NovelToon NovelToon
Rojali Dan Ratih

Rojali Dan Ratih

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Ilmu Kanuragan
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

"kamu pembawa sial tidak pantas menikah dengan anakku" ucap Romlah
"aku sudah mempersiapkan pernikahan ini selama 5 tahun, Bagaimana dengan kluargaku" jawab Ratih
"tenang saja Ratih aku sudah mempersiapkan jodohmu" ucap Narti
dan kemudian munculah seorang pria berambut gondrong seperti orang gila
"diakan orang gila yang suka aku kasih makan, masa aku harus menikah dengan dia" jawab Ratih kesal
dan tanpa Ratih tahu kalau Rojali adalah pendekar no 1 di gunung Galunggung

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RR 24

Ratih hendak mengucapkan penolakannya, namun suara deru mobil tiba-tiba memecah ketegangan. Sebuah mobil dinas berhenti di depan rumah.

"Sardi..." gumam Narti pelan, wajahnya menegang.

Kepalanya terasa makin pening. Mengapa dua pria itu datang bersamaan, seolah dunia tak memberinya ruang untuk bernapas?

Di tengah kekacauan itu, Sinta muncul. Dia tahu, dia harus segera mengendalikan suasana.

Baginya, membiarkan Ratih menikah dengan Damar—anak orang terkaya di kecamatan—adalah hal yang tak bisa diterima. Ia lebih rela Ratih menjadi gundik Sardi, seorang pegawai kabupaten yang sudah beristri. Dan cap gundik atau pelakor akan menempel pada diri Ratih, dan itu adalah hal yang sangat menyenangkan.

“Jadi ada tamu agung yang datang?” Kartika menyipitkan mata, lalu melirik ke arah para perempuan yang berdiri gugup di teras. “Siapkan Ratih sebaik-baiknya. Besok dia harus menjadi pengantin paling anggun yang pernah dilihat desa ini.”

Nada suaranya tak memberi ruang untuk dibantah, seperti seorang nyai besar yang terbiasa mengatur segalanya dengan sekali titah.

Namun Sinta maju selangkah, suaranya lembut tapi menusuk seperti pisau berselimut sutra.

“Maaf, Bu Kartika. Itu tidak bisa dilakukan. Kak Ratih sudah bersuami. Apa Ibu tak khawatir pada nama baik keluarga? Jika pernikahan ini dipaksakan, bukan hanya anak Ibu akan dicap sebagai perampas istri orang, tapi agama pun tak merestui. Seorang perempuan yang bercerai harus menunggu masa iddah tiga bulan… untuk memastikan bahwa ia tak mengandung darah suaminya.”

Sinta tampak seolah berbicara demi kebaikan, padahal dia tidak rela Ratih mendapatkan suami seperti damar, damar terlalu sempurna untuk Ratih.

“Bu Narti, bagaimana ini?” suara Sardi terdengar mendesak. “Tadi pagi Anda sudah menyanggupi. Ratih untuk saya. Saya ke sini ingin menyampaikan kabar baik—istri saya sudah memberi restu.”

Nada bicaranya seperti seorang bangsawan kecil yang merasa waktunya merebut takhta telah tiba.

Kartika menyipitkan mata, bibirnya melengkung sinis.

“Jangan bermimpi. Kau itu PNS, bukan petani sembarangan. Tak semudah itu menikah lagi tanpa izin dari atasan. Kau pikir semua perempuan bisa diperlakukan seperti barang ganti?”

Sebagai wanita dari keluarga terpandang, Kartika tahu aturan-aturan dalam birokrasi, terlebih pamannya juga menjabat di kecamatan.

Tiba-tiba, seorang wanita paruh baya melangkah masuk. Wajahnya anggun namun menyimpan ketegasan dingin yang tak mudah dibantah. Dialah Rodiah, istri sah Sardi. Sudah lima belas tahun mereka menikah, namun belum juga diberi keturunan.

“Tak ada masalah,” ucapnya tenang, “yang penting aku merestui.”

Matanya menatap Ratih seolah tengah menilai calon hewan kurban. Setelah melihat foto Ratih beberapa waktu lalu, hatinya langsung mantap. Wajah itu—kalau diberi benih dari darah Sardi—akan melahirkan keturunan rupawan yang bisa dibanggakan.

Dalam diam, Rodiah sudah merancang segalanya. Setelah Ratih melahirkan, dia akan disingkirkan perlahan. Seperti rumput liar yang tumbuh di tengah ladang bunga miliknya.

“Bu, jangan khawatir. Saya akan beri Ibu lima puluh juta, asal tiga bulan dari sekarang Ratih menikah dengan saya,” ucap Damar dengan nada datar namun tegas.

Matanya menatap Ratih seperti seorang kolektor yang telah menemukan benda langka yang wajib dimiliki. Obsesi itu mengakar dalam. Saran Sinta memang masuk akal—tiga bulan waktu yang cukup untuk memastikan Ratih tidak mengandung. Ia hanya menginginkan Ratih tidak dengan anaknya.

Kepala Narti serasa berputar. Dua pria, dua rencana, dan semua mengarah pada anak tirinya. Ia memejamkan mata sejenak, mencoba memilah logika dari godaan dunia.

Di sisi lain, hati Sinta mulai diliputi rasa jijik yang semakin menyesakkan. Ia pikir Sardi hanya ingin main-main dengan Ratih. Ternyata, lelaki itu berniat serius—dan lebih gilanya, istrinya sendiri memberi restu.

“Aku akan bantu tiga puluh juta untuk hajatan Sinta,” suara Rodiah terdengar manis namun menusuk. “Dan aku juga akan sumbang artis organ tunggal.”

Rodiah berdiri anggun di tengah ruangan, senyumnya tenang seperti ratu yang tahu cara menjaga singgasananya. Bagi Rodiah, cinta Sardi adalah mutlak. Ia sudah terbiasa memperlakukan suaminya seperti anak bungsu yang suka merengek—dan semua keinginan sang suami harus dituruti.

Ia tahu, Narti akan lebih memprioritaskan pesta Sinta, anak kandungnya sendiri. Rodiah sudah bisa membaca kalau narti tidak akan pernah rela Ratih menikah dengan pesta meriah.

“Siapa kalian, memperebutkan istri orang?”

Suara seorang pria memecah ketegangan seperti petir di tengah langit mendung.

Ratih yang sejak tadi hanya menunduk, perlahan menegakkan kepala. Matanya membulat, hatinya seketika berbunga. Namun harapannya redup kembali saat melihat siapa yang berdiri di ambang pintu.

Rojali… bersama seorang wanita kota berpenampilan modis.

“Abang pulang…” lirih Ratih, suaranya nyaris tenggelam di kerongkongan.

Rojali tersenyum santai, lalu melangkah mendekat.

“Sini dong, Sayang. Biasanya juga langsung peluk abang kalau abang pulang,” ucapnya ringan, seolah tak ada badai yang sedang mengancam rumah itu.

Ratih diam, matanya menatap perempuan di samping Rojali—anggun, rapi, beraroma kota. Ada sesak di dadanya, tapi ia menahannya.

“Oh iya,” kata Rojali sambil mengusap rambutnya sendiri, “ini bos abang. Katanya mau kenalan sama istri abang.”

Ratih menghela napas panjang. Beban di dadanya sedikit mengendur. Ia bangkit perlahan, lalu memeluk Rojali. Wangi tubuh lelaki itu, keringat dan aroma jalanan, serta kekar tubuhnya yang keras seperti batu—semua itu telah lama ia rindukan.

Rojali mengelus pundak Ratih pelan. Air mata Ratih membasahi dadanya, namun Rojali tak berkata apa-apa.

Hanya diam… dan perih.

..

..

“Kirain aku pejabat dari kota mana,” Kartika mencibir sambil melipat tangan di dada. “Ternyata cuma satpam. Narti, apa yang kamu harapkan dari menantu seperti dia?”

Nada bicaranya tajam, seperti sembilu yang dengan sengaja diarahkan untuk menusuk harga diri.

Sardi ikut bersuara, tak mau kalah dalam melampiaskan api cemburunya.

“Dia itu gembel gila di ujung desa! Dan aku benar-benar tak habis pikir—perusahaan macam apa yang sebodoh itu, sampai-sampai mempekerjakan orang sepertinya?”

Matanya menyipit penuh kebencian, terutama ketika melihat tangan Ratih yang masih memeluk Rojali. Harusnya pelukan itu… untuknya.

Damar tak berkata-kata. Tapi kedua tangannya mengepal, urat di lehernya menegang. Dada penuh gejolak. Ingin rasanya dia maju dan menghajar lelaki itu—melenyapkan Rojali dari hadapan Ratih selamanya.

Namun Rojali tetap berdiri tenang. Matanya tajam, suaranya dingin namun penuh cemooh.

“Dasar orang-orang waras… tapi gila,” ucapnya, sinis. “Otak kalian taruh di mana? Jangan-jangan sudah bercampur dengan kotoran, karena terlalu sering makan dari uang bansos!”

Ia menatap satu per satu wajah yang kini memerah karena amarah dan malu.

“Beraninya kalian mengaku terhormat, tapi ingin merebut istri orang hanya karena harta dan nafsu? Bangsat-bangsat bermuka manusia.”

Yohana, wanita kota yang datang bersamanya, hanya tersenyum kecil. Senyum yang entah mengandung simpati… atau sekadar menikmati pertunjukan lakon kotor di rumah orang dusun.

“Diam kau!” bentak Sardi, matanya membelalak penuh amarah. “Orang rendahan sepertimu tidak pantas menghina kami!”

Rodiah pun ikut menyerang, suaranya dingin namun menusuk seperti ujung belati.

“Benar. Gila! Gembel seperti kamu tak layak berkata begitu. Aku benar-benar heran bagaimana bisa ada perusahaan tolol yang menjadikan kamu satpam. Bosmu pasti lebih gila lagi!”

Semua mata menoleh pada Rojali, menunggu reaksinya. Tapi justru Yohana, wanita kota berpenampilan modis yang dari tadi diam, melangkah ke depan.

Dengan senyum tipis, ia menatap Rodiah dan Sardi seolah sedang mengamati debu di ujung sandal.

“Ck… ck… ck… dasar supir kepala dinas,” ucapnya sambil menyilangkan tangan di depan dada. “Bahkan tiap pagi, kau harus menyemir sepatu kepala dinasnya. Berani-beraninya kau menghinaku.”

Tatapannya menusuk langsung ke mata sardi.

Sardi terperanjat. Tubuhnya kaku seperti tertikam petir siang bolong.

Siapa sebenarnya wanita kota itu? Bagaimana bisa dia tahu—dengan tepat—bahwa dirinya hanyalah supir kepala dinas?

Keringat dingin mulai membasahi pelipisnya.

Padahal, status PNS-nya baru seumur jagung. Ia mendapatkannya bukan karena prestasi, tapi hasil dari sogokan diam-diam. Uang itu berasal dari Rodiah—istrinya sendiri—yang rela menggadaikan perhiasan warisan demi menaikkan derajat suaminya. Tapi karena tak ada formasi kosong, ia akhirnya ditempatkan sebagai supir kepala dinas. Jabatan paling rendah, paling sepi gengsi… tapi tetap bisa dipamerkan di desa.

1
Purnama Pasedu
kerenkan ratih
saljutantaloe
lagi up nya thor
Ninik
kupikir lsg double up gitu biar gregetnya emosinya lsg dapet
Ibrahim Efendi
lanjutkan!!! 😍😍😍
Ranti Calvin
👍
Purnama Pasedu
salah itu
Purnama Pasedu
sok si kamu sardi
Ibrahim Efendi
makin seru!! 😍😍
Purnama Pasedu
pada pamer,tapi jelek
Purnama Pasedu
nah loh
Ninik
edaaannn....kehidupan macam apa ini
saljutantaloe
nah loh pusing si Narti jdinya
ditagih hutang siapin Paramex lah hehe
saljutantaloe
nah gtu dong ratih lawan jgn diem aja skrg kan udh ada bg jali yg sllu siap membela mu
up lg thor masih kurang ini
Purnama Pasedu
telak menghantam hati
Purnama Pasedu
jurus apa lagi rojali
Purnama Pasedu
tapi kosong ucapannya
Purnama Pasedu
kayak pendekar ya
saljutantaloe
widih bg jali sakti bener dah
bg jali bg jali orangnya bikin happy
Sri Rahayu
mantap thor..
sehat selalu
saljutantaloe
seru thor ceritanya up banyak" thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!