Bukan Hanya Sekedar Teman Biasa
Di tengah-tengah keheningan malam itu, terdapat tiga orang pria yang lagi asyik berbincang-bincang mereka adalah Jontik Asa dan Losi. Kita sudah tamat di bangku SMP. “Bagaimana untuk melanjutkan ke je
0
0
Democracy, Expatriate, and Self-Nationalism
Kulirik jam tangan yang tertera di atas nightstand-ku. 7.00. Duh, calon pemimpin bangsa kok menolak bangun pagi? Ah, tiba-tiba teringat saja, kan, sama sindiran Kakakku. Seperti tidak terima saja kala
0
0
You’re My Everything
Segerombolan orang panik dan berjalan ke arah UGD. Aku menduga kalau sedang terjadi sesuatu di sana. “Kecelakaan,” pikirku getir. Iba. Tak jauh dari tempatku duduk pasangan muda yang saling bertukar s
0
0
Pertanyaan Bocah Cilik 5 Tahun
Walaupun usia saya baru 5 tahun, saya sudah paham keadaan keluarga saya berbeda dengan keluarga yang lain. Saya hanyalah anak desa yang terlahir sebagai anak orang tidak punya. Memang dasar bocah cili
0
0
Bingkisan Cinta Untuk Kakak
“Bukankah sudah aku katakan aku dan ibu baik-baik saja di sini. Kau tak percaya padaku? Kau ini saudaraku atau bukan?” ujar seorang lelaki dari kejauhan. Ia terdiam sejenak. Ia tahu benar lelaki yang
0
0
Sehari Sebagai Patriot
Aku aku berada dalam ruangan luas dengan dinding serba putih. Keanggunannya sebagai sebuah bangunan kokoh masih tampak walaupun catnya kusam dan sudah mengelupas. Langit-langitnya yang tinggi seputih
0
0
Mereka Bilang Aku Gila (Part 1)
Huh. Lagi-lagi masalah ini yang di bahas. Tahu tidak apa yang membuatku semakin kesal? Vater menyuruhku untuk membaca buku semacam Self Help yang dipopulerkan oleh M. Scott Peck. Well, lelaki yang lah
0
0
Matahariku
Mungkin aku akan berhenti mengejar matahari yang selalu aku ikuti bayang-bayangnya. Berhenti sebelum aku lelah dan letih mengejarnya, sebelum aku bertemu rasa passionless. Setelah membaca buku Morning
0
0
Ujung Jalan Sunyi
Dedaunan melambai-lambai gemulai di atas ranting-ranting pohon yang demikian kecil. Seirama dengan desiran angin lirih di tengah kesunyian malam. Kutulis kalimat dengan hati-hati, mencoba untuk merang
0
0
Antara Aku, Tukang Cukur dan Tuhan
Sudah panjang. Aku harus memotongnya. Aku langsung mengambil motorku dan pergi ke tukang cukur terdekat. Kuhentikan motorku di depan toko itu. Tokonya sederhana, menggabung dengan rumah si tukang cuku
0
0
Semut Yang Pindah Rumah
“Maju.. maju.. dia mendekat, cepatlah.. kita harus selamat sampai di sana..” Begitulah suara riuh-riuh kecil yang kudengar sejak dari tadi aku bangun tidur. Meraka keluar dari kediaman pertama mereka,
0
0
Diantara Mahasiswa dan Dosen
Jam menunjukkan pukul 08.00 WIB. Chintya Aryanto menuju ke ruang kelas perkuliahan dengan langkah gontai. Ketika sampai dalam kelas, Ibu Darmayanti, dosen matakuliah Pengantar Ekonomi Makro menyambut
0
0
When The Caterpillar Fly
“Hidup. Sesuatu yang harus kujalani karena paksaan waktu yang terus mendorongku maju.” – Reina Raja langit perlahan-lahan mulai keluar dari persembunyiannya. Menciptakan gradasi warna sisa langit mala
0
0
Bangkit
Aku berjalan menyusuri lorong malam sepi nan gelap. Pandanganku pada langit tua. Cahaya bintang berkelap kelip mulai hilang oleh kesunyian malam. Cahaya bulan malam ini begitu indahnya. Hari ini benar
0
0
2,5 Persen Saja
“Intinya setiap harta yang kita miliki, wajib kita zakati. Sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW”. Terang Pak Aji di tengah penjelasannya, saat menyampaikan materi hadits bab za
0
0
Kami Tak Berwajah
Pukul sepuluh pagi, kereta tiba di stasiun. Terlambat lima belas menit karena perbaikan jalur, sebuah hal yang sangat tidak biasa terjadi. Rumor mengatakan bahwa ada sekelompok teroris yang merusak ma
0
0
Star
“Lagi-lagi band dia Ryu…” bisik Anggi jelas ditelingaku. Komentar Anggi langsung mempertajam pandanganku kepada band di atas podium kehormatan juara pertama festival band yang aku ikuti. Entah pandang
0
0
Rintihan Lidah
Semua orang memilikiku. Manusia dan hewanpun memilikinya. Bahkan, tanamanpun sama. Hanya saja berbeda nama. Ada dua cara untuk menggunakanku. Cara pertama, aku selalu di pakai orang untuk mengecap ses
1
0
Markonah dan Uang Lima Ribuan
Markonah menemukan uang lima ribuan. Pas waktu itu di kantongnya hanya tinggal uang lima ribu. Jadi sekarang uang Markonah ada sepuluh ribu. Markonah bingung. Ini uang siapa? Haruskah aku bertanya? Pi
0
0
Aku Ibu dan Piano
Januari 1996 Alunan suara piano menyejukkan hati pendengarnya. Para juri menutup kedua matanya. Senyuman tersungging di bibir mereka. Gerakan jemari sang pianis bergerak dengan serasi dan lembut. Chop
0
0