🌿Di kediaman Alzan.....
Zidan pulang dengan mengusap wajahnya kasar dia tak berhasil membawa adiknya kesayangannya pulang,Zidan takut jika Raffa akan melakukan hal yang senonoh pada adiknya.Zidan semakin geram dengan ulah licik rivalnya yang membawa dendam mereka hingga Kayra harus menjadi korban.
Jebreeed.....
Suara gebrakan pintu membuat seseorang paruh baya menghampiri Zidan dia melihat Zidan sedang duduk di ruang keluarga wajahnya yang sedikit menyeramkan akibat menahan amarah laki-laki paruh baya itu mendudukan dirinya di samping Zidan.
"Ada apa denganmu?Apa kau sudah menemukan adikmu itu?." Tanya laki-laki paruh baya yang tak lain adalah ayah dari Zidan yaitu Yusuf.
Zidan hanya menggeleng dan menatap sang ayah,wajahnya seperti menyimpan sebuah kekecewaan karena tak berhasil mendapatkan Kayra kembali.
"Ayah aku sudah menemukannya tapi...... aku tak bisa membawanya pulang dia berhasil membawa adikku bersamanya." jelas Zidan ada nada penyesalan dari ucapannya, bahwa sang adik ternyata di bawa oleh Raffa rivalnya.
Yusuf yang mengerti ucapan putranya itu dia hanya mengusap punggung Zidan lembut.
"Aku tahu nak... bersabarlah kita berdoa, agar Kayra baik-baik saja dan semoga Raffa tak melakukan hal yang akan membahayakan Kayra.Dan di samping itu kita jangan menyerah untuk menemukan Kayra." Yusuf, mencoba menenangkan Zidan dan memberi semangat agar Zidan tak menyerah untuk bisa menemukan Kayra.
"Iya ayah aku akan tetap mencari adikku, dan aku tak akan biar akan dia melakukan hal keji pada Kayra." Setelah mendengar nasehat sang ayah Zidan beranjak menuju kamarnya.
Dia sangat lelah, masalah dengan Raffa belum terselesaikan kini di tambah lagi bahwa sang adik di culik oleh rival keparatnya.Zidan membersihkan dirinya menyiramkan air dingin untuk mendinginkan kepalanya yang masih tersulut emosi.Selesai itu Zidan membaringkan tubuhnya di tempat tidur king size nya menghilangkan rasa lelah di tubuhnya dan akan melanjutkan mencari adiknya besok dan berharap Kayra segera di temukan.
Meski mereka memiliki dendam lama namun Zidan masih belum bisa menemukan tempat persembunyian Raffa, Raffa adalah lawan yang tak bisa di remehkan mengingat dia adalah orang yang cukup pintar dalam menyembunyikan identitas apalagi yang bersifat pribadi.Hingga Zidan sedikit kesulitan mencari tahu tentang Raffa lebih dalam karena dia juga tak tahu keberadaan mansion pribadi milik Raffa.
Flashback On
Dua sejoli yang memiliki wajah tampan bak malaikat dengan postur tubuh tinggi dan atletisnya wajah tampan nan gagah itu di hiasi dengan hidung mancung alis tebal bulu mata lentik serta bola mata dengan warna indahnya yang mendominasi.Berjalan beriringan dengan setelan baju sekolah kerap menjadi buruan para kaum hawa di sekolah mereka.
Ya mereka adalah Zidan dan Raffa, dulu mereka adalah sahabat dekat mereka selalu bersama dan juga menghabiskan waktu mereka. Namun suatu kejadian membuat persahabatan itu hancur dan membuat dua sejoli itu yang tadinya adalah sahabat menjadi musuh hingga mereka sama-sama dewasa.
Siang itu Zidan berencana pergi bersama Raffa untuk menghabiskan hari weekend mereka Zidan menyusul Raffa di mansion milik sahabatnya.Setelah beberpa menit akhirnya Zidan sampai di sebuah mansion mewah yang tak lain mansion keluarga Prasetya.
Tring..... tring... tring....
Zidan memencet bel mansion mewah itu, beberapa saat di bukalah pintu yang tak lain adalah ibu dari sahabatnya yaitu Nyonya Nida.
"Eh tante......Selamat siang." sapa Zidan.Nida tersenyum lembut kepada Zidan.
"Zidan... ayo masuk." Nida mempersilahkan masuk Zidan yang sudah di anggap sebagai anaknya itu.Karena Nida tahu jika Zidan adalah sahabat baik Raffa.
Zidan duduk di ruang tamu menunggu sang sahabat, Nida mengatakan kalau Raffa belum bangun dan Nida pun beranjak pergi untuk membangunkan Raffa.Selesai membangun kan putranya Nida kembali ke ruang tamu untuk menemani Zidan mengobrol karena Raffa pasti akan sangat lama.Nida duduk di sofa yang jaraknya tak terlalu jauh dari sofa yang di duduki Zidan.
"Bagaiman kabarmu Zidan?." tanya Nida untuk memulai pembicaraan.
"Sehat tante..... lalu bagaimana dengan tante?."
"Tante sehat.... oh ya apa Raffa sering nakal di sekolah?. "
"Tidak tante selama Raffa bersamaku dia pasti akan menjadi anak baik." ucapnya dengan bangga.
"Kau ini bisa saja.... lalu bagaimana kabar ayahmu?."
"Ayah sehat..... lah om Burhan kemana?kok di hari weekend gak sama tante?." tanya Zidan yang tak melihat sosok ayah Raffa.
"Ohh biasa dia sedang berada di taman, katanya mau membuat desain kolam ikan disana." jelas Nida karena suaminya sedari pagi memang berada di taman belakang karena ingin membuat kolam ikan di sana.
"Wahh.... nanti kalau sudah jadi Zidan ingin melihat karya Om Burhan." antusias Zidan.
"Iya nanti boleh lihat jika sudah jadi." mereka tersenyum bersama mengobrol kecil agar suasana tak hening,Zidan sangat suka bila di ajak ngobrol walau hanya obrolan kecil sesekali mereka bercanda, itulah yang di lakukan Zidan bila sedang menunggu sahabatnya yang super lama.Zidan sangat senang karena bisa mengingatkannya akan sosok seorang ibu.
Zidan adalah anak piatu bundanya sudah pergi ketika melahirkan Kayra, bundanya meninggal dua hari setelah melahirkan Kayra,Zidan sangat kehilangan sosok bunda dalam hidupnya, dan sifatnya menjadi pendiam dan dingin setelah kepergian bundanya namun akan ramah hanya pada orang terdekatnya.
Raffa belum juga selesai bersiap, namun Zidan masih asyik mengobrol dengan Nida. Tanpa di sadari mereka ada orang tak di kenal masuk ke mansion keluarga Prasetya. Zidan sangat terkejut di kala pria berbadan kekar itu menodongkan pistol ke arah Nida Zidan panik bersamaan itu Burhan juga memasuki mansion, matanya membola melihat sang istri sudah di todong dengan pistol di kepalanya.
Nida sangat ketakutan tubuhnya bergetar melihat pria di depannya menodongnya dengan senjata api. Zidan berusaha mendekat ke arah Nida berusaha untuk menyelamatkan Nida, dia tak mau kalau ibu dari sahabatnya dalam bahaya.
"Diam.....di tempat atau wanita tua ini akan ku tembak." ancam pada itu pada Zidan, Zidan tak bisa melihat dengan jelas wajah pria itu, karena tertutup oleh topeng.
Seketika Zidan yang melangkah ke arah Nida pun diam di tempat.Burhan sangat khawatir melihat jika nyawa sang istri dalam bahaya.Burhan buru-buru menelpon anak buahnya di markas untuk segera datang.Setelah menelpon anak buahnya Burhan mendekat ke arah Zidan agar bisa menolong sang Istri.
"Sial.... awas jika terjadi sesuatu pada istriku kau tak akan selamat bajingan." geram Burhan dalam hati.
Zidan masih mematung jaraknya cukup jauh karena Nida dan Zidan duduk berbeda sofa.Zidan melangkah sedikit demi sedikit dan arahnya berubah bukan menuju Nida namun menuju pria itu, Zidan berencana mengambil pistol agar tak mengenai Nida. Burhan akhirnya sampai di belakang ruang tamu, dia melihat Zidan akan menggagalkan rencana sang pria hingga.....
Dor.....
Satu peluru berhasil lepas dari sarangnya Zidan pun segera berlari untuk melindungi Nida dan itu berhasil peluru itu melesat dan mengenai perut Zidan,Burhan dan Nida tersentak kaget melihat Zidan terkapar di lantai sambil memegangi perutnya akibat tembakan itu. Raffa tak mendengar suara tembakan karena dia sekarang sedang melakukan ritual mandi.
Burhan yang melihat peluang untuk menyelamatkan Nida segera berlari ke arah sang istri, namun pria bertopeng itu lebih cerdik daripada perkiraan Burhan, pria itu melayangkan tembakan ke dua kalinya.... dan....
Dor......
Bersamaan suara tembakan yang kedua Raffa keluar dari kamar mandi, Nida terkejut tubuhnya menegang peluru kedua tepat sasaran mengenai dada sebelah kiri.Tubuhnya Nida melemas pandangannya tiba-tiba kabur.
Bruk......
Nida terjatuh namun sebelum itu Burhan sudah menangkap tubuh sang istri. Pria itu kabur meninggalkan pistol tepat di samping Zidan yang terkapar di lantai namun masih dengan kesadaran.Mendengar suara tembakan dari ruang utama Raffa segera keluar dari dari kamarnya memastikan apa yang terjadi.
Raffa dengan cepat menuruni anak tangga dan mendengar teriakan ayahnya.
"Mamah..... bangun tidak... tidak.... kau tak boleh pergi.... " histeris Burhan. Zidan berusaha berdiri untuk mendekati jasad Nida namun luka tembaknya sangat dalam jadi dia tak bisa bangun.
Raffa yang melihat mamahnya sudah ada di pangkuan ayahnya tak sadarkan diri dan ada darah di lantai membuatnya semakin panik.Raffa berlari mendekati kedua orang tuanya, betapa terkejutnya melihat mamahnya bersimbah darah akibat luka tembak di dadanya.
"Mamah...... " jerit Raffa dia duduk di dekat jasad sang ibu menangis sejadi-jadinya.
"Tidak.... Mamah jangan tinggalin Raffa aku mohon mah..... " ucapanya di tengah isakan tangisnya sambil menggoyang kan tubuh sang ibu berharap agar dia bangun kembali.
Zidan yang melihat itu tak kuasa menahan tangisnya, bersamaan itu anak buah Burhan baru tiba di mansion tuannya. Mereka terlambat dan segera menghampiri Burhan.Mereka semua menunduk di kala melihat jasad dari istri tuannya yang terluka parah.
Burhan mengangkat tubuh sang istri untuk membawanya ke rumah sakit diikuti Raffa di belakang nya. Namun sebelum sampai pintu luar Raffa melihat Zidan terkapar di lantai dan di sampingnya ada senjata api, rahangnya mengeras melihat siapa yang telah membunuh orang yang paling di cintainya. Tatapan Raffa menjadi sebuah kebencian namun dia sedang tak mau mengurus Zidan karena yang terpenting adalah keselamatan ibunya dia tak peduli dan meninggalkan Zidan dengan kemarahan di hatinya.
Zidan yang mendapat tatapan kebencian dari sahabatnya hanya bisa diam dia pun berdiri sambil memegangi perutnya keluar dari mansion keluarga Prasetya. Hatinya sakit dikala melihat Raffa menatapnya dengan penuh kemarahan. Burhan sudah menyuruh dua orang bawahannya untuk mengantarkan Zidan ke rumah sakit karena lukanya sangat parah. Akhirnya Zidan pun menuruti dan di antar ke rumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
rina wati
ayahnya Raffa kan hidup,,pasti bisalah mengatakan yg sebenarnya,,dan tdk akan terjadi salah paham
2024-03-05
0
SimboLon Hayati Nur
salah paham
2021-08-09
1