Pada suatu hari hiduplah seorang anak yang bernama Danu, ia tinggal bersama keluarganya di desa siturejo Kabupaten Majalengu, Danu hanyalah seorang anak miskin yang ayah ibunya bekerja sebagai buruh serabut kelapa yang penghasilanya tidak cukup untuk mencukupi kehidupan sehari-harinya.
Pada saat libur sekolah danu memutuskan untuk ikut bekerja sebagai buruh serabut kelapa di tempat ayah ibunya bekerja tanpa sengaja Danu melihat rumah yang besar dan mewah Danu pun terdiam membisu dan membatin sambil memandang rumah tersebut dengan mengatakan di dalam hatinya “Jika saja aku menjadi pemilik rumah seperti itu pasti ayah ibuku tidak akan bekerja dengan susah payah ini” melihat anaknya terdiam membisu ayah Danu pun langsung menghampiri Danu dan langsung berkata “Kenapa kamu kok diam saja sambil memandang rumah itu bukannya membantu ayah ibu bekerja ini kok tambah melamun” tanya si ayah kepada Danu, “Itu yah aku sedang melihat rumah itu jika saja aku menjadi pemilik rumah itu pasti kita tidak akan kebocoran lagi dan ayah ibu tidak harus bekerja susah payah lagi” jawab Danu kepada ayahnya, sang ayah pun menjawab lagi jawaban danu “Suatu saat nanti pasti kamu akan memiliki rumah seperti itu kita hanya bisa bersyukur kepada tuhan yang maha esa telah diberikan tempat tinggal walaupun tempat tinggal kita tidak seindah rumah itu” sahut ayah Danu. Dan akhirnya Danu mengerti apa yang dimaksud ayahnya tadi.
Pada keesokan harinya Danu pergi ke sekolah dengan menggunakan seragam yang sangat kusut bahkan sepatunya pun sudah banyak yang bolong karena dikrikiti tikus, awalnya Danu tidak mau pergi ke sekolah karena memakai seragam dan sepatu yang kusut dan bolong tapi ibu Danu menguatkan hati Danu untuk bersabar dan berdoa kepada tuhan yang maha esa agar kelak ia menjadi anak yang sukses dan menggangkat derajat kedua orangtuanya dan akhirnya Danu pun mau pergi ke sekolah.
Sesampainya di sekolah lagi dan lagi hati Danu berdebar dengan sangat kencang karena Danu dibully oleh teman teman sekelasnya, Danu hanya bisa terdiam dan berdoa kepada tuhan yang maha esa agar dikuatkan hatinya.
Bel masuk sekolah pun berbunyi “Kring… Kring… Kring” dan guru matematika pun masuk ke dalam kelasnya Danu dan langsung mengajar dan membahas pelajaran matematika ke para muridnya termasuk Danu, setelah pembahasan selesai guru matematika yang bernama pak sutarno itu langsung memberikan kejutan dengan memberikan ulangan harian atau (UH), Alangkah terkejutnya para murid mendengar bahwa akan ada ulangan harian matematika tetapi berbeda dengan Danu ia hanya terdiam dan berdoa kepada tuhan agar ia bisa menerjakan soal ulangan harian yang diberikan oleh pak sutarno, pak sutarno pun membagikan soal ulangan harian kepada para muridnya, semua muridnya pun panik dan tidak bisa mengerjakan soal yang diberikan oleh pak sutarno berbeda dengan Danu yang sempat dibully oleh teman temanya sekelas, Danu mengerjakan dengan penuh rasa tanggung jawab dan bersungguh-sungguh.
Dan akhirnya ulangan harian matematika pun selesai dan langsung dikoreksi oleh pak sutarno, alangkah sangat terkejutnya pak sutarno melihat dari 32 murid yang mengikuti ulangan harian hanya satu saja nilianya yang bagus yaitu Danu dengan hasil ini pengumuman nilai ulangan harian pun dilakukan oleh pak sutarno, terkejutnya teman teman Danu melihat nilainya lebih bagus dari pada teman temannya dan pak sutarno menanyakan bagaimana caranya Danu mendapatkan nilai yang bagus, Danu pun menjawab “sebelum berangkat sekolah saya berdoa kepada tuhan yang maha esa agar diberi kelancaran saat bersekolah dan juga jangan lupa untuk belajar bersungguh-sungguh dan meminta doa kepada kedua orangtuanya agar diperlancar sekolahnya dan hidupnya kelak nanti” jawab Danu, pak sutarno pun sangat bangga kepada Danu dan menjadikan danu sebagai contoh anak yang hidupnya seadanya tetapi membuktikan bahwa Danu bisa menjadi anak yang terbaik di sekolahnya.
Bel pulang sekolah pun berbunyi “Kringg… Kringg… Kringg” Danu langsung bergegas pulang untuk mengganti pakaiannya, setelah mengganti pakaiannya Danu langsung menuju ke kedua orangtuanya guna membantu di kebun untuk menjadi buruh serabut kelapa, tanpa rasa letih, lelah Danu bekerja dengan bersungguh-sungguh agar cita citanya yang ia impikan tercapai.
Setelah lulus sekolah SMA Danu pun langsung mencari pekerjaan di kota dengan menaruh surat lamaran di berbagai kantor besar tetapi upayanya selalu gagal karena tidak ada satupun perusahan memanggilnya dan akhirnya Danu memutuskan untuk sementara waktu untuk bekerja di tempat ayah dan ibunya bekerja sebagai buruh serabut kelapa sambil menunggu panggilan dari perusahaan yang ada di kota.
Setelah beberapa bulan kemudian ada tukan pos yang menghampiri rumah Danu dan memberikan sebuah surat yang berisikan panggilan untuk Danu ke kantor yang ada di kota wah sangat terkejutnya Danu melihat dirinya dapat surat panggilan dari kantor yang ada di kota, Danu pun langsung berlari ke ayah dan ibunya untuk memberitahukan bahwa ia telah dapat panggilan dari kantor yang ada di kota, alangkah terkejutnya ayah dan ibu danu melihat anaknya dipanggil untuk melakukan interview di kota, dengan rasa bersyukur kedua orangtua danu berterima kasih kepada tuhan yang maha esa telah memberikan pekerjaan kepada Danu.
Keesokan harinya danu pun berangkat ke kota untuk melakukan interview, setelah melakukan interview Danu langsung diterima di kantor tersebut dan ia langsung ditaruh di bagian adminitrasi perkantoran, Danu pun sangat bersyukur dan berterimah kasih kepada tuhan yang maha esa karena telah membantunya selama ini ia tidak lupa untuk memberi kabar kepada kedua orangtuanya yang ada di rumahnya dan juga Danu berterimah kasih kepada kedua orangtuanya karena telah mendoakan Danu agar menjadi anak yang sukses dan membanggakan kedua orangtuanya.
1 tahun kemudian Danu pun membelikan rumah impianya yang dulu untuk kedua orangtuanya di kota, bahagianya orangtua Danu melihat bahwa anak semata wayangnya telah sukses dan menjadi anak yang mengangkat derajat orangtuanya, Dan akhirnya keluarga Danu pun hidup bahagia dan Danu pun merasa senang karena melihat kedua orangtuanya telah ia buat bahagia dan senang.
Cerpen Karangan: Dimas Maulana Umur: 17 Tahun Sekolah: SMKN 11 MALANG Jurusan: RPL Medsos: ig.@samidmaulana12