Kisah ini bercerita tantang dua orang gadis yang memiliki kehidupan jauh berbeda sekali satu sama lainnya.
Valeria dan Gisela yang merupakan anggota academy musik di Soleram Internasional dan sama-sama menimba ilmu sebagai seorang murid disana untuk menjadi penyanyi terkenal.
Sayangnya nasib mujur bukan berpihak pada Gisela namun pada Valeria karena karya lagunya menjadi viral dan hits hingga mancanegara dan mengantarkannya sebagai penyanyi populer.
Penasaran mengikuti kelanjutan serial dua gadis yang berseteru itu !
Mari ikuti setiap serialnya, ya... 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1 BERTUKAR JIWA
Valeria bernyanyi sangat merdu sekali serta penuh energik di atas panggung, sejumlah penonton melihat atraksi penampilannya begitu antusias ketika dia membawakan lagu andalannya yang populer.
Lagu yang dinyanyikan oleh Valeria meledak viral hingga terkenal seantero negeri.
Hampir sejuta orang menyanyikan lagu hits milik Valeria bahkan lagunya itu sangat populer di mancanegara.
Sayangnya keberhasilan Valeria sebagai penyanyi terkenal tidak membuat seseorang menyukainya.
Orang itu adalah Gisela, teman seangkatan Valeria di academy musik Soleram Internasional karena keduanya sama-sama belajar sebagai seorang penyanyi.
Gisela tidak memiliki kualitas sebagai seorang penyanyi lantaran kondisi fisiknya yang kurang menarik untuk ukuran seorang penyanyi remaja favorit, dia bertubuh gemuk tak terawat serta suara sumbang yang jauh membuatnya tercipta sebagai seorang penyanyi ternama, berbeda dengan Valeria yang berpenampilan sangat cantik, menarik, berkulit putih bersih serta bening dan wajah khasnya yang favorit bahkan dia memiliki ukuran tubuh proporsional sehingga menjadikan dirinya terkenal dan disukai banyak orang.
Pantas menjadikan sosok Valeria tampil sebagai penyanyi favorit dan populer dibandingkan Gisela, teman seangkatannya.
Selain penampilannya yang cantik mempesona sebagai penyanyi remaja, Valeria memiliki teknik vokal berkualitas tinggi serta merdu sehingga sekali dia tampil di muka umum maka penampilan Valeria langsung menarik perhatian banyak orang kepadanya.
Valeria terus menyanyikan lirik lagu andalannya di atas panggung dengan diiringi suara nyanyian dari para fansnya yang sedang menonton atraksi panggungnya.
Suaranya jernih serta terdengar sangat merdu seperti penampilannya yang bening kala membawakan lagu hitsnya, sesekali senyum manis tergambar di ujung bibirnya yang merekah merah menarik perhatian para penggila lagunya.
Valeria benar-benar tampil bak penyanyi profesional meski usianya terbilang masih remaja saat ini.
Sorakan dari para penggemarnya serta tepuk tangan meriah mengiringi setiap gerakan Valeria di atas panggung, menyanyikan lagu populer miliknya.
Sejuta mata sedang menonton atraksi panggung Valeria diatas panggung, mereka larut dalam membawakan lagu yang disenandungkan oleh perempuan cantik itu.
Gaun bertema lolita warna merah muda membungkus tubuhnya begitu cantiknya sehingga penampilan Valeria semakin mempesona kala menyanyi.
Namun seluruh kesuksesan yang dimiliki oleh Valeria tidak mengantarkan seseorang menjadi bahagia oleh atraksi panggungnya.
Gisela diam-diam mengamati penampilan Valeria di dekat panggung.
Rasa iri dengki dalam hati Gisela membuncah kuat sehingga membuatnya marah atas keberhasilan Valeria sebagai seorang penyanyi populer yang viral hingga mancanegara.
Tiba-tiba lampu panggung padam hingga menghentikan penampilan Valeria.
Seketika itu juga terdengar suara teriakan dari arah panggung lalu seiring suara keras seperti benda jatuh.
Sedetik kemudian lampu kembali menyala terang.
Alangkah mengejutkannya ketika lampu kembali menerangi area panggung.
Tampak Valeria dan Gisela sedang terbaring tak sadarkan diri di atas panggung dengan berlumuran darah.
Sontak saja hal itu menarik perhatian semua orang yang ada di area panggung dan mereka segera bergerak panik naik ke atas panggung secara berduyung-duyung.
"Valeria !!!" teriak sejumlah fans saat dia melihat tubuh idolanya berlumuran darah sedang terkapar tak berdaya di atas panggung.
Sejumlah orang langsung mengerumuninya dengan cemas sembari terus memanggil nama sang artis terkenal itu.
"Valeria !!!" panggil orang-orang yang menjadi penggemar Valeria panik.
Di sisi lain, tubuh Gisela tergeletak tak berdaya serta berlumuran darah juga, sma seperti yang terjadi pada Valeria akibat terkena pecahan lampu dari atas panggung yang jatuh keras sehingga menghantam lantai panggung.
Sayangnya tak seorangpun yang memperdulikan kondisi Gisela di atas panggung, semua tampak sibuk mengurusi Valeria sang idola kebanggaan mereka, tanpa mau melihat keadaan Gisela meski dia sama-sama terluka parah.
Petugas medis segera membawa Valeria dan Gisela pada tandu berbeda secara bersama-sama menuju ke mobil ambulan.
Dua mobil ambulan telah tersedia diluar area ruangan panggung, menunggu Gisela beserta Valeria masuk ke mobil.
Terdengar suara bunyi sirene ambulan saat dua mobil itu bergerak bersama-sama, membawa Valeria dan Gisela meninggalkan area pertunjukkan.
Sejam berlalu begitu cepatnya setelah dua mobil ambulan itu pergi dari lokasi Valeria menyanyi.
Rumah Sakit...
Ruangan perawatan Umum.
Tampak berbaring Gisela di atas ranjang rumah sakit telah berbalut perban di kepalanya sedangkan Valeria diletakkan di ruangan VVIP khusus.
Lamat-lamat terdengar suara di telinga Gisela yang agak menganggu kesadarannya.
Gisela membuka kedua matanya secara perlahan-lahan.
Sinar terang langsung menyambut penglihatannya ketika dia mulai tersadar dari pingsannya.
Sesaat Gisela diam tertegun kala melihat ke arah langit-langit di atasnya.
Terangnya nyala sinar lampu tidak membuatnya terganggu saat Gisela terjaga siuman, terlihat selang infus telah terpasang di area lengannya.
Gisela bergumam lirih seraya menoleh ke arah ruangan disekitarnya.
"Dimana aku sekarang ???" tanyanya penasaran.
Seorang perawat rumah sakit masuk sembari membawa senampan alumunium medis mendekat ke arah ranjang tidur.
"Bagaimana kondisimu sekarang, Gisela ?" tanya perawat itu sembari memeriksa infus.
"Apa ? Gisela ???" tanya Gisela terkejut kaget.
Perawat rumah sakit menengok ke arah papan nama yang terpasang pada sisi ranjang tidur dimana Gisela berbaring saat ini.
Mencoba memastikan nama yang tercantum pada papan nama.
"Benar Gisela kan ?" kata perawat itu meyakinkan kembali.
"Tapi aku bukan Gisela...", gumam lirih Gisela dengan pandangan bingung ketika perawat menanyai tentangnya.
"Bukan Gisela ???" kata perawat rumah sakit sembari mengibaskan tangannya cepat.
Perawat tersebut tertawa ringan lalu menggoyangkan telapak tangannya.
"Sulit memang menerima semua tragedi buruk ini apalagi kamu bukan penyanyi favorit sekedar figuran, wajar jika trauma akut menghinggapi pasien di awal dia tersadar dari pingsannya akibat syok berat", kata perawat itu lugas.
Gisela mengerutkan keningnya semakin tidak mengerti dengan penjelasan perawat rumah sakit padanya.
"Tolong berikan aku cermin !" pinta Gisela.
"Apa, cermin, buat apa ?" tanya perawat rumah sakit agak terkejut dengan permintaan Gisela.
"Tolong beri aku sebuah cermin atau apalah yang bisa buat bercermin !" sahut Gisela berusaha bangun.
"Jangan memaksakan dirimu, biarkan kondisimu agak tenang dulu, Gisela !" kata perawat itu mengingatkan pada Gisela.
"Tapi aku mau bercermin sekarang !" pinta Gisela ngotot.
"Baiklah, baiklah, aku akan mengambilkanmu cermin atau benda yang bisa buat bercermin, tunggu sebentar dan jangan beranjak kemana-mana dari atas ranjang tidurmu", kata perawat rumah sakit.
"Ya, baiklah, aku akan menunggunya", kata Gisela sembari duduk bersandar.
"Tunggu, mungkin aku membawa cermin riasku dalam saku seragamku", sambung perawat rumah sakit seraya merogoh saku rok seragamnya cepat-cepat.
Wajah perawat rumah sakit berubah berseri-seri ketika dia menemukan benda yang dicarinya.
"Sepertinya aku membawa cermin riasku, ini pakailah !" kata perawat tersebut sembari menyerahkan sebuah cermin rias kepada Gisela.
Gisela segera mengambil kaca rias dari tangan perawat rumah sakit untuk bercermin.
"Yeaaaaw... !!! Ini bukan aku !!!" jerit histeris Gisela setelah dia bercermin.
Mendadak saja, ekspresi wajah Gisela berubah pucat pasi dengan tangan gemetaran.
"Siapa ini ??? Kenapa aku berada di tubuh ini ???" jeritnya panik.
Gisela benar-benar panik serta kebingungan ketika melihat dirinya pada tampilan cermin rias milik perawat rumah sakit.
"Kenapa aku bertukar jiwa dalam tubuh Gisela ???" ucapnya meracau.
Kembali Gisela menjerit keras seraya memegangi kepalanya yang pening.
"Yeaaaaaawwww... !!! Ini bukan aku... !!!''
Sontak saja jeritan Gisela mengagetkan perawat rumah sakit yang berdiri didekatnya.
"Dimana Valeria dirawat ???'' tanya Gisela segera menarik kuat-kuat tangan perawat rumah sakit dengan kedua mata melotot lebar.
"Valeria ? Valeria siapa ?" tanya perawat itu ikut panik.
"Valeria penyanyi terkenal itu, bukannya dia juga dirawat bersamaku ???" tanya Gisela.
"Oh, Valeria penyanyi terkenal itu, ya", sahut perawat rumah sakit langsung mengerti.
"Ya, Valeria penyanyi favorit itu, dimana sekarang dia dirawat ? Apa dirumah sakit ini juga, sama denganku atau tidak ?" tanya Gisela.
"Mungkin dia sedang dirawat di ruangan VVIP khusus, ada dilantai empat, kalau kesana harus naik lift jika ingin cepat sampai ke kamar itu", sahut perawat rumah sakit agak bingung.
"Aku akan kesana...", ucap Gisela seraya melompat turun dari atas ranjang tidurnya lalu berlari tergesa-gesa keluar kamar sedangkan selang infus masih terpasang ditangannya.