(Bukan) Anak Kandung

Kesehatan Keisya mulai terlihat membaik. Tangan dan kaki nya yang patah, sudah bisa di sambungkan kembali. Bukan hanya ke Korea.

Arjuna membawa Keisya ke negara yang bisa membuat nya sehat kembali. Semua ahli di bidang kesehatan, ia hubungi untuk bertemu dan merawat Keisya.

Tak sia-sia, ia melindungi mereka semua. Ternyata saat ini, semua ahli itu bisa sangat menguntungkan bagi Arjuna dan Keisya.

"Kamu lagi ngapain sih? Sejak tadi mata mu terlalu fokus."

"Maaf, Bang Juna. Kei lagi mencoba untuk mengasah otak yang sudah lama tumpul."

"Otak kamu tak kan pernah tumpul. Lihat saja apa yang sedang kamu coba kerjakan ini."

"Hehe, Kei lagi coba ciptakan game baru."

"Loh,loh. Kok tiba-tiba ke game?"

"Hmm,, terinspirasi dari keadaan Kei pas di penjara."

Wajah Keisya langsung berubah saat mengatakan hal itu. Apa yang terjadi selama di penjara, membuat nya trauma.

"Tenang lah. Tak akan ada lagi yang berani menyakiti kamu. Oh ya, besok wajah kamu akan di operasi. Apa kamu mau mengubah struktur wajah kamu, atau mau seperti ini saja?"

"Bang, Kei mau wajah ini di selamatkan. Apa bisa?"

"Tentu saja bisa. Tapi, mengapa kamu tidak ganti wajah saja supaya lebih leluasa balas dendam."

"Justru dengan wajah ini Kei bisa membuat mereka takut. Bukan kah mereka mengira jika Kei sudah ma-ti?"

"Wah, kamu cerdas. Mereka pasti akan ketakutan dan mengira kamu adalah hantu."

Hahahahha

Semua bawahan nya Arjuna saling tatap satu sama lain saat melihat pimpinan mereka bisa tertawa terbahak-bahak saat bersama dengan Keisya.

Baru kali itu mereka melihat Arjuna tertawa. Biasa nya, Arjuna adalah laki-laki yang bahkan sama sekali tak pernah tersenyum.

"Tuan, apa yang terjadi?" Ucap Bento yang tiba-tiba ada di sana. Begitu mendengar suara tawa milik sang Bos, Bento langsung datang dan mengira jika Arjuna sedang kerasukan.

"Apa maksud mu?"

"Tadi Tuan tertawa. Saya pikir, Tuan sedang kerasukan."

"Aku? Kerasukan? Kau mau ma-ti muda, Bento?"

"Ampun, Tuan. Saya belum menikah."

"Kau pikir aku sudah?"

Hihihihihi

Kini giliran Keisya yang tertawa saat melihat pertengkaran antara Arjuna dan juga Bento. Mereka berdua terlihat sangat konyol.

"Kei, istirahat lah dan jangan terlalu lelah. Besok kita akan pergi untuk mendapatkan kembali kecantikan mu."

"Baik, Abang."

Tidak lama kemudian, Keisya pun langsung terlelap. Kamar nya telah di beri bunga-bunga aromaterapi, yang membuat nya merasa nyaman.

Keisya pun, tidur dengan tenang dan tak kan merasa kesakitan lagi saat itu. Ia berharap, bisa segera bertemu dengan Agnes. Wanita yang telah menyelamatkan hidupnya.

*****

Keesokan hari nya, mereka pun berangkat untuk mengoperasi wajah Keisya. Operasi itu pun berjalan dengan lancar.

Keisya kini, sudah kembali ke bentuk awal. Wanita cantik dan lembut itu, sangat bahagia karena wajah nya yang asli kini telah kembali.

"Luka di wajah dan tubuh Nona Keisya tidak terlalu parah. Kami masih bisa menyembuhkan. Nona Keisya sungguh beruntung sekali." Ucap ahli kecantikan itu.

Ada beberapa ahli saat ini yang hadir. Setelah ahli kecantikan ini berhasil, saat nya Keisya di periksa oleh ahli penyakit dalam.

Arjuna tidak ingin terjadi apa-apa dengan Keisya. Sebisa mungkin ia akan menyelamatkan Keisya dan memanggil seluruh ahli.

"Bang, terima kasih karena telah menyelamatkan Kei. Kei tak tahu lagi harus mengatakan apa."

"Yang harus kamu lakukan adalah sembuh dan jadi sehat. Untuk semua rasa sakit yang telah kamu alami selama ini, serahkan saja semuanya sama Abang."

Keisya pun mengangguk. Saat ini ia sangatlah bahagia, karena wajahnya telah kembali seperti semula.

Bahkan wajahnya tampak lebih cantik dan awet muda daripada sebelumnya. Ahli kecantikan yang bekerjasama dengan Arjuna, memang benar-benar seorang ahli yang luar biasa.

Setelah mengurus masalah kecantikan dan juga kulit, Keisya pun di bawa ke ahli penyakit dalam. Arjuna tahu jika selama dipenjara Keisha tidak mendapatkan makanan yang pantas.

memang ada sedikit luka di dalam lambungnya. karena ia sering makan makanan basi dan bahkan juga tidak makan sama sekali.

Tapi hal itu bisa dengan mudah ditangani oleh ahli penyakit dalam tersebut. Tak ada luka serius, karena memang Keisya masih di lindungi.

Saat ini Keisya sungguh beruntung karena keadaannya hampir 100% pulih dan kembali seperti semula.

Hanya saja mungkin, butuh waktu 1 tahun untuk membuat Keisya bisa kembali sehat seperti sedia kala.

Semua butuh proses, begitu juga dengan Keysha yang saat ini sedang berjuang dengan rasa sakit yang ada di dalam dirinya.

Rasa sakit yang berasal dari lu-ka luar itu cepat sembuh. Yang sulit untuk disembuhkan itu, adalah trauma yang sampai saat ini masih saja menghantui Keisya.

"Kei, bagaimana keadaan mu hari ini?"

"Sudah lebih baik. Kei sudah bisa berjalan perlahan tanpa menggunakan tongkat. Lihat lah ini."

"Kei, hati-hati,,,"

Keisya begitu bersemangat hingga tak sadar kaki nya tersandung oleh sesuatu. Arjuna dengan cepat menahan tubuh Keisya.

Dan saat ini, pandangan mata mereka saling beradu pandang. Detak jantung mereka pun tak normal.

"Tuan, Nona Agnes sudah berada di sini. Eh, maafkan saya. Saya tidak tahu kalau Tuan sedang.."

"Bentooooooo,,,"

"Ampun Tuaaaaan!"

Bento langsung kabur karena takut pada Tuan nya. Untuk saat ini, ia bisa selamat karena ada Keisya di samping Tuan nya.

"Abang, Kei bukan anak kecil lagi. Kok masih di gendong?"

"Sudah diam lah. Kita akan bertemu dengan penyelamat mu di penjara. Kaki mu masih belum bisa digunakan dengan baik."

"Terima kasih, Abang."

Keisya pun memeluk leher Arjuna dengan kencang. Laki-laki hampir saja tak bisa bernafas.

Untung ia kuat dan sudah biasa mengangkat berat. Jika tidak, mungkin saat ini Keisya sudah jatuh ke bawah.

Dari kejauhan, tampak Agnes sedang duduk dan ketakutan. Ia memandang ke sana kemari dan wajah nya tampak gugup.

"Apa kau yang telah memberikan pil itu pada Keisya?" Ucap Arjuna tanpa basa basi. Bahkan, Keisya masih berada di dalam gendongan nya.

"I Iya, Tuan. Tapi maaf, saya tidak bermaksud mencelakai diri nya. Saya hanya kasihan karena hampir setiap malam dia hilang dan kembali dalam keadaan tak sadarkan diri."

"Jadi, karena kamu kasihan? Lalu, untuk apa obat itu kamu bawa ke penjara?"

"Sebenarnya, obat itu akan saya pergunakan untuk diri saya sendiri. Tapi, karena saya kasihan melihat Keisya, saya memilih untuk mengalah."

"Mengapa kamu kasihan pada nya? Bukan kah kalian semua tidak peduli ketika ia di sik-sa?"

"Kami tidak ingin berurusan dengan keluarga Atmajaya yang licik dan ke-jam itu. Keisya, bukan gadis pertama yang di kirim ke dalam penjara oleh keluarga itu."

"Apa?"