"Heh kawan, kau belum menjelaskan semuanya padaku."
"Siapa wanita ini? apakah dia wanitamu?." tanya Fathan yang masih bertanya-tanya di pikirannya,karena yang Fathan tahu Raffa tidak pernah menyimpan wanita di mansionnya.
"Oke baiklah, aku akan jelaskan semuanya padamu, tapi aku mohon jangan beritahu siapapun tentang ini." ucap Raffa, dia tak mau jika banyak orang yang mengetahui.
"Gadis itu adalah istriku, aku menikahinya dan keluargaku belum mengetahui semua ini." jelas Raffa dengan santainya. Fathan yang mendengar kata istri dari mulut sahabatnya hanya ternganga tak percaya.
"Whattt...?! istri kau bilang? dan kau tak memberitahukan kepada ayahmu?." teriak Fathan spontan. Raffa yang mendengar teriakan Fathan segera menutup telinganya.
"Heh berisik bekicot, gak usah teriak. " kesal Raffa.
"Maaf... maaf.. reflek bambang." ucapnya dengan menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Iya Kayra adalah istriku, namun ini hanyalah paksaan dalam pernikahan dan ini juga hanyalah untuk membalaskan dendammu pada Zidan." jelas Raffa.
"Jangan bilang, Kayra adalah adik Zidan."
"Iya dia adalah adik Zidan aku menikahinya hanya untuk membalaskan dendam kepadanya."
"Heh kau jangan gila, dia tak tahu apapun tentang masalahmu dan juga Zidan, kasihan dia yang mendapat imbas karena masa lalu kalian."Fathan tak habis pikir dengan kelakuan Raffa yang menurutnya gila.
"Gila...? aku tak peduli,yang terpenting aku bisa membuat salah satu keluarga Zidan tersiksa." ucap Raffa santai, sungguh dia ingin membuat keluarga Zidan tersiksa.
"Ini hanya saranku kawan, janganlah kau terlalu membencinya bisa jadi nanti kau akan mencintainya."ucap Fathan agar Raffa tak terlalu benci pada Kayra.
"Heh tak usah menceramahiku, itu akan menjadi urusanku, aku pun tak akan sudi mencintai adik dari musuhku sendiri." kesal Raffa.
"Ya itu terserah kau saja aku hanya menyarankan saja, kalau begitu aku permisi." Fathan sudah tak mau berdebat dengan Raffa, berbicara pada orang yang keras kepala hanya akan membuang waktu saja. Fathan beranjak pergi dari kamar Raffa, tanpa berbicara lagi pada Raffa.
"Apa-apaan dia sok memberi saran, aku tak butuh sarannya." gerutu Raffa kesal.
Dua jam berlalu, Kayra masih belum sadarkan diri, Raffa menyuruh Mery menggantikan pakaian Kayra, Raffa memilih pergi ke ruang pribadinya, dan memastikan tak ada yang Kayra ketahui selain hubungan persahabatannya dengan Zidan kakaknya. Dia takut Kayra akan tahu lebih jauh tentang rencananya.
Raffa mendudukan dirinya di bangku, dan membuka bukunya yang sempat di buka oleh Kayra, ya buku persahabatan dirinya dengan Zidan, Raffa membuka lembaran demi lembaran,masa lalu dengan Zidan kembali berputar di otaknya, menari-nari seakan tak bisa hilang dari pikiran dan hatinya, namun mengingat kejadian dimana ibunya terbunuh, Raffa segera menepis kenangan indah bersama Zidan.
"Cihhh..... aku sudah tak sudi lagi mengenangnya." Raffa menutup buku itu kasar, dan melemparnya ke sembarang tempat.
"Aku akan tetap menjalankan rencana ku, namun sepertinya aku harus sedikit merubah alurnya." ucap Raffa, sambil memainkan pulpen di tangannya.
"Baiklah aku akan membuat adikmu jatuh hati padaku Zidan, hingga setelah dia jatuh cinta padaku, akan ku hancurkan secara perlahan hatinya, hingga dia tak sanggup untuk hidup." Bisiknya pada dirinya sendiri, kini Raffa akan membuat Kayra jatuh cinta padanya dan itu akan lebih memudahkan rencananya untuk menghancurkan Zidan.
Raffa beranjak keluar dari ruang pribadinya, di lihatnya Mery sudah tak ada di kamarnya, dan matanya tertuju pada Kayra yang masih belum sadarkan diri,senyuman iblis terukir samar di bibirnya ingin rasanya Raffa segera melakukan rencananya dan melihat hati Kayra hancur, karena ternyata Raffa hanya memberikan cinta palsu padanya.
"Kita akan mulai permainannya Kay.... tunggulah .... pasti kau akan jatuh cinta padaku,dan setelah itu akan ku jatuhkanmu dalam sebuah jurang yang sangat dalam." batin Raffa, dia membaringkan dirinya tepat di samping Kayra, Raffa sengaja melakukan hal itu agar Kayra mengira jika Raffa sudah tak marah padanya dan mulai menerimanya sebagai istrinya. Itu adalah rencana awalnya.
Pagi harinya Kayra merasakan sesuatu yang berat menimpa bagian perutnya, dia membuka matanya karena merasakan berat, dia pun melihat sekitar ruangan ternyata dia sedang tak berada di kamarnya, lalu Kayra menoleh ke sebelahnya dan betapa terkejutnya matanya membulat sempurna.
"Aaaaaaaaa." jerit Kayra, dia langsung terduduk dan menyingkirkan tangan Raffa yang menimpa perutnya. Raffa mengerjap karena mendengar jeritan Kayra. Kayra sudah berdiri disamping ranjang.
"Heh..... berisik sekali kau.... " kesal Raffa dengan masih menutup matanya namun sudah terduduk di ranjang, sambil memegangi telinganya.
"M.... maafkan aku tuan... aku... tak sengaja.. " ucap Kayra, dia langsung menundukkan kepalanya karena tak mau jika nantinya Raffa marah lagi padanya, apalagi tadi dia tidur satu ranjang dengan Raffa.
Raffa bangkit dari duduknya dan beranjak turun dari ranjang, dia mendekatkan dirinya tepat di depan Kayra, ada rasa canggung pada Kayra, karena Raffa begitu dekat dengannya.
"Kau tak perlu takut, aku tak akan marah padamu." ucap Raffa lembut dan menyentuh dagu Kayra untuk mendongakkan kepalanya.
"Apa yang kau lihat hemm? lihatlah aku Kayra." Kayra pun mendongakkan kepalanya tepat di depan wajah Raffa, hanya berjarak beberpa centi saja. Jantung Kayra tiba-tiba saja berdetak tak beraturan, mata mereka bertemu dan terjadilah saling pandang memandang. Kayra melihat Raffa dengan tak berkedip, ketampanan dan keindahan wajah Raffa telah menghipnotis Kayra.
"Pandanglah aku Kayra.... sampai nantinya kau jatuh dalam jurang cinta palsuku.... aku akan melihat sebesar apa cintamu padaku nantinya." batin Raffa melihat Kayra tak berkedip menatapnya. Ada kebanggaan tersendiri di kala rencana awal berjalan lancar.
"Maafkan aku tuan." Kayra segera melepas tangan Raffa yang menyentuh dagunya,dan Kayra sedikit menjauh agar dirinya tak terlalu dekat dengan Raffa. Kayra mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdetak cepat, agar tak terdengar oleh Raffa.
"Hei kau tak perlu meminta maaf, kau adalah istriku." ucap Raffa santai dan megusap pucuk rambut Kayra, dan membuatnya bingung. Raffa hanya tersenyum simpul dan meninggalkan Kayra ke kamar mandi, dengan segala kebingungan yang ada di dalam benaknya.
"Kenapa dia begitu berbeda pagi ini? dia bersikap lembut padaku, sebenarnya apa yang terjadi padanya?." Kayra bertanya-tanya dalam hati melihat perubahan sifat Raffa. Kayra pun pergi keluar dari kamar Raffa dengan berbagai pertanyaan.
Kayra masuk ke kamarnya dan segera mandi agar Raffa tak memarahinya lagi, selesai dari acara mandinya dan sudah berpakaian,Kayra segera menuju ruang makan. Raffa turun dari kamarnya dilihatnya Kayra sudah berada di sana berdiri di samping meja makan seperti biasanya. Raffa mendudukan dirinya untuk sarapan, seperti biasa Kayra melayani Raffa.
Selesai melayani Raffa, Kayra beranjak ke dapur, namun tangannya di cekal oleh Raffa dan membuat Kayra terkejut, tak seperti biasanya Raffa mau menyentuh Kayra dengan secara cuma-cuma. Bahkan jika Kayra tak sengaja menyenggol Raffa akan langsung menyempronya dengan hinaan pedas dari mulutnya.
"Kau mau kemana? aku tak menyuruhmu pergi, duduklah dan ikutlah sarapan denganku." titah Raffa, Kayra hanya mengeryitkan dahinya, tak biasanya Raffa akan menyuruhnya ikut makan bersamanya.
Melihat Kayra yang bingung akan maksud Raffa, dia pun bangkit dari duduknya tanpa melepas tangannya, dan menuntun Kayra untuk duduk di kursi di dekatnya. Lagi-lagi membuat jantung Kayra dag dig dug tak karuan, karena Raffa memperlakukannya dengan baik, dan pagi ini di mansion Raffa pertama kalinya Kayra di perlakukan lembut oleh suaminya sendiri, karena dua minggu hidup dengan Raffa,dia tak pernah di perlakukan lembut olehnya, bahkan dia di jadikan pembantu oleh Raffa.
"B.... baik tuan.. " ucap Kayra gugup akibat perlakuan Raffa. Kayra pun duduk di sebelah Raffa, mereka pun sarapan bersama dengan keheningan, karena Kayra masih canggung dengan perubahan sikap Raffa padanya.
Selesai sarapan Raffa berangkat ke kantornya, Kayra masih bingung dengan Raffa namun dia tak berani bertanya, karena takut mendapat amukan Raffa, akhirnya dia mengurungkan niatnya.Mery yang melihat jika tuannya berlaku baik dan lembut pada Kayra menjadi bahagia.
"Semoga tuan tetap bersikap baik pada nona, semoga saja mereka bisa bahagia dan saling mencintai." lirih Mery, dan berharap mereka saling mencintai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
rina wati
kau membuat perangkapmu sendiri lho raffa
2024-03-06
0
MUKAYAH SUGINO
lihat tar siapa yg bucin duluan
2021-11-05
0
𝑽𝒆𝒂𝒏 𝑽𝒆𝒓𝒐𝒏𝒊𝒌𝒂
gayamu bang,, yg ada ntar kamu yg bakalan kejebak permainan cintamu sendiri 😪😪
2021-08-05
2