"Ok baiklah nona... apakah sekarang kau sudah bisa bercerita tentang masalahmu? karena sejak dari saya mengantar anda,anda terlihat tidak baik-baik saja."
"Ah masalah itu... Dev bolehkah aku meminta sesuatu padamu?."
"Apa itu nona.... katakan saja apa yang anda minta."
"Berhentilah bersikap formal padaku, sekarang kita adalah teman bukan?." Kayra sangat kurang menyukai dengan sikap formal, apalagi jika sudah menjadi teman.
"Tapi nona jika tuan Raffa tahu, dia pasti akan memarahiku."
"Kau bersikap formal jika ada dia saja, jika kita sedang berdua kau bisa memanggilku nama atau apalah itu."
"B... baik nona, tapi aku memanggil anda dengan sebutan apa nona?saya bingung."tanyanya dengan wajah bingung.
"Panggil saja aku dengan nama Zhauf, agar Raffa tak begitu mencurigainya." Jelasnya,panggilan nama itu biasanya para sahabat nya lah yang menggunakannya.
"Zhauf?.... baiklah itu tidak begitu mencolok, karena yang saya tahu seluruh rumah ini mengenal anda dengan nama Kayra." Dev pun menyetujui panggilan nama dari nona mudanya, tak banyak wanita kaya seperti Kayra yang tak ingin di panggil dengan sebutan nona ataupun nyonya, dan kini Dev menemukan wanita yang berbeda dari yang lain.
"Maaf jika saya lancang... tadi pada saat kau berbicara pada nona Zara, aku sedikit mendengar perbincangan kalian." ucapnya kini panggilan mereka mulai akrab, membuat Kayra tersenyum kilas.
"Mendengar apa?." tanya Kayra tak mengerti.
"Tentang identitas aslimu, yang menyatakan bahwa sepertinya kau bukanlah karyawan di sana, dan yang ku tahu nona Zara itu bukanlah pemilik dari butik tersebut, melainkan wakil dari pemilik butik itu, bukankah itu benar?." tanya Dev memastikan, karena banyak yang mengetahui bahwa Zara hanyalah wakil dari pemilik butik Zea, dan pemilik butik tak pernah tampil di publik, bahkan mereka tak tahu siapa pemilik sebenarnya.
Kayra sedikit terkejut dengan penuturan Dev, ternyata dia mendengar perbincangan Kayra dan Zara tadi di butik. Kayra mencoba menutupi wajah terkejutnya.
"Atau jangan-jangan kau..... "
"Diam....!!." potong Kayra dengan tegas, agar Dev tak terlalu banyak berbicara. Dev pun menghentikan ucapannya.
"Iya aku adalah pemilik butik itu Dev.... aku mohon padamu jangan beritahukan rahasia penting ini pada siapapun, karena aku tak mau jika orang lain apalagi publik mengetahui kebenaran ini." pintanya Kayra memohon agar Dev tak memberitahukan pada siapapun.
"Tapi Zhauf lambat laun semua orang pasti akan mengetahui segalanya tentang identitasmu."
"Iya aku tahu Dev.... semua itu pasti ada masanya dimana aku akan memberitahukan segalanya di waktu yang tepat."
"Jadi kumohon padamu rahasiakan ini semua dari siapaun." Kayra terus memohon agar Dev tetap tutup mulut sampai waktunya tiba.
Dev tampak berfikir, ini adalah berita bagus namun karena janji Dev pada Kayra membuatnya yakin jika Kayra sangatlah mempercayai nya sebagai seorang teman.
"Kau tak perlu khawatir Zhauf aku akan selalu menjaga rahasiamu, kau tahu Zhauf kau sangat hebat, butik Zea adalah butik ternama di seluruh dunia, bahkan semua tahu jika Ceo dari butik tersebut tak pernah memperlihatkannya ke publik dan sekarang aku sedang berhadapan dengan pemilik sesungguhnya." kagum Dev, tak menyangka jika dia langsung di hadap akan langsung oleh seorang desainer yang sangat mendunia, bahkan banyak orang pengusaha kaya yang selalu memesan pakaian dari butik tersebut.
"Oh sudahlah Dev...kau terlalu berlebihan, itu adalah butik milik bunda ku, dan aku hanya mengembangkan impiannya." Jawab Kayra merendah.
"Tapi itu adalah kenyataannya.Memang butik itu di bangun oleh nyonya Claretta,namun sekarang nona yang meneruskan,karena setelah pembangunan butik selesai beliau sudah tiada."Karena Dev selalu memesan pakaian keluarga Prasetya di butik tersebut, sungguh sangat indah dan elegan bahkan bahan-bahannya sangatlah berkualitas karena tuannya sangat mengakui hal itu.
"Baiklah terserah padamu."Mendengar Dev mengatakan jika bundanya sudah tak ada membuat hatinya berdenyut nyeri, karena Claretta meninggal setelah meninggalkannya.
Dev pun menyadari ucapannya, yang membuat Kayra seketika murung, hati Dev merasa tak enak, dia melihat Kayra memalingkan wajahnya ke arah lain, karena air matanya sudah menetes tanpa pamit.
"Maaf.... nona bukan maksudku..... "
"Tidak Dev.... tak apa, aku baik-baik saja hanya saja aku mengingat bunda, dia pasti sekarang sudah bahagaia di sana." potong nya dan menengadahkan wajahnya ke langit, melihat keindahan langit biru.
Suasana mendadak menjadi hening, tak ada pembicaraan yang keluar dari mulut keduanya, Dev memberi waktu pada Kayra, mungkin gadis itu sangat merindukan bunda yang melahirkannya, bagaimanapun juga seorang anak tak akan bisa jauh dari anaknya, namun karena keadaan apa boleh buat. Dan itulah yang kini Kayra rasakan, sebuah kerinduan kepada seorang ibu, yang telah meninggalkannya tepat di hari kelahirannya.
"Dia adalah bundaku.... aku sangat menyayangi nya walau aku belum bertemu langsung dengannya." ucapnya di tengah keheningan.
Dev menatap Kayra yang sudah berlinang air mata, Kayra mencoba mengusapnya berkali-kali namun sepertinya air matanya sulit untuk di hentikan.
"Nona.... " Dev menatap Kayra sendu, tiba-tiba saja rasa sakit menjalar di hatinya, dulu dia pernah memiliki adik, Dev selalu bercerita dan bercanda gurau dengan sang adik, namun semuanya telah hilang karena adiknya bunuh diri akibat depresi karena banyak yang membully serta merinding nya, dan saat itu Dev sangat kehilangan.
Namun setelah melihat Kayra, entah mengapa ada kemiripan dengan adiknya, dan membuat Dev ingin selalu di dekatnya dan juga selalu melindunginya.
"Aku tak apa Dev, kau tak perlu khawatir." ucapnya sambil mengusap air matanya karena melihat Dev seperti mengkhawatirkan nya.
"Menangislah nona jika itu membuatmu lega."
"Aku sudah merasa baik.Eh tunggu bukannya aku katakan jangan panggil aku nona." Kayra menatap kesal Dev, lagi-lagi Dev memanggilnya nona.
"A... anu itu... maaf.... mungkin karena belum terbiasa." ucapnya dengan cengengesan.
"Baiklah Zhauf..... ceritakanlah dirimu padaku, dan aku akan menceritakan diriku padamu."
"Apakah itu harus Dev?." tanya Kayra memastikan, dia memang agak ragu karena Dev adalah orang yang baru dia kenal. Melihat keraguan dalam mata Kayra, membuatnya ingin lebih memastikan keyakinan hati Kayra.
"Zhauf kau tak perlu ragu.... aku akan menjaga rahasiamu baik-baik, percayalah... " Dev berusaha meyakinkan Kayra.Akhirnya Dev berhasil meyakinkan Kayra.Kayra mulai menceritakan kisah kehidupannya pada Dev.
Karena hari masih siang jadi mereka tak khawatir akan kedatangan Raffa, karena Raffa mengatakan pada Dev juga bahwa dia akan pulang terlambat akibat banyaknya meeting penting di perusahaannya, dan itu adalah sebuah keberuntungan untuk bisa mendekati Kayra. Tapi Dev tak pernah berniat jahat pada Kayra, dia hanya ingin tahu kehidupan apa yang pernah di jalani gadis cantik ini dan mengapa dia bisa terjebak dan menikah dengan tuan mudanya. Itulah yang sekarang dia pikirkan.
Kayra mengatur nafasnya untuk kembali membuka kisah hidupnya di masa lalu, mengingat kembali kebersamaan bersama keluarga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments