Episode 4

Jam sekolah telah usai, akupun segera melanjutkan tugasku menuju tempat bekerja. Tak ada hal lain yang aku pikirkan selain sampai ke tempat tujuan maupun firasat buruk yang muncul di benakku, tak ada.

Namun aku begitu terkejut saat usai berganti pakaian kerja dan hendak menuju dalam toko, langkahku terhenti sebab ada salah satu karyawan toko yang tengah memanggilku.

"Ayu, tunggu," ucapnya.

"Ada apa Mbak Sari?" tanyaku padanya. Kulihat dia sedikit tak enak hati untuk memulai suara, terlihat dari gelagat juga sikap yang ditunjukkan padaku.

"Mbak—ada apa ya, jangan menakuti aku," ucapku agar dia mau segera bicara.

Dia terlihat sejenak menarik nafasnya. "Tadi Bu Amira pemilik toko ini bilang, kamu untuk waktu yang tidak ditentukan diliburkan dari pekerjaan," ucapnya.

Sontak aku terkejut dan setelahnya aku bertanya dengan nada bicara yang terdengar melemah. "Kenapa—?"

"Kemarin customer yang sempat kamu layani komplain sama Mbak Amira. Kamu yang sabar ya, dan aku harap kamu dapat ganti pekerjaan yang lebih baik," ucap Mbak Sari sambil menepuk pundakku.

Kali ini dia juga mengulurkan amplop putih padaku. "Ini titipan dari Bu Amira, kamu terima," ucapnya seraya menarik tanganku dan menggemgamkan amplop ke tanganku.

Akupun kini hanya mengangguk dan mencoba tersenyum meski sudah pasti terlihat senyumku tak tulus. Setelahnya Mbak Sari berlalu masuk ke dalam toko melanjutkan pekerjaannya.

Sementara aku terduduk lesu di ruang ganti sambil memandangi amplop di tanganku. Melihat hasil jerih payahku, bekerja hanya selama sehari setelahnya tak di butuhkan lagi.

"Apa memang aku gak bisa bekerja?" gumamku beralih memandangi telapak tanganku dengan air mata menggenang.

Aku berjalan sambil menuntun sepedaku. Berjalan pelan sambil menatap tiap pertokoan yang aku lewati, kali saja tertulis lowongan pekerjaan yang tertempel dekat pintu pertokoan. Namun usai berjalan berkilo-kilo meter tak ku temui satupun pemberitahuan toko butuh karyawan.

Aku lelah, dan kini aku memilih duduk sejenak di bahu jalan dengan sepeda aku letakkan tak jauh dari tempatku duduk. Matahari tak begitu terik, sebab hari sudah menjelang sore. Kini terdengar suara gaduh di sekitarku, setelah aku mengedarkan pandanganku terlihat beberapa bocah sedang asyik bermain sepak bola. Mereka berebut satu benda dengan langkah kaki kesana kemari, tak takut akan lelah apalagi cidera. Tawa mereka terlihat sangat murni dan lagi tiada beban dalam diri.

Dulu, aku juga begitu. Tapi kini bertambahnya usia segala masalah rasanya hadir tanpa henti, apalagi baru aku ketahui manusia mempunyai kebutuhan yang musti terpenuhi. Aku menghela nafas panjang, dan kucukupkan hariku kini.

**

Hari kenaikan kelas telah tiba, seperti hari lalu raport tak bisa di ambil. Aku kini masih berdiam diri di rumah seraya menyelesaikan pekerjaan rumah. Saat aku hendak mengambil sapu kulirik notifikasi ponsel yang berada di atas meja. Dari pesan yang ku lihat kini tertera disana tulisan aku masih berada di peringkat satu. Senyum mengembang di bibirku setelahnya aku pun melanjutkan lagi pekerjaan rumahku. Namun tiba-tiba ada suara ketukan pintu dari arah luar, bergegas aku pun menuju kesana.

"Bapak-bapak kesini mau cari siapa ya?" tanyaku usai membuka pintu. Menilik dari penampilan orang-orang yang berdiri di hadapanku, mereka terlihat orang yang garang berpenampilan bak preman. Aku pun berusaha meneguk salivaku, tiba-tiba saja ada perasaan takut dan tengkukku kini begidik ngeri.

"Benar ini rumah Bapak Teddy?"

Akupun mengangguk. "Ada perlu apa memangnya Bapak-bapak kemari mencari Bapak saya?"

Salah satu orang di hadapanku kini mengulurkan selembar kertas padaku. Dengan sedikit ragu aku meraihnya dan setelah kubaca, aku dibuat terbelalak sebab disana tertulis dengan jelas dan huruf yang bercetak tebal. "RUMAH INI DI SITA"

"Bapak-bapak pasti salah alamat," kataku berusaha menyangkal.

"Disitu sudah jelas Dek, nama pemilik, alamat beserta alasan rumah ini disita," jelasnya sambil menunjuk letak sebab alasan rumah disita.

Nafasku tiba-tiba saja terasa begitu sesak, rumah tersita sebab pinjaman uang tidak bisa dikembalikan dalan tempo waktu yang telah ditentukan. Kapan waktu hutangnya, batinku.

"Ada apa ini?" suara Ibuku, beliau muncul dari arah belakang.

Orang-orang yang ada dihadapanku kini menjelaskan kedatangan mereka, Ibu juga merasakan hal yang sama, terkejut seperti aku.

"Kosongkan rumah ini dalam waktu 24jam, esok saya harus melihat rumah ini telah siap digunakan oleh orang lain," ucap orang tersebut.

"Tapi kami gak meminjam uang atau berurusan pada anda, kenapa Bapak-bapak seenaknya memerintah kami. Kamu punya hak karena ini rumah kami," ucapku membela.

"Kalian memang benar tak meminjam, tapi Bapak kamu yang sudah meminjam uang dan rumah ini digunakan sebagai jaminannya," tegasnya dan kini menunjukkan surat perjanjian yang berisi tanda tangan juga cap jari yang bertuliskan nama Bapakku.

"Tapi kalian gak bisa begini, urusan kalian dengan Bapakku dan seharusnya kalian selesaikan urusan ini dengannya," ucapku yang sudah emosi.

"Dia kabur dan tentu saja hutang harus segera dibayar," katanya dengan suara meninggi.

"Kasih saya waktu, saya akan melunasi hutang tersebut," kata Ibuku memohon.

Tapi salah satu orang-orang disini berdecih sinis seraya tertawa mengejek. "Bayar pakai apa? Aku yakin kamu pasti juga tak punya uang. Atau—," ucapnya terhenti sambil berfikir, sejenak menatapku dengan senyum menyerigai. "Kita bisa bertukar, aku bawa anak gadismu dan rumah ini tetap jadi milikmu," ucapnya dengan tersenyum mengejek ke arah kami.

Aku langsung saja bergidik ngeri, Ibu sontak menarik lenganku untuk menyembunyikan diriku dibalik punggungnya. "Kalau begitu beri kami waktu untuk berkemas," ucap Ibuku kemudian.

Sebelum mereka berlalu pergi, mereka memberi peringatan kembali. Dan mengancam jika tak menuruti ucapan mereka dalam mengosongkan rumah ini, mereka akan mengambil aku sebagai gantinya.

"Ibu—," ucapku memberi protes.

"Kita gak punya pilihan lain," ujar Ibuku kini mendudukan diri pada kursi di ruang tamu, sorot matanya memancarkan kesedihan juga kekecewaan, sangat jelas terlihat.

"Ini semua salah Bapak," ucapku emosi. "Jika Bapak gak pergi bawa surat tanah, kejadian hari ini gak bakalan ada. Kalau rumah ini di kosongkan kita harus tinggal dimana," sambungku mendudukan diri di samping Ibuku. Kali ini aku menangkup wajahku menyembunyikan tangisku.

Ibu kemudian meraih bahuku dan mendekap diriku ke dalam pelukannya. "Setelah ini kita cari tempat tinggal," kata Ibuku menenangkan.

"Tapi dimana?" cicitku pelan yang masih dalam dekapannya.

Tiba-tiba saja terbesit dalam benakku, akupun menarik diri dari dekapan Ibu dan berkata, "Gimana kalau Ayu ikut mereka saja, biar Ibu dan Zahra tetap tinggal disini."

Ibu terkejut dengan ucapanku dan segera menarik diriku dalam dekapannya, terasa beliau memelukku erat. "Gak, bagaimanapun dan apapun yang terjadi, Ibu gak akan biarkan kamu dibawa mereka," kata Ibu tegas dan penuh penekanan.

"Kamu belum tahu Ayu, diluar sana kehidupan lebih keras," lirih Ibu dengan suara parau.

Terpopuler

Comments

Aqiyu

Aqiyu

selalu ranking 1 ga ada gitu beasiswa
ya ampun ini novel kok sedih banget sih

2022-01-01

1

Donna Armen

Donna Armen

g ada beasiswa buat siswa berprestasi ya...?

2021-12-25

1

Rina

Rina

sedih si Thor 😥😥😥

2021-11-14

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Ekstra Part 1
145 Ekstra Part 2
146 Ekstra Part 3
147 Ekstra Part 4
148 Ekstra Part 5
149 Ekstra Part 6
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Ekstra Part 1
145
Ekstra Part 2
146
Ekstra Part 3
147
Ekstra Part 4
148
Ekstra Part 5
149
Ekstra Part 6

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!