

"Tidak masalah untuk melakukannya di mobil."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Bersambung...

1
kalea rizuky
masih jual mahal lu minggat aja lus yg jauhh biar nangis darah su dudaaaa asemm
Rosse Roo
gimana kalau Lucii tau, Daniel sudah mengetahuinya tentang Andrew dan dirinya.. 😅
Rosse Roo
jangan menggoda Luciii.. kasian Daniel 😅
Rosse Roo
kalo jaman ku kecil dulu, namanya lampu damar. sebelum tenar lilin. 😃
Dewi Ink
aku yakin kamu juga bisa Lucy asal benar2 lepas dari dunia malam
Dewi Ink
buset dah Lucy frontal bgt🤣🤣
Dewi Ink
hah, jangan2 anak itu Luciana..😬😬 apa benar Thor
Dewi Ink
Kaka othor maap sedikit saran, dari kalimat: Luciana sedikit menyerongkan badan...bisa ganti paragraf saja, sudah beda konteks 🙏😊
Dewi Ink
tapi katanya pria memang begitu, msh bisa menyimpan cinta terdalamnya meski sudah dg yg lain
kim elly
daniel boleh nggak aku yang pecat sopia
kim elly
riweuh ini orang satu 🙄
kim elly
aku juga takut berenang luci kamu tidak sendiri
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
kalau menghilangkan trauma emang harus pelan pelan dulu, jangan terlalu buru", daniel
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
wehh? luci mau di ajar belajar berenang dengan Daniel?
Rosse Roo
Tidaaakkk... Lucii, Daniel baca pesan mu ke Andrew itu loohh😫
Rosse Roo
adduuuhhh... 🤧🤧😅
Rosse Roo
iiih gak sopan Daniel, baca baca pesan di hape orang😅
Dewi Ink
Wah Lucy memang sudah cocok nih jadi ibu sambung buat si kembar 🤗
Dewi Ink
mereka jarang interaksi dengan anak2 seusianya selain di sekolah
Dewi Ink
Lucu deh, kalo percakapan begitu antara suami istri kan wajar ya/Chuckle/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!