Episode 18

"Itu kayaknya bagus deh!" tunjuk Sarah ke arah ponsel yang letaknya paling ujung berwarna rose gold. "Yang itu berapa Bang harganya?" sambungnya bertanya pada penjaga counter.

Penjaga counter pun kini mulai mengeluarkan ponsel dan menyebutkan harganya, hal itupun spontan membuat mulutku seketika terperangah. Aku yang menyadari akan sikapku, kini mulai dengan segera menutup mulutku dan berujar, "Jangan itu Bang, kalau ada yang harganya lebih ekonomis untuk ukuran pelajar."

"Memang kenapa? Itu bagus, " tanya Sarah dengan nada pelan.

"Bagus sih bagus, harganya itu. Duitku gak cukup," jawabku berbisik.

Kini Abang penjaga counter telah mengeluarkan dua tipe ponsel dengan merk berbeda, untuk harganya sendiri relatif sama dan yang membedakannya lagi adalah fitur-fiturnya. Setelah mendapat penjelasan tentang keunggulan dan perbandingan antara keduanya aku kini memilih tipe fitur sederhana namun masih tetap unggul kualitasnya.

Keluar dari counter handphone jam sudah menunjukkan pukul dua siang, kami mampir sebentar ke kedai mie ayam untuk mengisi perut dan usai makan kini Sarah mengantarku pulang, lalu setelahnya aku bersiap diri.

Waktu berlalu dan dari tadi pun aku bolak-balik melirik ponsel guna melihat pesan dari Pak Akram, tapi sudah lebih dari jam tiga sore tak kunjung ada bunyi notifikasi. Saking lelahnya aku menunggu sampai tak sadar kalau aku tertidur.

Petang menjelang Ibuku dan Zahra kini telah pulang, tapi aku sendiri masih berada diatas kasur terdiam tak bergerak, hanya mataku yang berkedip memandangi ke arah layar ponsel.

Dari tadi semenjak terbangun dari tidur soreku, pikiranku menerka-nerka apa pesan Pak Akram tersendat ditengah jalan hingga kini tak kunjung ada kabar atau jaringan sedang error maka pesan darinya tak kunjung sampai. Andai saja aku punya nomornya pasti aku akan lebih dulu menghubunginya, menanyakan jadi atau gaknya dia yang mengajakku pergi.

Kecewa, sedih dan kesal jadi satu. Mungkin kalau aku bercerita kepada Sarah, dia akan mengataiku dengan sebutan korban PHP.

"Ahhhhh kesal! Pak Akram pemberi harapan palsu!" ucapku kecewa seraya menjatuhkan ponselku diatas permukaan kasur.

"Ayu kamu kenapa, dari tadi gak mandi malah sibuk lihatin ponsel?" seru Ibuku yang baru saja masuk ke kamar bersama Zahra adikku, kulirik kepala adikku basah juga badannya dibungkus dengan handuk itu artinya dia baru saja selesai mandi.

"Gak papa Bu," sahutku lesu.

"Kamu sakit?" tanya Ibu terlihat khawatir.

Kini aku bangkit beralih menggantikan tugas Ibu membantu memakaikan baju untuk Zahra kemudian berucap, "Ayu gak sakit Bu, tadi cuma tiduran aja. Ohya Bu, Ayu belum sempat masak."

Ibu menatap ke arahku dan tersenyum maklum. "Iya gak papa, malam ini beli nasi diluar. Ibu tahu kamu kelelahan," ucap Ibu dengan tangannya bergerak mengelus belakang kepalaku.

Akupun kini balik menatap wajah Ibu, hatiku justru merasa tak enak pada beliau. Gurat lelah jelas terpancar di wajahnya, tapi beliau masih maklum kepadaku yang tadi sebenarnya cuma rebahan dengan pikiran tak jelas. 'Maaf Ibu,' batinku.

"Kapan mulai ke sekolah?" tanya Ibu yang tangannya kini beralih melipat baju yang teronggok di sisi kasur.

'Aktivitas ngalamunku tadi nyatanya benar-benar membuang sebagian besar waktuku,' gumamku dalam hati.

Aku mendesah kemudian berujar singkat, "Besok."

Ibu menghentikan aktifitasnya sejenak dan menoleh menatapku. "Sekolah kamu tinggal satu setengah tahun lagi dan Ibu gak bisa janjiin kamu nak untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi."

Aku diam, sedih jelas, mataku kini menyapu ke sekitar ruangan berusaha menghalau air mataku. Aku sendiri sebenarnya masih ingin melanjutkan cita-cintaku, menggapai impianku, tapi mau bagaimana lagi jika Ibu sudah berkata demikian.

"Kamu gak keberatan kan?" tanya Ibu memastikan.

"Kalau misalkan Ayu yang cari biayanya sendiri bagaimana?" kataku bergumam seraya memilih menundukkan pandangan menyembunyikan rasa sedihku.

Terdengar helaan nafas Ibu. Beliau kini menggenggam tanganku dan berkata, "Bila itu tekadmu, Ibu akan mendukung dan selalu mendoakanmu. Semoga apa yang kamu cita-citakan kelak akan tercapai."

"Aamiin," ucapku pelan dengan mata yang sudah berkaca.

***

Esoknya aku kembali menjalani rutinitasku belajar ke sekolah, ya meski belum semua temanku masuk sebab ada yang sebagian masih menyelesaikan tugas magangnya.

Aku yang biasa duduk di deretan kursi depan kini memilih duduk di bangku paling pojok dekat dengan jendela, pikiranku kali ini sama sekali tak fokus dengan apa yang di terangkan oleh guruku.

Sejujurnya aku masih memikirkan sosok Pak Akram yang tak kunjung memberiku kabar, kurang asem memang sebab menunggu adalah hal yang membosankan, batinku kesal hingga tanpa sadar kakiku kini menghentak ke lantai.

Sampai-sampai karena ulahku itu, Bu Ratih guru wali kelasku kini memanggil namaku. "Ayu, maju ke depan!" perintahnya dengan suara tegasnya hingga membuatku sedikit tersentak.

Di tambah dengan Sandy yang kini duduk di bangku belakangku menepuk bahuku. "Ngelamun aja, dipanggil tuh sama Bu Ratih. Cepetan maju!" ucapnya setengah berbisik.

Dalam hati aku merutuki diriku, gimana kalau ditanya dan disuruh jelasin apa yang tadi Bu Ratih terangkan! Padahal dari awal sampai akhir aku sama sekali gak menyimak.

"Ayu, cepat maju kedepan," ucap Bu Ratih lagi.

Akupun meringis lalu bangkit berdiri dari bangku yang aku duduki kemudian berjalan dengan langkah ragu dan takut menuju depan kelas.

"Ya Bu Ratih," ucapku sesaat setelah langkahku berhenti disamping meja Bu Ratih.

"Sekarang kamu kerjakan tugas nomor 2," ucap Bu Ratih mengulurkan kepadaku alat tulis untuk mengisi jawaban pada papan tulis.

Sesaat setelah aku melirik kearah papan tulis terdapat tulisan Sin Cos Tan, dan aku sama sekali tak paham sebab rumus pengerjaannya saja aku tak hafal dan lagi salahku yang tadi tak memperhatikan saat Bu Ratih memberi penjelasan.

Wajahku langsung pias, rasa bersalah juga malu kini berkumpul jadi satu sebab aku kali ini harus berkata tidak bisa atau lebih tepatnya menggeleng kepala.

"Kenapa masih terdiam disitu?" ucap Bu Ratih kini menatapku dengan sebelah tangannya bersandar pada kursi.

Akupun tak bisa mengeluarkan kata untuk menjawabnya. Kini Bu Ratih memanggil nama Hera dan menyuruhnya untuk menggantikanku mengerjakan tugas nomor 2.

Tak bisa lagi aku menggambarkan wajahku kali ini sebab sudah pasti aku menjadi tontonan teman-temanku yang ada didalam kelas bahkan saat Hera selesai mengerjakan tugas itu dia melewati tubuhku seraya memberi senggolan di bahuku.

Aku yang sekilas balik menatapnya terlihat senyum serigai menghias dibibirnya. Tapi tak lama keherananku yang tengah menatapnya kini teralihkan sebab Bu Ratih memanggilku untuk memberi petuah. "Aktivitas melamunku tak boleh diulangi lagi," katanya.

Setelah berucap maaf dan tak mau mengulanginya kini akupun diijinkan kembali duduk ke bangku meja tempatku semula, sambil melirik ke arah Hera dan berfikir entah apa tadi maksudnya.

To be Continue

Terpopuler

Comments

Nazla K. R

Nazla K. R

biasanya klo emg pinter mskipun gk mendengarkan penjelasan guru pasti bisa ngerjakan soalnya

2021-12-03

1

Sugiarti Syamsuddin

Sugiarti Syamsuddin

👍

2021-10-09

1

Isma Wati

Isma Wati

mantap ceritanya

2021-10-01

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Ekstra Part 1
145 Ekstra Part 2
146 Ekstra Part 3
147 Ekstra Part 4
148 Ekstra Part 5
149 Ekstra Part 6
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Ekstra Part 1
145
Ekstra Part 2
146
Ekstra Part 3
147
Ekstra Part 4
148
Ekstra Part 5
149
Ekstra Part 6

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!