Langit tak pernah ingkar janji
Dihina karena miskin, diremehkan karena tak berdaya. Elea hidup di antara tatapan sinis dan kata-kata kejam. Tapi di balik kesederhanaannya, ia menyimpan mimpi besar dan hati yang tak mudah patah.
Suatu hari, ia mendapatkan sebuah tawaran untuk melanjutkan sekolah di kota.
Apakah elea akan menerima tawaran tersebut? Apakah mimpi elea akan terwujud di kemudian hari?
Penuh teka teki di dalamnya, jangan lewatkan cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kegabutanku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1
“ibu... ibu kenapa bu?” ucap elea ketika melihat ibunya meringkuk di atas tempat tidurnya dan berselimutkan kain jarik yang biasanya dia pakai. Saat itu, dirinya tengah pulang dari sekolahnya.
“ibu nggak apa- apa elea.” Jawabnya sambil suaranya bergetar. Mendengar suara ibunya yang tidak biasa elea menghampirinya dan memastikan keadaannya.
“ibu... badan ibu panas banget. Ayo bu ke dokter...” ucapnya sambil mengecek kening sang ibu yang terasa sangat panas.
“tidak usah elea, ibu nanti juga akan baik- baik saja kok. Tadi ibu sudah membeli obat di warung.” Ucapnya, namun tidak bisa dipungkiri jika badannya telah mengigil akibat deman tinggi yang melanda.
“apa yang ibu rasakan? Bicara sama elea bu. Elea ada uang kok untuk membawa ibu ke dokter.” Ucapnya terdengar sangat prihatin dengan keadaan sang ibu.
...****************...
Hai, kenalin nama aku Elea Putri aku biasa dipanggil elea aku merupakan seorang anak yatim yang hanya tinggal dengan ibuku yang sudah tua. Aku lahir ditengah keluarga yang miskin. Cemoohan adalah makananku sehari- hari. Dan inilah kisahku....
“ibu apa sudah makan?
“ibu tidak bisa makan elea, mulut ibu pahit.”
Setelah mendapatkan jawaban dari sang ibu, elea pergi ke dapur. Namun, di sana ia tak menemukan apapun untuk dimakan. Ia melihat tempat beras yang ada di rumahnya dan ia juga tidak menemukan apapun.
“ternyata ibu tak memiliki apapun di rumah, ya sudah aku harus pergi ke warung untuk membeli beras dan juga lauk.
“bu, elea ke warung dahulu.” Pamitnya kepada sang ibu.
“tapi nak, apa kamu tidak lelah sepulang sekolah... uhukk...uhuk?” jawabnya dengan lemas sambil terbatuk.
“enggak kok bu, ibu tunggu di rumah ya.” Jawabnya.
Elea pun pergi meninggalkan rumahnya dan menelusuri jalanan desa tersebut dengan sepeda tua nya.
“gaiss... gaiss... lihat anak orang miskin lewat. Kita kerjain yukk...” ucap ike ketika melihat elea sedang menaiki sepeda nya.
“ayuk...” jawab santi temannya.
Ike pun mengayuh sepedanya dengan kencang lalu dengan sengaja ia menabrak sepeda elea hingga menyebabkan sepedanya oleng.
“aaaaaaa...... braaaakkkk” elea pun masuk ke dalam parit sawah yang masih ada airnya.
“hahaha.... kasiann. Maka nya jadi orang miskin jangan belagu.” Ucap ike lalu pergi meninggalkan elea.
Elea hanya bisa meratap sambil melihat kepergian teman-temannya tersebut.
“memangnya aku ada salah apa dengan mereka, hingga mereka begitu tega berbuat seperti itu denganku. Hikss...” ia mencoba bangun namun kakinya terasa sangat ngilu bahkan baju yang ia pakai kotor penuh dengan lumpur.
Kala itu, jefri bersama bapaknya sedang melewati area persawahan untuk mengecek sawah yang ada di sana. Matanya tertuju pada seorang yang tengah berkubang dalam lumpur.
“pak...pak... itu ada orang jatuh ke sawah.” Ucap jefri sambil menunjuk ke arah elea.
“kita bantu dulu jef, kasian dia. Dia terlihat sangat kesakitan.” Jawab pak Joko ayah dari jefri.
Mereka berdua turun dari motornya, dan ketika sampai di depan cewek itu jefri sangat terkejut.
“elea...” hanya kata itu yang bisa keluar dari mulut jefri. Mendengar namanya di panggil oleh seorang lelaki ia pun menoleh ke sumber suara.
“kak jefri...”
“kalian saling kenal?” tanya pak Joko yang tengah kebingungan dengan kedua remaja tersebut.
“iya pak, elea ini adek kelasku.”
Sedangkan, elea sangat malu dengan posisinya yang jatuh ke sawah tersebut. elea pun di bantu pak Joko dan jefri untuk keluar dari area persawahan tersebut.
“bagaimana ceritanya kamu bisa sampai masuk ke area persawahan ini?” tanya jefri. Elea yang mendengar pertanyaan jefri ia merasa bingung harus berkata jujur atau tidak.
“emm... ini... anu kak mungkin aku kurang hati- hati tadi jadi tergelincir masuk kesana.” Ucapnya dengan nada yang gelagapan.
“yakin?”
“i-iya kak.” Elea mencoba menyembunyikan kejadian yang sebenarnya ia tidak mau menjelek- jelekkan temannya sendiri meskipun ia sudah dijahati.
“memangnya kamu mau kemana nak?” tanya pak Joko kepada elea dengan nada yang lembut.
“ini pak, saya mau ke warung mau beli beras dan juga lauk. Soalnya ibu saya sakit di rumah jadi tidak bisa berbelanja.” Jawabnya dengan sopan.
“memangnya ibu sakit apa elea?”
“badannya panas kak. Tapi, tadi sudah minum obat dari warung katanya.” Jawab elea.
“yasudah kamu temani ibu mu saja dan kamu pulang bersihkan badanmu. Rumah kamu sebelah mana nak?” tanya pak Joko.
“ta-tapi pak, saya harus ke warung.” Jawab elea
“serahkan sama saya saja.” Pak Joko dengan kerendahan hatinya ingin membantu elea.
“ti-tidak usah repot-repot pak, sa-saya bisa sendiri kok.” Ucap elea sambil membersihkan tangan dan kaki nya yang penuh lumpur.
“bagaimana bisa kamu ke warung jika penampilan kamu seperti ini elea?” tanya jefri
“Cuma sebentar kok kak, yasudah permisi. Terima kasih ya pak, kak jefri bantuannya.” Ucap elea dengan sopan.
Ketika ia mencoba menjalankan sepedanya, tiba- tiba sepeda tersebut tidak bisa jalan. Roda belakang sepeda tersebut bengkok dan elea sangat sedih melihat sepeda satu- satunya yang dia miliki rusak. Bahkan, uang yang ia simpan selama ini akan ia gunakan untuk membeli sembako.
“malang sekali nak nasibmu.” Ucap pak Joko dalam hatinya. Ia merasa iba dengan elea yang memiliki pendirian kuat dan bukan tipe anak yang mudah menerima bantuan orang lain.
Dengan pantang menyerah elea memperbaiki sendiri roda sepedanya namun hasilnya nihil.
“ya allah... cobaan apalagi ini. bagaimana cara ku besok pergi ke sekolah kalau sepeda ku rusak?” gumamnya pelan.
“elea, dengarkan bapak. Elea pulang saja ya nak biar bapak dan jefri yang membawa sepeda mu ini ke bengkel. Kami tidak bermaksud untuk merendahkanmu kami hanya ingin membantu saja.” Ucap pak Joko terdengar tulus.
“baiklah pak, saya sangat berterima kasih dengan bantuan bapak dan kak jefri.” Suara elea terdengar sangat sendu dan juga seperti menahan tangis. Dengan langkah tertatih ia berjalan menuju ke rumahnya.
“elea.. kamu sudah pulang anak? Cepat sekali?” tanya sang ibu.
“i-iya bu, elea mau mandi dulu nanti baru elea ke warung bu. Maaf ya bu, ibu tahan sebentar ya laparnya.” Ucap elea
“iya nak, ibu nggak apa- apa kok. Kamu istirahat saja kalau capek.” Ucapnya. Elea pun pergi menuju ke kamar mandi dan ia membersihkan badannya yang penuh dengan lumpur.
Beberapa menit kemudian, pak Joko dan jefri berkunjung ke rumahnya dengan membawa berbagai macam sembako.
“assalamualaikum...”
Elea membukakan pintu rumahnya dan betapa terkejutnya ia ketika melihat yang datang adalah jefri dan ayahnya.
“walaikumsallam... kak jefri, pak Joko. Mari masuk pak...” ucap elea terkejut.
“siapa elea yang datang?” tanya bu siti dari dalam kamarnya.
“ini buk, kak jefri dan pak Joko.” Jawab elea.
Pak Joko dan jefri pun masuk ke dalam rumah elea ia sangat terharu dengan kesederhanaan keluarga elea.
“silahkan duduk pak, kak. Saya panggil ibu dulu..” ucap elea.
“bu, mari aku bantu ibu temui mereka. Apa ibu masih kuat berjalan?” tanya elea
“ambilkan ibu jaket el, dan bantu ibu berjalan untuk menemui mereka.” Jawabnya dengan nada sedikit menggigil.
Elea dengan telaten memakaikan jaket untuk ibunya dan membantu berjalan menuju ke ruang tamu untuk menemui Jefri dan Pak Joko yang sudah menunggu mereka.