Axel perlahan membuka matanya.
Ia melihat warna putih di sekelilingnya.
Dimana sekarang ia berada?
Axel berusaha menggerakkan tubuhnya ke samping.
Namun tertahan saat mendengar suara seseorang yang ia yakini adalah James.
"Kau sudah sadar Axe?"
Axel menggerakkan tubuhnya lagi.
"Berhenti menggerakkan tubuhmu Axe. Tubuhmu masih lemah."
"Aku harus pulang James. Nenekku pasti sedang menungguku di rumah."
"Tapi Dokter tidak memperbolehkanmu pulang."
"Aku takut Nenek mengkhawatirkanku. Lebih baik aku terluka dari pada harus membiarkan Nenek sakit lagi."
"Baiklah, kau boleh pulang. Tapi nanti Nenek akan terkejut melihat kondisimu sekarang.
Dia akan menjadi lebih sakit lagi karena ini."
Axel akhirnya menghentikan niatnya.
Perkataan James ada benarnya juga.
Dia akan lebih menyusahkan Neneknya nanti.
"Besok aku akan pergi ke rumahmu Axe. Aku akan mengatakan pada Nenek bahwa restoran kita sedang sangat sibuk sehingga mengharuskan kita untuk tinggal di restoran selama seminggu.
Kau bisa tinggal di sini untuk membuat wajahmu kembali seperti semula."
"Baiklah James, terima kasih banyak."
"Siapa orang yang melakukan semua ini padamu Axe?"
Axel tidak menjawab pertanyaan James.
Ia tidak ingin memberitahu James bahwa Ibunya Aluna yang melakukan ini semua.
"Apa Wanita jahat itu lagi yang melakukannya?"
"Jawab aku Axe!
Apa Ibunya Aluna yang melakukan ini padamu?"
"Ya, dia yang melakukannya.
Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa James."
"Kau bisa melaporkannya ke polisi sekarang."
"Aku sama sekali tidak memiliki bukti melaporkannya. Lagian bagaimana mungkin aku melaporkan Ibu dari gadis yang kucintai?"
James menarik napas panjang.
Lagi lagi, cinta membuat semua orang berkorban.
"Uang mampu membuat Wanita itu mengabaikan kebahagiaan Putrinya sendiri. Bahkan sekarang, ia tidak segan-segan melukai orang lain."
"Aku berharap kamu dan Aluna akan bersama selamanya Axe. Semoga Wanita itu juga menyadari perbuatan salah yang telah ia lakukan selama ini dan akhirnya menyetujui hubungan kalian."
"Terima kasih banyak James. Aku juga sangat berharap seperti itu.
"Tapi aku tidak akan membiarkannya melakukan ini lagi padamu. Jika hal ini terulang lagi, aku akan melaporkannya ke polisi."
Axel tersenyum pada James.
Sahabatnya itu memang selalu peduli padanya dan juga pada Neneknya.
Bahkan tidak jarang James selalu menawarkan bantuan padanya.
Ia beruntung memiliki Sahabat seperti James.
--
Paginya,
Aluna bangun dari tidurnya
Ia tersenyum tatkala mengingat momen kebersamaannya kemarin bersama Axel.
Aluna dengan semangat keluar dari tempat tidur dan kemudian masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah itu, Aluna siap-siap untuk pergi ke kampus.
Aluna kemudian memasukkan buku-bukunya ke dalam tasnya.
Setelah merasa semuanya lengkap, Aluna melangkahkan kakinya ke pintu.
Namun saat membuka pintu, pintu itu tidak bisa terbuka.
Aluna melihat bahwa ia sama sekali tidak mengunci kamarnya.
Itu berarti, seseorang sedang menguncinya dari luar.
Ini pasti perbuatan Maminya.
"Mami buka pintunya..."
Aluna menggedor-gedor pintu kamarnya.
Namun sama sekali tidak mendapat respon dari luar.
Tidak menyerah, Aluna kembali berusaha.
Tiba-tiba terdengar suara kunci yang sedang membuka pintu kamarnya dari luar.
Aluna memundurkan langkahnya.
Saat pintu itu terbuka, Alda muncul dengan beberapa Pria berseragam hitam di belakangnya.
Aluna berniat keluar, namun Alda menghalangi jalannya.
"Mulai sekarang kamu tidak bisa keluar dari kamarmu."
"Apa maksud Mami?
Hari ini Aluna harus pergi kuliah Mi."
Aluna melangkahkan kakinya lagi, namun salah satu Pria berseragam hitam itu menghalangi langkahnya.
Alda membalikkan tubuhnya.
"Kamu tidak bisa pergi kemanapun, termasuk ke kampus.
3 orang penjaga akan menjaga di depan kamarmu Luna."
Aluna memperbaiki posisinya dan berhadapan dengan Alda.
"Apa maksud Mami melakukan semua ini? Bagaimana mungkin Mami melarangku keluar kamar? Bahkan Mami melarangku pergi ke kampus."
"Ini akibatnya karna kamu menentang keputusan Mami untuk memutuskan hubunganmu dengan Anak Miskin itu!"
"Oh jadi Mami berniat memisahkan aku dengan Kak Axel. Itu tidak akan pernah terjadi Mi. Walaupun Mami tidak memperbolehkan aku keluar kamar, aku akan tetap berhubungan dengan Kak Axel."
Alda melirik ke arah handphone yang berada di tangan Aluna.
"Ambil handphone Aluna."
perintah Alda pada penjaga yang berada di belakang Aluna.
Penjaga itu mengambil handphone Aluna dari tangannya.
"Kali ini, kamu tidak akan bisa berhubungan lagi dengannya."
"Mami...."
Aluna menatap Alda dengan tatapan kekecewaan.
"Jangan berbuat nekat Aluna. Mami tidak akan segan-segan memberi pelajaran pada Pria itu lagi!"
"Lagi?
Apa yang telah Mami lakukan pada Kak Axel?
Jawab Mi!"
Alda hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan Aluna.
"Bawa Aluna ke kamarnya!"
perintah Alda pada Para Penjaga.
2 orang Penjaga membawa paksa Aluna ke dalam kamarnya. Kekuatan yang dimiliki Aluna sama sekali tidak bisa mengelak tarikan Para Penjaga itu.
"Lepaskan!" ucap Aluna.
Sebelum masuk ke dalam kamarnya, Aluna membalikkan tubuhnya.
"Jika Mami melakukan hal yang buruk pada Kak Axel, aku tidak akan pernah memaafkan Mami."
Para Penjaga itu kembali menariknya masuk ke dalam kamar dan kemudian mengunci kamar Aluna dari luar.
"Jaga Aluna. Jangan sampai ia berhasil keluar dari kamarnya atau bahkan kabur dari rumah!"
"Baik Boss. Kami akan menjaga Nona Aluna selama 24 Jam."
Alda menganggukkan kepalanya dan kemudian pergi dari sana.
Aluna duduk di tepi ranjangnya.
Saat ini perasaan kecewanya bercampur dengan perasaan khawatir.
Khawatir jika sesuatu yang buruk telah terjadi pada Axel.
Ia ingin menanyakan kabar Pria itu, namun ia sama sekali tidak memiliki cara untuk menghubungi Axel.
Aluna meneteskan air matanya.
Ia khawatir dengan hubungan mereka.
Ia takut Alda semakin berbuat jauh lagi.
Aluna begitu mengenal Ibunya, wanita yang akan melakukan segala cara agar keinginannya tercapai.
Aluna tidak mau Axel menjadi korban dari perbuatan buruk Ibunya.
"Apa yang harus aku lakukan Tuhan?
Salahkah aku jika aku ingin bersama dengan Pria yang kucintai?"
Aluna kembali meneteskan air matanya...
Hanya Tuhanlah yang tahu bagaimana jadinya hubungannya dengan Axel nantinya.
Ia hanya bisa berharap dan berserah.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Mamak Milenial
thor...
visualnya mana?
2020-09-12
1