NovelToon NovelToon
Cinta Khanza

Cinta Khanza

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat
Popularitas:316.1k
Nilai: 5
Nama Author: Darmaiyah

Khanza dan Roland, sepasang insan yang saling mencintai, Karena Fitnah, Roland menyakiti Khanza, saat Roland menyadari kesalahannya, dia sudah terlambat, Khanza telah pergi meninggalkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Darmaiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Prahara Malam Pertama

Assalamualaikum

Ketemu lagi dengan saya dilapak yang sama dan judul novel yang berbeda.

"Andai boleh aku memutar waktu, aku memilih tidak mengenalmu selamanya."

By Rajuk Rinda

💖💖💖💖

“Plak... Plak... Plak.” Tamparan bertubi-tubi menyentuh keras wajah mulus Khanza.

"Dasar perempuan murahan." Teriak Roland kencang, sambil menarik rambut Khanza yang gerai.

Wajah Roland menegang dengan geraham yang mengeras, dia menggenggam erat kepalan tangn, tidak bisa menyembunyikan kekecewaan dan kemarahan. Malam pengantin yang Roland impikan bertahun-tahun, hancur karena perbuatan Khanza yang sangat menjijikkan.

“Arggggh” Roland menarik sprai tempat tidur yang menjadi tempat mesum Khanza dan lelaki itu. Seperdetik kemudian Roland menangis sambil memukul-mukul kepalanya. Dia terduduk di atas tempat tidur.

Tadi Khanza pamit meninggalkannya, kerena mau istirahat lebih awal. Sementara Roland masih menemani teman-teman dan para tamu yang sedang menyantap hidangan sambil mengobrol, Roland pun mengizinkan Khanza naik ke kamar pengantin mereka.

Satu jam kemudian, saat para tamu dan undangan semuanya sudah pada pulang, keluarga pun sudah kembali ke rumah masing-masing, Roland menyusul naik ke atas, untuk menemui Khanza, sambil melirik jam di tangannya yang sudah menunjukkankan pukul sebelas malam.

Roland bergegas mempercepat langkahnya, dia sudah tidak sabar lagi menemui kekasih halalnya itu.

Sepuluh meter dari kamar pengantinya, mendadak Roland menghentikan langkahnya, sayup dia mendengar suara ******* seorang wanita yang sangat dikenalnya, rasa penasaran membawa Rolond mendekati daun pintu kamar, yang tadi sudah dilewatinya, suara ******* itu semakin jelas.

“Mas, aku sudah tak tahan, ayuklah sayang.” Rengekan suara itu membuat bulu kuduk Roland merinding. Roland kemudian menempelkan telinganya ke daun pintu kamar hotel yang tidak tertutup rapat, ada celah satu jari untuknya mengintip, hanya saja karena lampu kamar mati, hingga tidak bisa melihat jelas penghuni di dalamnya.

“Sayang, ahhhh….”

“Suara itu, persis suara Khanza.” batin Roland.

“Tidak mungkin itu suara Khanza.” Roland menepis pikiran buruknya, dan bermaksud beranjak, meninggalkan kamar itu.

“Ah… mas, aku bahagia sekali malam ini, peluk aku.” Suara wanita itu, kali ini terdengar sangat jelas.

Roland merasa yakin dengan pendengarannya, dia pun menerobos masuk ke kamar itu, Roland menyalakan saklar lampu. Mata Roland membola, menatap pemandangan dihadapanya, Khanza dan Heru adik dari ibunya, sedang bergumul tanpa sehelai benang pun di tubuh mereka.

Begitu lampu menyala, kesadaran Khanza yang hilang, berangsur menjadi setengah waras, dia terkejut saat mendapati tubuh polosnya berada di tempat tidur, bersama lelaki bertubuh gendut yang dia tahu, lelaki itu adalah adik bungsu dari mama mertuanya.

"Om... kenapa aku ada di sini?." Tanya Khanza panik, dia menarik selimut terus menutupi tubuhnya, dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Tadi, waktu Khanza pamit mau ke kamar pengantin, kepalanya terasa sangat pusing, saat dia mau ke atas menggunakan lift, ada yang mengatakan, kalau lift sedang bermasalah, maka dia mengambil alternatif lewat tangga, waktu menaiki tangga, dia hampir jatuh, jika tidak ada seorang lelaki yang menolong dan mengantarnya sampai ke kamar, hanya itu yang bisa Khanza ingat. Dan sekarang kenapa dia bisa berada di kamar ini.

Khanza menatap Heru dengan wajah pias pasi, dia meminta supaya Heru menjelaskan semuanya. Namun lelaki itu hanya memasang senyuman penuh kelicikan. Dia sama sekali tidak perduli dengan kesedihan yang membias di wajah Khanza.

“Kau lihat wanitamu yang begitu kau puja, dia tidak lebih hanya wanita malam.” ucap Heru santai sambil memunguti bajunya yang berserakan di lantai. dengan santai dikenakannya baju itu, lalu memandang jijik pada Khanza yang terduduk di sudut tempat tidur. Dia sengaja bicara seperti itu, agar emosi Roland makin terpancing.

“Mas! percaya padaku, aku tidak tahu, apa yang sebenarnya terjadi.” Khanza turun dari tempat tidur sambil mendekap tubuhnya, dengan kedua tangan yang masih memegang selimut. Dia bersimpuh di kaki Roland sambil menangis.

“Pakai bajumu, dasar wanita ******.” Heru melemparkan baju Khanza kewajahnya.

Khanza tersentak dengan perlakuan Heru, lalu meraih bajunya, dua menit berlalu Khanza sudah memakai bajunya. Dia masih duduk di depan suaminya dan memegang kedua kaki Roland. Seperdetik kemudian Roland menarik tubuh Khanza, terus mencengkram dagunya dengan kuat, memaksa Khanza menatap matanya.

“Kau ingin aku percaya padamu! setelah apa yang telah kau lakukan. Hah!” Roland melepaskan cengkramanya, terus menolak tubuh Khanza hingga terjerembab.

"Maafkan om, Roland, Khanza yang menginginkannya, om tak bisa menolak." kata Heru membela diri, dia mengambil keuntungan dari kemarahan keponakannya itu.

Roland sudah tidak perduli lagi dengan ucapan Heru, hatinya benar-benar sakit dan hancur, dia sangat kecewa. Beribu jarum terasa menusuk-nusuk kepalanya, wanita yang baru beberapa jam sah menjadi istrinya, malah menyerahkan kehormatannya pada lelaki lain.

“Ayuk! Ikut!” Dengan kasar Roland menyeret Khanza ke kamar pengantin mereka, yang hanya berjarak sepuluh meter.

“Lepas mas! sakit.” Ujar Khanza meringis, pergelangan tangannya terasa perih.

“Brak!”

“Sakit! hehehe.” Ucap Roland tertawa sumbang, dia kembali mencengkram kuat dagu Khanza. Kemudian menolaknya hingga Khanza terhuyung dan terhantuk ke dinding. Roland sama sekali tidak perduli dengan keadaan khanza sekarang.

“Sakitmu belum seberapa, hatiku lebih sakit, hiks..hiks..hiks.” Roland menangis sambil menarik kasar tangan Khanza. Dia tidak perduli, saat melihat ada darah segar yang menetes di sudut bibir Khanza. Roland mendorong Khanza hingga terhempas di tempat tidur pengantin mereka.

“Dasar wanita ******, aku jijik melihatmu.” Maki Roland, matanya nanar menatap tajam pada wajah Khanza yang sudah bebak belur, biru dan lebam.

“Mas, maafkan aku, aku..”

“Apa! Aku tak butuh lagi penjelasanmu.” Roland menghentikan ucapan Khanza yang ingin melakukan pembelaan, baginya apa yang sudah dilihatnya lebih dari cukup, sudah membuktikan kalau wanita yang selama ini diagung-agungknya tidak lebih dari pada wanita malam yang menjajakan tubuhnya pada lelaki hidung belang.

Seketika Khanza bangkit dari tempat tidur, kemudian menghambur masuk ke kamar mandi, dia meangis, tubuhnya melorot di lantai ubin kamar mandi, tangan kanannya menggapai kran shower, memutar dengan kencang, hingga air mengguyur tubuhnya, dengan geram disabuni seluruh tubuhnya, dia sendiri merasa jijik karena sudah di jamah lelaki itu.

“Hiks, hiks, hiks.” Tangisan Khanza berbaur dengan air yang mengguyur tubuhnya. Luka di bibirnya terasa perih, namun tak diperdulikannya.

“Aku kotor, aku kotor, hiks, hiks, hiks.” Gumam Khanza lirih, dia terlihat sangat putus asa dengan keadaan yang sebenarnya tidak dia mengerti.

"Ya Allah... sebenarnya apa yang sudah terjadi padaku, kenapa aku bisa berada di kamar om Heru." Khanza menatap tubuhnya di cermin, ada beberapa tanda kepemilikan Heru menempel di dadanya.

Dia kembali menyabuni tubuhnya, dan membiarkan air terus mengguyur tubuhnya, berharap tanda kepemilikan itu hilang, hingga dia menggigil kedinginan.

Khanza meraih handuk, terus membalut tubuhnya, dengan sisa tenaga yang ada, dia berjalan keluar dari kamar mandi. Kemudian memindai seluruh ruangan kamar, tidak ditemukannya sosok Roland.

“Ke mana Roland, apa dia meninggalku?" Batin Khanza, kembali dua bulir Kristal bening jatuh disudut netranya.

Khanza menyisir tepi ranjang, terus mendudukkan bokongnya di situ, bibirnya bergetar dan wajahnya pucat, Khanza menarik selimut, dia sudah tak memiliki tenaga lagi, dengan kedua tangan mendekap di dada, dia berbaring sambil menahan gigil tubuhnya.

“Mas, percayalah padaku, aku tidak pernah mengkhianatimu.” Gumam Khanza lirih, seperdetik kemudian dia tak sadarkan diri.

💖💖💖💖

Hay para readers yang kece-kece

Aku butuh komen dan like dari kamu nih

Ayokkkk, jangan pelit ya

Ntar kuhadiahi sekarung beras love❤❤❤

1
kalea rizuky
jangan mau rianty nanti qm di selingkuh in lagi g cinta tp nanca di embat menjijikkan
kalea rizuky
tukang selingkuh ya Abimanyu astaga rianty apes bgt dpet suami bekas jalang2
kalea rizuky
njirr najis ne Abimanyu moga rianty tau suaminya ehem2 ama madunya
kalea rizuky
meski gt Roland uda pernah kn cium2 agnis uda sempet naksir jalang agnis g jijik kah qm
kalea rizuky
ujungnya balikan hadeh ketebak semua novel mu gt semua g ada ciri khas nya Thor habis di sakitin di injak2 di selingkuh in balikan wess gt aja teros ampe kiamat Thor bkin novel mbok yo jangan samaan
marlaina marliana
abimayu pinter. dgn begitu tak perlu menghabiskan energi mengalahkan kelicikan 👍👍
marlaina marliana
sedih.... 😭😭
hiks... hiks...
Qaisaa Nazarudin
Salahkan saja Boss mu yg BODOH itu,Luas hati aku dengan apa yg Roland alami sekarang ni..
Hana Roichati
jalan ceritanya bagus,
terimakasih thor, sukses selalu
Hana Roichati
terimakasih bagus banget novelnya thor aku suka 👍👍❤❤
Rajuk Rindu: Terima kasih sudah baca novelku
total 1 replies
Hana Roichati
jalan ceritanya the best 👍👍
Popy Setyaningsih
rifal munafik
de eva
👍
Himna Mohamad
tdnya belain agnis,,giliran tauu lngsung dechh,rifal sok tauu
Iis sunarsih
Lumayan
Nispu Wati
Bukan imsyaf menyesali dosa memisahkan,Abimanyu dan ranti
Rokinah Mamasurya
cerai ajalah hidup rumah tangga 3 tahun kok betah ya...kalau saling menyakiti...
Ketrin Koritelu
ini pemeran utamanya yg mana si
Egha
memuaskan
Nur Janah Janah
seru
Rajuk Rindu: terima kasih sudah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!