Kayra masih memikirkan perubahan dari Raffa yang secara tiba-tiba menjadi baik dan perhatian padanya. Hingga sore menjelang dan matahari sudah berada di ufuk barat menandakan bahwa siang akan berganti malam, dan kicauan burung berganti dengan suara serangga malam. Kayra segera menyiapkan makan malam membatu para pelayan menyiapkannya di meja makan, karena sebentar lagi Raffa akan segara pulang.
Deru suara mobil dari luar mansion yang artinya tuan rumah sudah pulang dari kantornya,semua penjaga menundukan kepalanya memberi hormat, begitu juga dengan Kayra yang menyambut kedatangan Raffa di pintu utama mansion. Raffa mendekat ke tempat dimana Kayra berdiri, dia memeberikan uluran tangan kepada Kayra untuk di salami oleh Kayra, namun Kayra hanya diam tak membalas ularan tangan Raffa.
"Kenapa kau diam? cepat salami tanganku, seharusnya jika aku pulang dari kantor kau harus menyalami ku." tegur Raffa ketika Kayra hanya diam dan menunduk. Dengan cepat kilat Kayra segera mengecup tangan suaminya, Raffa tersenyum sekilas melihat Kayra yang menurut padanya.
"Bagus, ini." Raffa memberikan tas dan juga jasnya pada Kayra, dia langsung menerimanya.
"Sekarang ikutlah denganku." Kayra hanya mengangguk, Raffa memasuki mansion nya diikuti Raffa dan diikuti Kayra di belakangnya. Setelah berjalan menapaki tangga sampailah Raffa dan Kayra di kamar besar sang tuan rumah, ya mereka sekarang sudah berada di kamar Raffa.
Kayra masih bingung, untuk apa Raffa membawanya kemari, pikirnya. Melihat Kayra dengan wajah bingungnya membuat Raffa sedikit kesal.
"Apa yang kau lakukan nona muda? duduklah dan tunggu aku di sofa, aku akan membersihkan diriku dulu." ucap Raffa dengan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi, meninggalkan Kayra yang masih mencerna ucapan Raffa.
Kayra pun meletakan jas dan juga tas Raffa di tempatnya, setelah itu dia mendudukkan dirinya di sofa menunggu Raffa selesai mandi dan berganti baju. Kayra sudah hafal letak kamar Raffa, karena seminggu ini dia selalu di tugaskan untuk membereskan kamar Raffa, namun kejadian kemarin dimana Raffa sangat marah membuatnya sedikit was-was saat berada di kamar Raffa.
Selang beberapa menit, Raffa keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan lilitan handuk di pinggangnya, membuat tubuh bagian atasnya terekspos. Kayra yang melihat itu segera menutup wajahnya dengan kedua tangannya, namun Raffa malah mendekat kearah Kayra, dan membuat jantung Kayra berdetak hebat. Raffa berjalan santai dan semakin dekat ke arah Kayra yang sedang duduk di sofa.
"T... t... tuan apa yang mau kau lakukan?." tanya Kayra dan sontak membuat Raffa mengerutkan keningnya.
"Aku hanya lewat, heh apa kau tak lihat ruang ganti ada di sebelah sana." tunjuk Raffa ke rumah ganti, yang memang harus melewati sofa.
"Tapi bisakah anda membawa baju gantinya ke kamar mandi? sudah sana cepatlah pakai pakaianmu tuan." kesal Kayra, namun tak di idahkan oleh Raffa.
"Terserah ini adalah kamarku,sesuka hati ku mau berbuat apa." ujar Raffa sembari berjalan ke ruang ganti. Kayra tak menjawab,berdebat hanya akan memperpanjang masalah dan Kayra memilih diam.
"Ya.... yaa... terserah anda aku tak peduli." batin Kayra berdecih kesal.
Beberapa menit kemudian Raffa sudah keluar dengan pakaian kasual, dia menghampiri Kayra dan duduk di sebrang Kayra. Kayra masih saja menunduk membuat Raffa sedikit kesal.
"Heh.... pandang aku.... memangnya apa yang kau lihat di bawah sana? dasar gadis bodoh." ucap Raffa datar namun sedikit mengejek. Kayra kesal dengan julukan yang di beri Raffa, ingin rasanya Kayra menarik rambutnya, dan menyobek mulutnya.
"Dasar suami laknat, kau mengatai ku bodoh, awas saja, akan ku tunjukkan seberapa jeniusnya diriku." kesalnya Kayra mengoceh dalam hati, dengan sombongnya.
"Kau tak usah membatin nona muda, katakan saja di depanku." tantang Raffa, dia tahu jika Kayra sedang mengoceh dalam hati. Kayra segera mendongak memandang Raffa dan tanpa sengaja pandangan mereka bertemu dan saling mengunci.
"Mata yang indah.... ehh apa-apa sih nih congor udah napa gak usah pandang dia nanti bisa jatuh dalam jebakanku sendiri." batin Raffa, dia pun segera mengalihkan pandangannya.
"Ohhh ya ampun wajahnya...... eist jangan tergoda Kay... dia itu suami laknat yang sudah membuatmu tersiksa."Batin Kayra mereka pun sama-sama mengalihkan pandangan mereka ke arah lain, untuk menghindari tatapan mengunci yang nantinya akan mengundang perasaan.
"Aku tak mengatakan apapun dalam hati tuan, jadi jangan memfitnah yang belum pasti."Bela Kayra pada dirinya sendiri.
"Tapi itu memang benarkan?."Serah Raffa, Kayra pun segera mengakihkan pembicaraan.
"Ada apa sampai saya harus mengikutimu dan menunggumu di sini? memangnya ada hal yang penting sehingga anda menyuruh saya ke kamar anda?."tanya Kayra langsung untuk mengalihkan pertanyaan Raffa.
"Wahhh.... ternyata nona muda sudah berani padaku."puji Raffa dengan tatapan tajamnya, membuat Kayra bergidik ngeri dan langsung menundukkan kepalanya.
"M... maksudku bukan begitu tuan.... ini sudah hampir makan malam jadi saya langsung menanyakan ada hal penting apa yang harus anda bicarakan padaku." jelas Kayra yang tak mau mendapat amarah dari Raffa.
"Baiklah aku pun sudah tak mau berlama-lama, bersama gadis sepertimu yang selalu membuatku muak." ucap Raffa pedas. Kayra hanya memutar bola matanya malas. Raffa memberikan sebuah kertas satu lembar, namun penuh dengan tulisan itu membuat Kayra bingung.
"Apa maksud dari ini semua tuan?." tanya Kayra yang memang belum mengerti.
"Baiklah... itu adalah peraturan baru yang ku buat untukmu, dan itu berlaku besok pagi." jelas Raffa, Kayra melihat dan membaca tulisan itu yang berisi peraturan baru untuknya.
Kertas itu berisi tentang tugas seorang istri kepada suaminya. Isinya adalah.....
🦋Harus menyiapkan kebutuhan suami sebelum berangkat ke kantor.
🦋Tidur satu kamar dan satu ranjang dengan suami.
🦋Tak boleh membantah apapun yang di ucapkan suami, karena apapun yang di katakan semuanya benar.
🦋Harus mengantar dan menyambut kedatangan suami di depan mansion.
🦋Mengecup tangan suami sebelum berangkat dan sesudah pulang dari kantor.
🦋Sarapan dan makan malam harus bersama, tidak boleh menolak.
🦋Dan harus melayani suami dengan baik.
"Hah.... apakah semua peraturannya harus di laksanakan setiap hari tuan?." tanya Kayra, dia tak bisa jika harus tidur satu kamar dan satu ranjang dengan Raffa, apalagi harus melayaninya. Jika melayaninya hanya dengan memasakkan makanan itu tak masalah, tapi jika dia meminta melayani di atas ranjang Kayra masih belum siap.
"Tentu saja karena aku adalah suamimu."
"Tapi.... aku....
"Tak ada bantahan, besok kau harus memindahkan semua barangmu ke kamar ku, dan lakukan semuanya dengan baik." tegas Raffa, dia pun berlalu pergi dari kamarnya untuk makan malam.
Kayra masih terduduk diam di sofa dengan masih memegang kertas, dia tak manyangka jika Raffa melakukan semua itu, Kayra sedikit curiga dengan tingkah Raffa, kemarin dia masih ganas padanya, tapi kenapa setelah kejadian itu Raffa menjadi jinak dan baik padanya, bahkan Kayra tak mendapat omelan Raffa.
"Ada yang tidak beres dengannya, aku harus berhati-hati, ingat ini adalah pernikahan paksaan Kayra, kau harus waspada dengan perubahan sikapnya itu, bisa saja itu hanyalah kedoknya untuk perlahan menghancurkanmu." batin Kayra meyakinkan dirinya, karena sikap Raffa membuat Kayra curiga, dia yakin jika Raffa sedang merencanakan sesuatu terhmansion.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Mbr Tarigan
bagus anak pintar otakmu kan jenius hati2
2024-01-23
0