Posesif Lu!
“Gue nggak mau yah, hidup gue ditentang terus sama lo!” kataku tegas. Amarah mulai menjadi, ketika pria itu melontarkan kalimat yang membuatku terdiam sesaat. “Lo nggak inget! Sebelum Mama sama Papa m
0
0
Cucu Kakek
Tak terasa usia Dewi sudah berkepala tiga. Dia terlalu sibuk bekerja sehingga melupakan urusan cinta. Baginya, mungkin itu bukan soal, tapi bagi orangtuanya itu masalah. Di masa pandemi covid 19 badan
0
0
Mimpi Yang Nyata
“kevin bangbun” teriak bundaku dari depan pintu kamar “udah bangun, kevin lagi siap siap” sahut ku dari dalam kamar “kalau gitu cepetan siap siapnya, habis itu kita sarapan, kasurnya udah rapiin belum
0
0
Izinkan Aku Mendengar Kata Cintamu
Kisah ini tentang duniaku yang tanpa suara bising kendaraan ataupun rintik hujan yang jatuh menerpa atap rumah. Terlahir sebagai tuna rungu membuatku harus menerima kenyataan pahit bahwa tidak semua k
0
0
Jejak Masa Lalu Dalam Semangkuk Mie
“Hah?? Mie lagi???” Aku menghela nafas berat diujung percakapan dengan Eyang Shilma di telepon. Sudah hampir seminggu aku menggantikan tugas ibu merawat Eyang Shilma. Dan aku merasa keheranan dengan s
0
0
Belajar Bersyukur
Hari Minggu, hari yang cocok sekali dipakai untuk para kaum rebahan untuk bersantai dan berleha-leha dengan tidak melakukan suatu apa pun. Hanya makan, tidur, bangun, dan ulangi lagi. Namun sayang, 24
0
0
Menunggu yang Tidak Ada
Wanita paruh baya itu berdiri di sana lagi. Namanya Bu Erika, orang sekitar memanggilnya “Orang Gila” kerena kebiasaannya yang selalu berdiri di depan kantor percetakan yang cukup besar setiap pukul 0
0
0
Memoar Luka
Semesta kerapkali mematahkan, seakan memunculkan kepahitan yang tiada ujungnya. Ketika bahagia, kita akan diingatkan kembali tentang luka. Jalanan basah terlihat seperti diriku yang ingin sudah. Ah, l
0
0
Hari Minggu
Kalau kamu tanya hari apa yang paling menyenangkan, aku akan bilang itu hari minggu. Hari dimana aku terbebas dari tugas tugas, keluar bersama teman teman, dan yang terpenting adalah waktuku dengan ke
0
0
Gayatri Milenial
Aku adalah anak SMA yang telah beranjak dewasa. Namaku adalah Dyah Ayu Gayatri Srinarendra Rajapatni. Terlihat dari nama yang kusandang, aku sedikit yakin tentang satu hal. Kedua orangtuaku mendapatka
0
0
Broken Home
Broken home, judul kali ini adalah broken home. Siapa sih yang gak tau apa itu broken home, semua orang pasti tau, kebanyakan dari mereka mengira itu hanya masalah sepele, tapi bagi mereka yang merasa
0
0
Purnama di Atas Pesantren
Jasit diminta untuk menemui Pak Kyai di ndalem. Maka dengan tunduk dan patuh, pemuda berusia 20 tahun itu lekas-lekas meninggalkan masjid pusat menuju ke ndalem. Baginya, perintah Pak Kyai adalah peri
0
0
Butiran Debu
Tak kusangka hari-hari seperti ini akan datang. Hari dimana menyendiri menjadi kegiatanku sehari-hari. Saat itu, kalau saja aku sedikit berusaha… mungkin tidak jadi separah ini. Tapi sudah terlambat u
0
0
Jika Aku Menjadi Dia
Pada suatu hari hiduplah seorang anak yang bernama Danu, ia tinggal bersama keluarganya di desa siturejo Kabupaten Majalengu, Danu hanyalah seorang anak miskin yang ayah ibunya bekerja sebagai buruh s
0
0
Tetaplah Bersyukur
Malam natal di sebuah rumah, ada seorang anak perempuan bernama Anna sedang bersemangat membuka hadiah natalnya. “Papa, Mama, aku tidak suka hadiah ini. Beliin hadiah yang lain,” teriak Anna. Ternyata
0
0
Aila, Mama dan Bunga Matahari
Gadis remaja berlari kecil memasuki rumahnya. Matanya memancarkan kebahagiaan tak terkira. “Mama! Mama!” panggil gadis itu. Mendengar suara putrinya, seorang wanita paruh baya menghampiri ruang tamu.
0
0
Di Tepinya Sungai Serayu
“ditepinya sungai serayu waktu fajar menyingsing pelangi merona warnanya nyiur melambai lambai” Suara lagu di tepinya Sungai Serayu terdengar indah tengah malam itu di Stasiun Purwokerto. Tidak ada ya
0
0
Pesan Terakhir Ibu
Jakarta hari itu sudah berganti malam. Cahaya matahari sudah tergantikan cahaya lampu-lampu neon yang menyinari setiap sudut kota. Keramaian siang, berganti keramaian malam, tak jauh berbeda. Debu-deb
0
0
Kamuflase
Pemakaman siang itu berlangsung tidak kondusif dikarenakan awak media memadati tanah lapang tersebut. Ada yang merangsek maju nekat untuk memperoleh informasi berita terkini, atau hanya sekadar pasrah
0
0
Tsundoku
Pagi lagi. Setelah sekian lama pekat datang menyelinap, melalui kisi-kisi itu siraman emas matahari langsung membunuh gelap. Mereka di sana, berjejer rapi dengan penampilan layaknya baru lagi, dipenuh
0
0