NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Suami Dingin

Mengejar Cinta Suami Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:135k
Nilai: 5
Nama Author: Adzana Raisha

Menutupi jati diri dari sang suami, Dilara Agnesia menjalani kehidupan pernikahan toxic demi masa depan adik-adiknya. Pernikahan tanpa cinta dengan seorang pria dingin tak berperasaan.

Mampukan Dilara meluruhkan sikap dingan Alan, suaminya dengan cintanya. Ataukan Dilara harus menerima terus dicampakan, hingga ia lelah dan memilih pergi?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adzana Raisha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pernikahan Dingin

Hembusan angin menyibakkan tirai jendela di sebuah kamar milik seorang pria. Sinar keemasan yang menyelinap masuk dari celah yang terbuka, membuat sosok pria yang masih terbaring di atas ranjang, mengerjap. Sepasang matanya terasa berat untuk terbuka namun alam bawah sadar mendorongnya untuk secepatnya bangun.

"Morning, honey."

Suara perempuan yang menyapa indra pendengar membuat kedua kelopak mata sang pria terbuka lebar. Tatapannya pun tertuju pada sosok perempuan berpakaian cukup terbuka yang kini sedang setengah terbaring di ranjang yang sama dengannya. Sang perempuan yang memasang senyum menggoda membuat sang pria lekas membuang wajah.

"Siall." Pria bernama Alan itu membuang pandangan, tak sudi menatap pada perempuan yang sejatinya sudah berstatus istrinya sejak semalam.

Pening, Alan merasa kepalanya terasa berat. Sebisa mungkin ia bangkit dan menjauh dari pandangan sang perempuan

"Honey, kau mau kemana?." Perempuan bernama Lara itu bertanya. Iapun ikut bangkit, dan berjalan mendekati sang suami. Perempuan bertubuh sintal itu berniat membantu namun belum lagi kulit mereka bersentuhan, Alan sudah dulu memberi peringatan.

"Pergi, menjauhlah dariku!." Hardik Alan, ia tak sudi jika kulitnya disentuh oleh Lara, istrinya sendiri.

"Tapi honey, tubuhmu lemas, kau bisa terjatuh jika dipaksa berjalan." Ada sorot kekhawatiran yang tergambar di wajah ayu Lara.

"Apa perdulimu, biar saja aku jatuh atau mati sekalipun. Aku justru senang, sebab dengan mati aku akan terbebas dari pernikahan terkutuk ini!." Tertatih Alan menjauhkan diri. Ia memasuki kamar mandi dan menutup pintunya rapat.

Lara menghela nafas dalam kemudian tersenyum samar. Pandangannya kini tertuju pada sebuah cermin, di mana pantulan sekujur tubuhnya terlihat. Rambut panjang nan indah miliknya dibiarkan terburai, jatuh menutupi bahu sampai ke pinggang. Tubuhnya yang hanya dibalut lingerie tipis berwarna hitam, membentuk sempurna lekuk tubuh bagian atasnya sampai pangkal paha. Lara tersenyum miris, penampilannya lebih mirip seperti jaalang, namun suaminya sendiri justru engan untuk menyentuhnya.

"Tak masalah, ini baru hari ke dua." Mengangkat dagu, Lara tersenyum miring sebelum memasuki ruang pakaian untuk berganti baju. Tak ingin kalah pada keadaan, Dilara tak pernah menyerah sampai ia menyerah kalah.

Dilara Agnesia, tak ada yang menarik dari kisah hidupnya. Hadir dan masuk kekehidupan Alan pun bukanlah atas inginnya. Usianya baru 18 tahun, berbeda jauh dengan Alan yang memasuki usia 35 tahun. Pernikahan mereka terjadi atas campur tangan Hary Wirdo Hutomo yang tak lain adalah Kakek dari Alan. Alan yang berprofesi sebagai Dokter spesialis bedah itu sejak kecil memang diasuh dan dibesarkan oleh sang Kakek. Kisah hidupnya pun tak ada yang menarik, hanya ada kekecewaan di dalamnya. Setelah ditinggalkan sang Ayah akibat pengkhianatan sang Ibu serta dikhianati kekasihnya sendiri, Alan menjadi sosok pria yang tertutup. Hidupnya hanya untuk bekerja, dan tak ada tujuan hidupnya selain pekerjaan.

Hary Wirdo Hutomo yang tak pernah berhasil membuat sang cucu melepas masa lajang, berbuat nekat. Membuat keputusan penting tanpa meminta persetujuan sang cucu.

"Ikuti permintaan Kakek atau kau ingin melihat Kakek meregang nyawa secara perlahan." Ancaman Hary membuat Alan tak bisa menolak. Ia merutuk diri dan mengucap sumpah serapah saat melihat calon istrinya duduk di sampingnya. Masih bocah dan Alan semakin gila dibuatnya. Seorang gadis yang nyatanya jauh dari ekspektasi Alan untuk dijadikan istri. Kasta dan status sosial Dilara, Alan sama sekali tak tertarik untuk mengetahuinya.

"Siall." Maki Alan lagi dan lagi. Meski sudah berendam di air dingin namun hawa panas disekujur tubuh tak jua hilang. Rasanya ia ingin berlama-lama berada di kamar mandi. Selain untuk berendam ia pun ingin menghindari Lara yang sudah seperti iblis menyeramkan untuknya. Hadirnya membuat Alan muak, apalagi harus tidur di atas ranjang yang sama. Pria itu tak akan sudi.

"Aku tidak boleh terus menerus berada di tempat ini." Mentari yang kian meninggi membuat Alan mau tak mau untuk segera beranjak, menyudahi ritual mandinya untuk segera menuju rumah sakit tempatnya bekerja.

Pria bertubuh tegap itu menarik jubah untuk menutupi sebagian tubuh. Ia hanya tak ingin jika keluar nanti dan sang istri mendapatinya tanpa pakaian.

"Siall, kenapa aku harus terkubang dalam pernikahan rumit seperti ini." Alan tak henti menggerutu. Berulang kali ia mengacak kasar rambutnya yang masih basah dengan posisi sudah berada di depan pintu kamar mandi namun ragu untuk membuka. Ia hanya tak ingin jika keluar dan menemukan sosok Lara sedang menunggunya. Alan tak sudi melihat wajah istrinya sendiri.

Memantapkan hati, Alan coba membuka pintu sepelan mungkin. Ia tatap kesekeliling. Sepi, tak ada siapa pun. Tak mau buang waktu pria itu lekas menuju tempat pakaian dan lekas bersiap.

💗💗💗💗💗

"Honey, aku sudah buatkan sarapan spesial untukmu. Makanlah, kau pasti ketagihan setelah mencicipinya." Suara lembut nan mendayu milik Dilara, seketika menyapa indra pendengar Alan begitu sampai di meja makan, dan demi apa pun itu Alan sama sekali tak tertarik atau pun tergoda tetapi ingin mual walau hanya mendengar suara istrinya.

Posisi keduanya kini duduk berhadapan namun Alan lekas membuang pandangan. Malas bersitatap dengan perempuan yang pagi ini tampak menggoda dengan dres mini berwarna kunyit serta mengekspos jelas bagian dadanya yang padat dan kencang. Alan sang membenci itu. Dilara sangat mirip seperti perempuan murahan.

Dilara memasang senyum simpul. Bibirnya ia biarkan sedikit terbuka untuk menggoda Alan saat ingin menyajikan masakan hasil buatanya ke piring pria tersebut.

"Pelayan," teriak Alan yang sontak mengejutkan dua pelayan yang memang dipekerjan untuk mengurus keperluan dirinya. Kedua pelayan itu tergopoh, takut-takut menghadap sang Tuan.

"Mana sarapanku?." Alan menatap nyalang kedua pelayan yang saling pandang dan ketakutan. "Mana?." Tanya Alan sekali lagi saat kedua paruh baya itu hanya diam.

"Ma-maaf, Tu-tuan. Pagi ini semua sarapan untuk Tuan sudah dipersiapkan oleh Nyonya." Satu pelayan menjawab dengan suara terbata. Ia terkejut begitu mendapati kemurkaan sang Tuan yang sejatinya ditujukan untuk istrinya.

"Tapi aku tidak mau memakan apa pun yang dia masak!." Suara Alan tajam nan tegas. Membuat siapa pun yang mendengar ketakutan tetapi tidak dengan Dilara, gadis itu hanya tersenyum dan sama sekali tak takut dengan ucapan sarkas sang suami yang secara terang-terangan sudah merendahkannya di hadapan kedua pelayan Alan.

"Ma-maaf, Tuan."

"Jadi kalian tidak memasak apa pun yang bisa aku makan?."

Kedua pelayan serempak menggelengkan kepala.

"Bedeebah siialan." Alan menggebrak meja makan. Kedua pelayan saling menggengam tangan dan ketakutan. Lagi-lagi, Dilara hanya bergeming di tempat. "Di rumah ini hanya aku yang berhak membuat peraturan atau menentukan kesepakan. Siapa pun tak boleh mengganggu gugat meski itu kakek atau hanya perempuan asing yang hanya menumpang hidup di rumah ini." Alan melirik sinis pada Lara yang justru dengan santai menyuapkan makanan ke dalam mulut. Sungguh tak tau malu.

"Jadi tetap kerjakan tugas kalian seperti saat perempuan benalu itu belum masuk ke rumah ini. Makanku, pakaianku dan semua kebutuhanku, kalianlah yang mengurusnya, dan bukan dia," tunjuk Alan pada Lara. Tak lagi minat untuk mengisi perut, Alan lekas menghilang dari meja makan. Muak dan jengah jika harus berhadapan dengan perempuan tak tau diri seperti istrinya.

Sementara Dilara, gadis berlesung pipi itu menatap nanar kepergian Alan dengan perasaan yang, entahlah. Dalamnya hati siapa yang tau. Senyuman yang sejatinya tak luntur di bibir, mungkin hanya alat untuk menutupi luka hati yang sejatinya hanya ia yang bisa rasa

Tbc.

1
Sugiarti Arti
okkkkkkk
aroem
bagus
Leya channel
padahal oas di telpon supurnya suruh menyelamatkan diri dlu.ini malah ketemu meninggal.
diperalat tok khannnn..kapok..
Holipah
hayo Diego Hary udah bangkit lgi 😅😅
Syahilla Naazifa
Luar biasa
yesi yuniar
diego diteror sama hary 😁
Nana Loehat
🤣🤣pete ohh pete
sekalian jengkol pas top markotop
Meysha Talitha Putri
Luar biasa
yesi yuniar
memang harus dicurigai dan diawasi
E Jaa
terbaik
yesi yuniar
begitu kejadiannya...
kakek 👍👍👍👍
yesi yuniar
syukurlah kakek selamat ...
ditunggu kejutannya ya kek 🤗🤗
aqil siroj
kak kenapa mentari setelah hujannya dihapus ya...
padahal aku udah nungguin upnya lohh
Adzana Raisha: Assalamualaikum..
Maaf, Kak. Untuk Mentari setelah hujan sudah tidak ada lagi di NT karna sudah aku pindah ke apk sebelah berlogo F. Disana juga gratis. Yuk, kalau mau baca tinggal download aplikasi dan cari nama Pena Pemilik Rindu91. Terimakasih
total 1 replies
yesi yuniar
apa ada kerjasama antara diego dan sopirnya kakek ya atau dgn pamannya mungkin 🤔🤔
yesi yuniar
ternyata kakek yg dicelakai 🙄
Ratna R
lajut up nya dong kk
Nana Loehat
ya ampyunnnnn pyunnn
kelakuan kake ama alan
mengocok perutq thor🤣🤣🤣🤣🤣
astga naga


eitsss diego
mau mencelakai siapa??
apkh Dahlia
atw alan
tp q rasa tak mungkin
psti yg di incar yg Laemah
ya kan thor😁
diego diego
kasihannya u
obsesi mpe gangguan jiwa
Nana Loehat
alan jd sengklekkkkk🤣🤣🤣
ya ampun ferguso
"Melambai lambai"

boleh ga q tangkappp
wkwkwkkkk
yesi yuniar
siapa nih yg mau dicelakai sama diego... apa alan ??? 🤔
yesi yuniar
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!