Ratu Esme Coventina Vasilica dieksekusi oleh suaminya sendiri, Raja Stefan Vasilica karena dituduh membunuh anak raja.
Anak raja yang berasal dari selir Jenna itu akan jadi putra mahkota dan akan duduk di tahta selanjutnya. Keputusan itu diambil karena Ratu Esme dinyatakan oleh tabib tidak akan bisa mengandung selamanya alias mandul.
Karena dianggap membunuh keturunan raja, Esme yang merupakan seorang ratu tetap tidak lepas dari hukuman.
Namun ketika ekseskusi akan dimulai, sebuah senyum licik dari Jenna membuat Esme merasa bahwa semua ini tidak lah benar. Dia sendiri tidak pernah merasa membunuh anak dari suaminya itu.
" Jika aku diberi kesempatan untuk hidup kembali, maka akan ku balas semua rasa sakit dan penghinaan ini."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Queen 01
" Putraku!!! Tidaaaaakkk!!! Baginda Ratu, saya tahu kalau Anda tidak menyukai saya. Tapi. Apa yang salah dengan anak yang tidak berdosa ini. Dia, dia belum lama melihat dunia. Tapi kenapa Anda mengirimnya kembali. Huaaa hiks hiks."
Drap drap drap
Kerajaan Vasilica menjadi sangat heboh dengan kabar bahwa calon putra mahkota meninggal dunia. Anak yang haru berusia satu tahun itu sudah terbujur kaku. Dan di tempat kejadian, sang ratu berada di sana.
Jenna, selir dari Raja Stefan Vasilica meraung sejadi-jadinya melihat putranya telah tiada. Raja Vasilica yang tengah melakukan pertemuan kenegaraan pun meninggalkan rapat untuk menuju ke lokasi kejadian.
Stefan tentu terkejut saat diberitahu oleh ajudannya. Anak yang sudah dia harapkan dari lama, kini malah meninggal sebelum bisa bertumbuh besar.
" Apa yang kau lakukan hah! Kenapa kau melampiaskan rasa amarahmu pada anakku yang tidak bersalah!"
Stefan sangat murka, dia berteriak dengan sangat keras tepat di wajah istrinya, yakni Ratu Esme. Sedangkan Esme, dia hanya terpaku diam sama sekali tidak bereaksi apapun. Ratu Esme memang dikenal sebagai pribadi yang tegas dan cerdas. Dalam Kerajaan Vasilica, dia juga mengambil peranan penting. Vasilica yang terkenal sebagai tempat singgah perdagangan karena memiliki sebuah pelabuhan yang besar, sangat menunjang pemasukan negara. Oleh karena itu keuangan Vasilica sangat baik dan berkembang menjadi negara yang kaya.
Semua itu tidak lepas dari tangan dingin Ratu Esme Conventina. Hanya saja satu kekurangan Esma yakni tidak bisa memiliki anak. Sudah 10 tahun menikah, namun Esme yang sekarang berusia 28 tahun belum juga memiliki anak.
Setahun yang lalu, akhirnya Stefan mengambil seorang selir dan langsung mengandung. Keputusan Stefan mengambil selir tentu atas desakan banyak pihak. Raja membutuhkan keturunan untuk melanjutkan tahta, dan ratu tidak bisa memberikannya. Maka dari itu, raja harus mengambil selir dan menetapkan anak dari selir sebagai penerus selanjutnya.
Bagi Esme, dia tidak masalah. Karena menyadari bahwa dirinya memang tidak bisa memberi keturunan. Namun dia merasa agaknya tidak cukup sampai di situ.
" Jangan diam saja Ratu Esme. Apa yang kau lakukan pada anakku hah!"
Stefan kembali berteriak. Beberapa pelayan, dayang dan prajurit melihat adegan itu.
" Saya tidak melakukannya Baginda."
Plak!
Sebuah tamparan keras melayang ke pipi Esme. Orang yang melakukan itu adalah suaminya sendiri, Stefan.
Semua orang terhenyak melihat raja yang menampar ratunya sendiri. Selama ini belum pernah ada kejadian demikian. Namun mereka tidak mampu bicara apapun. Terlebih saat ini Ratu Esme memang ada di posisi yang salah. Meskipun demikian, pengikut setia Esme yang terdiri dari dayang dan pelayan, tentu tidak percaya Esme melakukan hal tersebut.
Mereka semua tahu Esme meskipun bersikap dingin dan sangat susah sekali untuk tersenyum, namun wanita itu memiliki hati yang sangat baik. Dia menyayangi anak-anak, bahkan dia juga mendirikan sebuah panti asuhan dengan fasilitas terbaik.
Bukan hanya itu, saat kelahiran Branco, yakni anak dari suaminya dan selir, Esme pun menyambut dengan bahagia. Bahkan dia menjadikan dirinya sebagai ibu asuhnya. Lalu mengapa Esme harus membunuh Branco? Semua yang ada di sisi Esme sangat tidak setuju akan hal tersebut.
" Kau masih berani mengelak padahal Branco ada bersamamu saat dia meninggal!"
" Saya tidak melakukannya, Baginda."
Lagi lagi hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Esme. Hal tersebut membuat Stefan semakin marah saja.
" Bawa Ratu ke penjara bawah tanah. Penyelidikan akan dilakukan, dan jika Ratu terbukti bersalah maka dia akan dieksekusi. Membunuh keturunan raja tentu akan mendapat hukuman yang sesuai."
Haaa
Semua orang yang ada di sana menutup mulutnya tidak percaya. Bagaimana bisa semua ini terjadi. Wajah mereka seketika sedih. Dua orang prajurit yang membawa Esme pun nampak seperti tidak suka. Namun mereka tidak berdaya dengan perintah drai sang raja.
" Maafkan kami, Baginda."
" Tidak masalah, kalian hanya menjalankan tugas. Ayo lakukan sebelum kalian kena peringatan."
Ratu Esme dibawa ke penjara, pemakaman untuk Branco juga digelar. Ucapan bela sungkawa dari berbagai kalangan bangsawan pun datang. Semua tidak menyangka bahwa ini adalah perbuatan sang ratu. Rumor pun beredar dnegan cepat. Mereka mengatakan bahwa ratu cemburu, bahwa ratu tidak suka jika Branco melanjutkan tahta. Mereka juga mengatakan bahwa ratu mungkin takut jika posisinya sebagai ratu tergeser oleh Selir Jenna.
Hanya dalam waktu yang singkat, reputasi baik dari Esme runtuh. Dia yang dulu begitu dipuja kini dihina. Namun itu tidak berlaku untuk pengikut setia Esme.
" Baginda, kenapa seperti ini."
" Aku tidak apa-apa, Daria. Jangan menangis, hmmm. Di sini tidak buruk juga, aku jadi bisa istirahat dan tidak harus bekerja."
Daria, dayang pribadi dari Esme menangis sesenggukan. Daria baru berusia 25 tahun. Dia adalah putri dari seorang count yang merupakan pendukung Esme. Daria masuk ke istana dan jadi dayang Esme sejak 5 tahun yang lalu. Tahun ini rencananya dia akan menikah, namun dia sangat berat meninggalkan ratunya itu.
" Bukankan ini bagus Daria. Kau bisa menikah tanpa memikirkan aku."
" Tidak Baginda, bagaimana saya bisa menikah sedangkan Baginda berada di dalam sini. Aah ya Tuhan, tempat apa ini. Bagaimana bisa ratu ku ada di dalam sini."
Daria menangis keras, dia sangat takut jika Esme benar-benar dieksekusi. Ini sudah seminggu sejak hari itu terjadi.
Drap drap drap
Beberapa prajurit datang, lalu mereka membungkuk memberi hormat. Wajah mereka terlihat sangat kusut, mata mereka bahkan sudah berembun.
" Baginda."
" Aah ternyata sudah diputuskan ya. Baiklah, mari pergi."
" Tapi Baginda, kenapa Anda diam saja padahal Anda tidak bersalah."
Salah satu prajurit akhirnya memberanikan diri bicara. Dia tahu betul bahwa ratu mereka ini tidak salah.
" Apapun yang akan ku katakan tidak akan mengubah keputusan Raja. Baginda sudah menetapkan demikian, maka ya pasti itu yang akan terjadi. Aku juga sudah lelah, jadi mungkin waktu untuk beristirahat. Dan aku juga sama sekali tidak punya bukti."
Mereka menunduk dalam. Tidak ada yang bisa dilakukan lagi.
Pintu penjara di buka. Mereka tidak memegangi Esme layaknya tahanan. Mereka membiarkan Esme berjalan sendiri. Ratu adalah ratu, meskipun mengenakan baju yang lusuh, dia tetap tampak berwibawa. Dagunya terangkat, tubuhnya tegap dam berjalan.
" Sudah mau mati saja masih terlihat sombong."
Entah siapa itu yang bicara, namun yang jelas pasti itu adalah salah satu dari pembenci Esme.
" Ratu Esme Coventina terbukti bersalah. Dia membunuh keturunan Raja, dia akan dijatuhi hukuman penggal di sini. Dan tubuhnya nanti akan dikuburkan di luar dan bukannya di pemakaman keluarga Raja.
Sruuuk
Esme sudah diletakkan di tempat eksekusi. Rakyat yang mencintai Esme, mereka tampak menangis. Rasanya seperti tidak adil, tapi mereka pun tidak mampu bicara. Atau yang aslinya, mereka tidak berani.
Esme melihat ke arah Stefan dan Jenna yang berjalan mendekat ke arahnya. Tatapan mata Stefan tidak bisa diartikan oleh Esme. Pria yang sudah hidup dengannya sejak lama, pria yang sudah ia kenal sejak usianya 5 tahun, kini adalah orang yang akan mengambil nyawanya.
" Mengaku lah Esme. Jika kau mengaku, aku tidak akan mengeksekusi mu."
" Saya tidak bersalah, Baginda."
" Sampai akhir pun kau tetap sombong, Esme. Baiklah jika ini yang kau inginkan. Selesaikan!"
Ketika Stefan berbalik. Jenna, selir dari Stefan itu mengusap matanya dengan sapu tangan. Dia seolah sedih. Tapi Esme bisa melihat senyum tipis di bibir wanita itu.
Esme mengernyitkan alisnya, ia merasa ada yang salah dengan wanita itu. Dan saat benda tajam hendak menghantam lehernya. Ia melihat gerak bibir dari Jena.
" Ma ti kau Es me."
" Sial, kalau aku bisa hidup lagi, akan aku balas semuanya."
Jreees
TBC
ditunggu kelanjutan dan keseruan kisah cinta dari janda mantan ratu dengan kaisar loyd /Drool/
semangat dan tetap sehat kak 🙏
daku padamu kaisar..sat set /Kiss/