Tibalah saatnya, pernikahan akan segera dimulai.
Semua orang tampak sangat menanti kedatangan sang Pengantin Wanita.
Wanita yang sangat beruntung pastinya, itu yang ada di pikiran mereka.
Betapa beruntungnya wanita yang akan menikah dengan Russel, sang Pria kaya raya.
Dan juga, Russel tidak pernah memberitahu perihal hubungan asmaranya pada Publik ataupun tertangkap memiliki hubungan khusus dengan seorang Gadis.
Russel termasuk Pria yang tertutup dengan urusan pribadinya.
Dan tiba-tiba Pria itu mengatakan bahwa ia akan segera menikah.
Hal itu membuat Publik sangat terkejut sekaligus penasaran siapa Wanita yang akan dinikahinya.
Russel tersenyum.
Dia juga begitu menantikan kehadiran Aluna.
Ia ingin segera memegang tangan Aluna, dan berhadapan dengan sang Pendeta untuk mengucapkan Janji Pernikahan.
Mengenai penampilan, Russel tidak meragukannya lagi
Sudah bisa ia pastikan, gadis itu pasti sangat cantik mengenakan Gaun pernikahannya.
Russel juga sangat tampan dengan tuksedo hitam yang melekat pas di tubuhnya.
Wajah dan penampilannya mampu membuat setiap orang yang melihatnya terkagum-kagum.
Bahkan ia terkenal digemari banyak Wanita.
Namun Russel sama sekali tidak menyukai mereka.
Tidak ada satupun Gadis yang mampu memikat hatinya.
Kecuali Aluna Gracia.
Sejak pertama kali bertemu dengan Aluna, Russel sudah tertarik dengannya.
Entah mengapa, ia tidak bisa memalingkan wajahnya dari Gadis itu seolah-olah Aluna memiliki daya tarik yang kuat dalam dirinya.
Sejak saat itu, ia memutuskan untuk menjadikan Aluna sebagai miliknya.
Aluna sangat spesial untuknya, hingga ia melakukan segala cara untuk mendapatkan Aluna.
Awalnya ia mendekati Alda, Ibu Aluna.
Sebenarnya ia sudah tahu bagaimana sifat Alda yang begitu haus akan materi dan kekuasaan.
Tapi itu membuat Russel senang, karena dengan begitu usahanya akan berjalan dengan mulus.
Dalam waktu yang singkat, Alda menyetujui lamarannya pada Aluna bahkan Alda juga bermaksud untuk memisahkan Aluna dari Axel.
Lagi-lagi, langkahnya berhasil.
Hingga akhirnya, ia mampu membuat Aluna setuju untuk menikah dengannya.
Bukan hanya itu, ia juga berencana memisahkan Aluna dan Axel selamanya.
Russel sudah menciptakan kesalahpahaman di antara mereka.
Dan ia yakin, itu juga akan berhasil.
Dengan begitu Aluna akan menjadi miliknya selamanya.
Aluna memegang erat gaunnya.
Ia masih diam di tempatnya, tidak berniat untuk keluar dari ruangan itu.
"Aluna... "
Aluna melihat ke arah Ariana yang mendekat padanya.
"Aku percaya dengan keputusanmu Aluna."
Sekilas wajah Axel terlintas di pikiran Aluna.
Aluna juga teringat dengan ancaman Russel waktu itu.
Aluna menggelengkan kepalanya
"Aku harus keluar.. "
Ariana menganggukkan kepalanya.
"Aku akan ikut denganmu keluar Aluna.
Ada seorang Pria yang akan mengantarmu ke altar."
Ariana memegang tangan Aluna untuk menuntunnya keluar. Ia juga ingin memberikan dukungan pada Aluna. Ia tahu bahwa saat ini Aluna sangat menderita.
Ariana membuka pintu ruangan itu.
Seorang Pria tua sudah menunggu Aluna di sana.
"Nona Aluna, saya Lucas.
Saya yang akan menjadi Wali anda."
Lucas mengulurkan tangannya untuk menyambut tangan Aluna.
Aluna perlahan mendekat dan kemudian meletakkan tangannya di sana.
"Kita akan ke altar Nona.
Semua orang sedang menunggu anda."
Lucas mulai menuntun Aluna menuju altar.
Mereka berjalan beriringan.
Alunan musik mulai terdengar, sebagai pertanda bahwa pengantin wanita akan memasuki altar.
Russel melihat ke arah datangnya Aluna.
Dan benar, Aluna datang dengan Lucas.
Russel tersenyum mengembang.
Pengantinnya itu begitu cantik walau wajahnya tertutupi oleh penutup kepala.
Semua orang tampak riuh melihat kedatangan Aluna.
Media juga mulai mengabadikan momen itu.
Lain halnya dengan Aluna.
Ia sangat sedih.
Sekilas ia membayangkan bahwa Pria yang sedang menunggunya saat ini adalah Axel.
Ia pernah memimpikan momen saat ia menikah dengan Axel.
Mengucapkan janji pernikahan dan saling memakaikan cincin pernikahan dengan Axel.
Tapi itu tidak terwujud.
Hari ini ia menikah dengan pria lain.
Aluna meneteskan air matanya.
Apakah ini jawaban Tuhan atas doa-doanya selama ini?
Tuhan benar-benar tidak mengizinkannya hidup bahagia bersama dengan Axel?
Aluna menghentikan langkahnya bersamaan dengan Lucas yang berdiri di sampingnya.
Tampak seorang pria berdiri di hadapannya sambil mengulurkan tangannya.
Lucas membawa tangannya pada Russel.
Russel tersenyum.
Ia kemudian membawa Aluna berdiri di hadapan Pendeta.
Momen saat pengucapan Janji Pernikahan akan segera dilaksanakan.
Russel sudah mengucapkan Janji Pernikahannya.
Tiba saatnya giliran Aluna yang mengucapkan Janji Pernikahan.
"Nona Aluna Gracia, apakah anda mau berjanji akan menerima Tuan Russel William sebagai Suami anda baik dalam keadaan senang maupun susah?", tanya sang Pendeta.
Aluna terdiam sejenak.
Ia tidak bisa mengucapkannya karena ia memang tidak ingin menikah dengan Russel.
Sementara, semua orang menunggu jawabannya.
Keadaan mulai tidak kondusif.
Tamu saling bertanya-tanya satu sama lain, mengapa Aluna yang belum juga mengucapkan Janji Pernikahannya.
Russel menatap Aluna dengan wajah kesal.
Ia juga mencoba memberikan tanda pada Aluna untuk segera mengucapkannya.
Perasaan yang sama juga dialami Alda.
Ia kesal sekalgus gelisah di tempatnya.
Jangan sampai Aluna mengacaukan semuanya.
"Nona Aluna?
Apa anda akan mengucapkan Janji Pernikahan?", tanya Pendeta.
Russel mengeratkan tangannya.
Ia sangat marah dengan Aluna.
Apa gadis itu melupakan janjinya?
"Apa anda ingin membatalkan pernikahan ini? Jika anda tidak setuju, anda bisa membatalkannya sekarang." ucap Pendeta itu lagi.
Alda semakin gelisah.
Tidak, itu tidak boleh terjadi.
Semua orang mulai berpikiran ada sesuatu yang salah dengan pernikahan itu.
Apa Aluna tidak ingin menikah dengan Russel?
atau bahkan Russel yang memaksa Gadis itu untuk menikah.
Russel kemudian berniat mendekat pada Aluna.
Namun niatnya terhenti saat mendengar ucapan Aluna.
"Saya Aluna Gracia, berjanji akan menerima Russel William sebagai Suami saya, baik dalam keadaan senang maupun susah."
Alda menghembuskan napas lega saat mendengar Janji Pernikahan Aluna.
"Apa anda yakin Nona? " tanya Pendeta itu.
"Ya, saya yakin Pak Pendeta. Maafkan saya,saya hanya begitu gugup tadi."
Perkataan Aluna barusan membuat semua tamu tertawa dan kemudian bertepuk tangan riuh.
"Baiklah, saatnya untuk pemasangan cincin pernikahan. "
Russel memasangkan cincin di jari manis Aluna.
Dan begitu juga dengan Aluna.
"Kalian berdua sudah sah sebagai Suami Istri. Anda bisa mencium Istri anda Tuan."
Russel mendekat pada Aluna.
Ia kemudian membuka penutup kepala Aluna. Ada air mata di sana.
Mungkin semua orang berpikiran bahwa air matanya adalah air mata kebahagiaan.
Tapi itu tidaklah benar.
Air mata itu adalah air mata kesedihan dan penderitaan yang dirasakan oleh Aluna.
Russel perlahan memajukan wajahnya oada Aluna.
Aluna mengeratkan tangannya.
Ia ingin menolak, ia tidak ingin dicium oleh Russel.
Melihat wajah tidak suka Aluna, membuat Russel menghentikan niatnya untuk mencium bibir Aluna.
Ia tidak ingin Aluna melakukan tindakan seperti tadi yang bisa mengacaukan pernikahan mereka.
Russel mencium kening Aluna.
Ia tersenyum pada Gadis itu.
Aluna hanya membalasnya dengan senyuman tipis.
Senyuman paksaan pastinya.
Semua tamu kembali bertepuk tangan.
"Jangan bertindak lebih jauh lagi Aluna.
Aku tidak akan segan-segan untuk membunuhnya."
Russel berbisik pada Aluna.
"Aku mencintaimu sayang.
Russel kemudian mencium pipinya.
Hal itu membuat orang yang melihatnya iri dengan kebahagiaan mereka.
Setelah upacara pernikahan selesai, acara selanjutnya adalah makan malam bersama dengan diiringi banyak hiburan.
Russel dan Aluna duduk di meja yang sama dengan media yang sedang menyoroti mereka.
"Tuan Russel, apa yang membuat anda yakin untuk menikah dengan Nona Aluna?"
"Tentunya aku menikahi Aluna karena aku sangat mencintainya.
Dan dia gadis yang sangat baik, jadi aku pikir Aluna adalah pengantin wanita yang tepat untukku.
"Dan Nona Aluna, bagaimana pertemuan pertama anda dengan Tuan Russel?
Kami sangat penasaran dengan kisah percintaan kalian."
Aluna diam sejenak.
Ia tidak tahu harus menjawab apa.
Sungguh, ini benar-benar di luar kendalinya.
"Aku yang akan menjawab pertanyaan kalian untuk Istriku tercinta."
Russel mencium tangan Aluna.
Hal itu membuat Aluna bergidik ngeri.
Wartawan menatap mereka dengan tatapan iri. Mereka iri dengan kebahagiaan sepihak mereka.
Sungguh miris, pikir Aluna.
"Aku pertama kali bertemu dengan Aluna saat mengadakan pertemuan dengan perusahaannya. Saat itu Aluna sangat menarik perhatianku sehingga membuat aku jatuh cinta padanya. Hingga akhirnya, aku memutuskan untuk langsung melamarnya dan ia menerimanya.
Aku pikir kami benar-benar sangat serasi.
Tidak ada orang yang bisa memisahkan kami. Benarkan sayang? "
Russel menatap ke arah Aluna.
Lagi-lagi Aluna harus memasang senyuman terpaksa.
"Kami berdoa, semoga kalian bisa hidup bahagia selamanya sampai maut memisahkan."
"Terima kasih banyak. " ucap Russel.
Russel kembali tersenyum pada Aluna.
Lagi-lagi, ia begitu mengagumi kecantikan gadis yang sudah sah menjadi Istrinya itu.
Aluna juga sudah menjadi miliknya tentunya.
Russel begitu bahagia.
Aluna menatap ke arah lain.
Ia bahkan tidak ingin bertatapan dengan Russel.
Sungguh ia begitu muak dengan Pria jahat itu. Kejahatan yang dilakukan Russel padanya dan Axel membuatnya sangat membenci Russel dan tidak akan pernah memaafkannya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
jesung chan
makasih yaaa
2020-04-01
2
unie lee
semangat selalu ya...
2020-04-01
1