Episode 7

"Persiapannya apa sudah dibawa semua?" tanya Ibu padaku yang kini mendekat sambil menyodorkan satu bungkus nasi untuk sarapan. Setelah tinggal di tempat kos memang Ibu jarang memasak, sebab ditempat ini dapur dipakai untuk umum. Belum lagi tempat yang sempit, jadi Ibu lebih memilih mengalah memasak makanan jika tempat sudah senggang dan tak banyak orang, alhasil pagi sarapan harus membeli.

"Sudah Ibu, ini juga sambil Ayu periksa," ucapku sambil mengecek kelengkapan persyaratan magang di hotel Kartika. Beberapa lembar foto juga berkas, dan aku menyodorkan pada Ibu meminta tandatangan beliau.

"Ini uang sakumu," kata Ibu yang juga mengulurkan uang padaku.

"Maaf ya Ibu, Ayu jadi nambah daftar pengeluaran," kataku tak enak, sebab aku yang biasa pergi bersepeda kini beralih naik kendaraan umum lebih tepatnya naik bus.

"Gak usah dipikirkan, yang terpenting kamu rajin sekolah juga belajar yang baik. Ibu sudah senang dan bangga padamu," kata Ibu mengelus punggungku.

"Doakan Ayu, ya Bu, agar kelak bisa sukses membahagiakan Ibu dan juga Zahra," kataku kini menunduk mengamati uang lembar dengan nominal sepuluh ribu rupiah, yang bagiku nilainya sangat berharga.

"Pasti Nak, Ibu akan selalu mendoakan kamu," ucap Ibu yang membuat suasana di kamar ini menjadi haru.

Sorot mataku kini beralih menatap Zahra. Andai saja dia terlahir normal seperti anak-anak lain, batinku. Tapi segera kutepis kata-kata itu, sebab kata andai itu adalah bentuk protes dari takdir Allah yang sudah digariskan pada manusia.

Pernah aku bertanya pada Ibu, kenapa Zahra terlahir dalam kondisi seperti ini. Dan Ibu menjawab, 'bisa jadi ini adalah ujian kasih sayang dari Allah, dia(Zahra) dan juga kamu adalah titipan dari Allah. Tak selayaknya manusia mencela takdir, atau merasa menjadi manusia yang paling kurang beruntung, karena tiap manusia punya jatah ujian masing-masing. Namun ingat, bahwa Allah tidak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan umat-Nya', jelas Ibu padaku dulu.

"Malah ngalamun, ya sudah sarapannya segera dihabiskan. Nanti terlambat," ucap Ibu mengingatkan.

Akupun segera menyantap sarapan pagiku, dan tak perlu lama setelah selesai makan aku bergegas berpamitan.

Dari gang tempat kos menuju halte aku perlu berjalan kaki, tak lama hanya sepuluh menit aku sudah sampai di tepi jalan raya untuk menyeberang menuju halte.

Tak berapa lama bus dengan rute yang menuju ke arah hotel Kartika telah datang, tapi sayang bus yang aku tumpangi ini lumayan padat. Akupun kebagian posisi berdiri, padahal setahuku jarak kesini kesana lumayan jauh. Namun aku bisa apa, selain berpasrah berdesakan dengan penumpang lain, dari pada aku menunggu bus lain malah beresiko menjadikan aku terlambat sampai kesana.

Aku merubah posisi tas ranselku, menggendongnya ke depan. Kemudian satu tanganku berpegang kuat pada tali pegangan yang menggantung diatasku. Sengaja aku mengencangkannya agar aku tak terjatuh menimpa penumpang lain, maklum saja supir bus yang hobi banget mengerem mendadak sering kali membuatku terkejut dan hilang kendali.

Berjalannya waktu dan jarak tempuh yang kian terkikis, kini mulai berkurangnya jumlah penumpang, ada juga yang naik tapi jumlahnya tak banyak. Hal itupun membuat diriku bernafas lega, sebab kini aku bisa mendapatkan kesempatan duduk di kursi penumpang.

Mataku kini beralih menatap jalanan, memastikan bahwa tujuanku yang sudah amat dekat, aku pun beranjak dari dudukku beralih maju mendekat kearah pintu bus. Sesaat bus berhenti aku pun keluar turun. Dan tepat mataku kini menatap tulisan Hotel Kartika, tepat diseberang jalan.

"Ayu, sini!" panggil temanku yang tengah berdiri di sisi pagar tembok Hotel Kartika. Terlihat beberapa orang temanku sudah berada disana, mengingat ada sekitar lima belas nama siswa yang magang bersamaan.

Akupun bergegas menuju ke arah mereka. "Masih nunggu yang lain?" tanyaku pada Sarah, hanya ada lima teman sekelasku yang ada disini. Sisanya adalah dari kelas lain.

"Yang lain udah pada masuk," jawabnya.

"Ya sudah berhubung kamu disini kita masuk," ajak Sandy yang berjalan mendahului.

"Jadi kalian berdiri disitu tadi karena menungguiku?" ucapku menebak.

Sarah memutar bola matanya. "Iya lah, aku dari tadi telpon juga kirim pesan ke ponselmu tapi gak ada tanggapan, jadinya Sandy punya usul nunggu kamu sampai datang," jelas Sarah padaku.

Kulihat Sandy mengusap tengkuknya, aku segera merogoh ponsel dari dalam tasku. Dan setelah aku dapat benda itu, ternyata dalam keadaan tak menyala. "Maaf," ucapku setelahnya.

"Biasa aja kali," sahut Sandy yang kini tampak santai.

"Ponselku mati," kataku sambil meringis dan menunjukkan ponselku yang padam. Aku menghela nafasku panjang, sepanjang jalanku menuju meeting room. Panggilan telepon juga pesan yang dikirim oleh temanku benar saja tak masuk sebab ponsel satu-satunya yang aku miliki sudah rusak.

Setibanya di meeting room, kulihat sudah banyak peserta yang datang. Ruangan ini didesain dengan menggunakan seating U-shape yaitu ruang meeting dengan pola bangku dan kursi yang berbentuk seperti huruf U. Dan kali ini ada yang mencuri perhatianku, disisi sebelah kiri yakni dihadapanku telah duduk para mahasiswa dan mahasiswi yang rapi menggunakan jas almamater. Tak lama pintu meeting room dari arah berlawanan pintu masuk kini terbuka dan muncul salah satu seorang dari pihak hotel.

Meeting dimulai, Bapak Anwar selaku eksekutif housekeeper mulai memperkenalkan diri, menyambut kedatangan peserta magang dan juga menjelaskan tentang Hotel Kartika, menunjukkan bagian-bagian dan letak ruangan pada layar monitor.

Setelahnya beralih Pak Anwar mulai memberi kami para anak magang baru lebaran kertas berisi jadwal masuk juga pembagian tugas. dan tentunya satu anak dengan yang lainnya mempunyai tugas dan jam masuk berbeda. Shift dibagi dua pagi dan siang.

Esoknya. Aku menyambut hari pertamaku menjadi seorang peserta magang, itu artinya hari ini aku memulai terjun langsung belajar bekerja. Aku mengamati penampilanku lagi dari depan cermin, memakai seragam baju yang berwarna hitam putih. Dengan sepatu pantofel warna hitam dengan rambut dicepol rapi. Kulengkungkan senyum di bibirku kemudian beranjak pergi.

Bus yang aku naiki berjalan cukup lambat, aku yang resah kini bolak-balik menatap jam di pergelangan tangan. Masih lima belas menit lagi, batinku. Kemudian aku mendesah.

Dan begitu bus berhenti, aku segera cepat mengambil langkah untuk keluar. Sejenak saat bus berlalu aku menengok kiri dan kanan berharap jalanan lenggang agar aku bisa menyebrang.

Naas, belum sempat aku melangkah kini aku terpekik. "Aaaaaaaaaaa..."

Bajuku basah akibat terciprat air kubangan bekas hujan semalam. Aku mengeram dan segera mataku mencari keberadaan pengendara motor yang mengebut dan membuat bajuku kotor dan basah.

Marah pun juga percuma, orang itu sudah tak terlihat di depan mata. Aku memperhatikan pakaianku dari atas sampai bawah, kemudian aku menatap lurus kedepan.

"Hotel Kartika atau lebih baik aku pulang saja," lirihku putus asa.

To be Continue

Terpopuler

Comments

Rina

Rina

kasian

2021-11-14

1

re

re

Kasihan br hr pertama ada aja masalah

2021-10-15

1

Asnita

Asnita

😭😭😭😭

2021-09-25

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Ekstra Part 1
145 Ekstra Part 2
146 Ekstra Part 3
147 Ekstra Part 4
148 Ekstra Part 5
149 Ekstra Part 6
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Ekstra Part 1
145
Ekstra Part 2
146
Ekstra Part 3
147
Ekstra Part 4
148
Ekstra Part 5
149
Ekstra Part 6

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!