Axel menjaga Riana seharian di rumah. Ia tidak bekerja, bahkan ia membatalkan rencananya pergi bersama Aluna hari ini.
Ia tidak ingin meninggalkan Neneknya di rumah sendirian, takut terjadi apa-apa saat ia sedang tidak berada di rumah.
Kali ini ia akan memasak makanan malam untuk mereka berdua.
Setelah selesai memasak, Axel menghampiri Riana di kamarnya.
Riana meminta untuk makan di meja makan bersamanya. Oleh karena itu, Axel harus membimbing Riana menuju meja makan.
Setelah Riana duduk di kursi, Axe menyendokkan bubur ke piring Riana dan menyendokkan nasi ke piringnya.
"Terima kasih Axe."
Axe tersenyum pada Riana.
Mereka akhirnya makan malam bersama.
Setelah makan, Axel mencuci semua piring-piring kotor.
Riana tersenyum melihat Axel yang begitu menyayanginya.
Dari dulu, Axe tidak pernah merepotkannya.
Setelah selesai mencuci piring, Axe kembali duduk bersama Riana.
"Bagaimana kabar Aluna Axe? Apa kamu sudah menyampaikan salam Nenek padanya?"
"Aluna baik Nek. Axel juga sudah menyampaikan salam Nenek padanya. Dia mengatakan bahwa ia begitu merindukan Nenek. Kapan-kapan Aluna akan mengunjungi Nenek ke rumah."
"Oh benarkah? Nenek tidak sabar menunggu hari itu Axe. Nenek juga begitu merindukannya."
"Hemm..
Apa Ibunya Aluna masih melarang hubungan kalian?"
Axel menceritakan segalanya pada Riana dan dia tidak pernah menyembunyikan apapun dari Riana.
Termasuk tentang hubungannya yang sempat tidak direstui oleh Ibunya Aluna.
Walaupun begitu, Riana tidak pernah melarangnya ataupun menyuruhnya berhenti untuk berhubungan dengan Aluna, malah Riana selalu memberikan dukungan pada hubungan mereka.
Axel kemudian tersenyum mengembang.
"Aku lupa memberitahu Nenek rupanya. Baru-baru ini, Bibi Alda sudah menyetujui hubungan Axe dengan Luna Nek."
"Benarkah sayang? Selamat kalau begitu. Nenek begitu bahagia mendengarnya."
Riana kemudian memegang tangan Axel.
Ia tersenyum pada Cucu kesayangannya itu.
Ia bahagia sekaligus lega.
Dengan begitu, Aluna akan menemani Axel saat dirinya tidak ada.
Cucunya itu tidak akan kesepian nanti.
"Axe..
Nenek senang akhirnya kamu menemukan kebahagiaanmu.
Nenek berharap kamu dan Aluna hidup bahagia selamanya sayang.
Tolong jaga dirimu sayang, jaga Aluna juga."
Riana meneteskan air matanya.
Axel kemudian ikut memegang tangan Riana.
"Nenek tidak perlu khawatir. Axel akan menjaga Nenek dan Aluna dengan baik.
Axel akan bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan Nenek dan Aluna saat kami menikah nanti.
Nenek harus segera pulih. Axe ingin, Nenek selalu berada di samping Axe. Nenek sangat berarti untuk Axe. Axe tidak akan pernah meninggalkan Nenek."
Riana kembali meneteskan air matanya.
Sungguh ia sangat ingin merasakan apa yang dikatakan Axel padanya. Ia ingin bersama Cucunya itu lebih lama lagi.
Namun, ia merasa hidupnya tidak lama lagi karena kondisinya semakin lama semakin parah.
"Iya Axe. Nenek akan pulih, kamu tidak perlu khawatir sayang. Nenek juga ingin melihat kebahagiaanmu yang lain. Nenek akan berusaha yang terbaik untukmu."
Axel ikut meneteskan air matanya.
Ia kemudian memeluk tubuh Riana dengan erat.
Sungguh, ia begitu menyayangi Riana.
Ia tidak akan sanggup jika kehilangan Riana dari hidupnya.
Bahkan ia tidak berani membayangkan hal itu. Walaupun Riana sakit, ia tetap memiliki pengharapan bahwa Neneknya itu pasti akan segera pulih nantinya.
Riana mengelus punggung Axel dengan lembut. Hal yang biasa dilakukannya setiap kali Axel menangis.
--
Tanpa sepengetahuan Aluna, Russel datang ke rumahnya untuk menemui Alda.
Saat ini Russel dan Alda sedang berada di dalam ruangan yang berada di kamar Alda. Tempat yang sering digunakannya untuk membicarakan hal penting.
"Apa Tante sudah melakukan apa yang kukatakan sebelumnya?"
"Sudah Russel, Tante sudah melakukan apa yang kamu katakan.
Aluna dan Pria miskin itu tampaknya sangat percaya bahwa Tante menyetujui hubungan mereka. Tante pikir, rencana kita akan berjalan dengan sempurna."
Russel tersenyum puas.
"Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Pria itu saat menerima kenyataannya nanti Tante. Bahkan mungkin semua yang terjadi padanya nanti di luar dugaannya, hingga akhirnya ia akan sangat membenci Aluna.
Ngomon-ngomong, apa umpan yang kita berikan mampu membuat Aluna menyetujui pernikahan kami Tante? "
"Tenang saja Russel, Tante bisa memastikan hal itu. Aluna akan setuju menikah denganmu"
"Baiklah Tante. Aku sangat tidak sabar untuk segera menikahi Aluna.
Dia akan menjadi Istri yang sempurna nantinya."
"Ya, hanya kamu yang pantas untuk menikahi Aluna.
Tante mempercayakan Aluna bersamamu Russel."
"Tante tidak perlu khawatir. Aku akan menjaga Aluna dengan sangat baik."
Alda tersenyum mengembang.
Sebentar lagi, harapannya akan terwujud.
Aluna juga sudah masuk ke dalam perangkapnya.
Ia sama sekali tidak merasa bahwa apa yang ia lakukan saat ini salah. Malah ini adalah jalan satu-satunya untuk menyelamatkan keluarga mereka dari kebodohan Aluna. Lagian, ini juga untuk kebaikan Aluna.
Ia tidak akan membiarkan Aluna hidup dalam kesengsaraan bersama pria miskin sekaligus Yatim Piatu itu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Fiorenz
hmm alda ibu yg jahat n egois
2021-02-19
0
Edonajov Bangngu Riwu
Alda gambaran karekter seorang ibu yang egois dan gila harta, ingat harta tidak bibawa mati tapi budi baik
2020-11-20
2
Bunda Nya Elma
kenapa pakek nama Riana kyak nya kurang sopan thorr,cukup panggilan nenek atau oma aja. . .
2020-07-28
2