Peringatan

Axel mengantar Aluna sampai ke depan gerbang rumah.

"Masuklah Luna. Ini sudah larut malam, di luar juga sangat dingin.

Tolong sampaikan permintaan maaf Kakak pada Bibi."

"Baik Kak. Kakak hati-hati di jalan ya."

Axel menganggukkan kepalanya.

Ia kemudian maju satu langkah, mencium kening Aluna.

"Selamat tidur sayang."

Aluna tersenyum.

"Selamat tidur Kak."

Tidak disadari, sepasang mata telah melihat mereka dari kejauhan.

Wanita itu memandang keduanya dengan tatapan marah.

Aluna kemudian membuka pintu gerbang dan masuk ke dalam rumah.

Setelah memastikan Aluna masuk ke dalam rumah, Axel melajukan motornya.

Aluna melangkahkan kakinya.

Namun langkahnya terhenti saat Ibunya berdiri di hadapannya dengan tatapan penuh amarah.

"Harus berapa kali lagi Mami memperingatkanmu untuk tidak berhubungan lagi dengan Pria miskin itu?"

Aluna tidak menghiraukan perkataan Alda.

Ia kemudian melanjutkan langkahnya.

"Sepertinya Mami harus melakukan langkah besar kali ini."

Alunamenghentikan langkahnya dan kemudian berbalik.

"Apa maksud Mami?" Aluna menatap Ibunya dengan raut wajah penuh khawatir.

"Menghajarnya mungkin?"

ucap Alda dengan seringai licik.

"Aluna tidak akan memaafkan Mami kalau Mami melakukan itu pada Kak Axel.

Dari kecil Aluna selalu memenuhi permintaan Mami. Apa salahnya kalau kali ini Mami yang mengalah pada keinginan Aluna?"

"Mengalah? Itu tidak akan akan pernah terjadi.Kekayaan yang telah dipertahankan oleh Papimu jauh lebih penting dari cinta bodohmu itu.

Apa yang sebenarnya kamu harapkan dari pria miskin itu Aluna? Dia bisa menghancurkan kehidupan kita."

"Cinta Mi. Aluna mencintai Kak Axel."

"Cinta?"

Alda tertawa mendengar jawaban Aluna.

"Dengan cinta kamu tidak bisa membeli apapun. Kehidupan yang kamu miliki sekarang tidak dibeli dengan uang Aluna."

Alda mendekat pada Aluna dan menatap Aluna dengan tatapan garang.

"Uanglah yang membelinya.

Tinggalkan dia. Jangan sampai Mami berbuat lebih jauh lagi."

"Aluna tidak akan mendengarkan Mami. Aluna akan tetap berhubungan dengan Kak Axel.

Mami tidak akan pernah bisa memisahkan kami."

Aluna langsung pergi meninggalkan Alda yang menatapnya dengan penuh kesal.

"Aluna.." panggil Alda dengan nada keras.

"Aluna, Mami belum selesai bicara..."

Alda melipat kedua tangannya.

"Lihat saja. Aku tidak akan membiarkan mereka bersama selamanya."

Aluna menangis di dalam kamarnya.

Mengapa ini selalu terjadi mereka?

Mengapa Maminya tidak pernah menyetujui hubungan mereka?

Uang?

Bahkan Aluna menganggap uang bukanlah segalanya.

Menurutnya, kebahagiaan tidak bisa dibeli oleh uang walaupun kebanyakan orang berpikir seperti itu.

Termasuk Maminya.

Sebenarnya Aluna begitu menyayangi Alda mengingat bahwa ia hanya memiliki Alda seorang.

Papinya meninggal saat dirinya ia berumur 10 Tahun.

Papinya adalah salah satu Pengusaha Indonesia yang begitu sukses.

Semenjak Papinya meninggal, Alda lah yang memegang penuh perusahaan.

Alda merupakan sosok yang perfeksionis baik di dalam perusahaan maupun di dalam keluarga. Jadi tidak heran, jika ia selalu memaksakan kehendaknya pada Aluna.

Aluna memang selalu mengikuti apa yang ia katakan.

Namun tidak untuk sekarang.

Kali ini ia tidak akan mengikuti kehendak Alda.

Di satu sisi, iadak ingin membantah Alda, namun ia juga tidak bisa menyerah pada cintanya.

Axel adalah sosok yang sangat berarti untuknya, sama seperti Alda.

Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika nanti ia kehilangan pria itu.

Itu tidak akan pernah terjadi, tidak akan.

Aluna mendengar suara dering handphonenya.

Ia menghapus air matanya saat melihat nama Axel tertera di layar Handphonenya.

"Halo Kak..."

Aluna berusaha untuk menyembunyikan kesedihannya dari Axel dengan mengatur suaranya.

Namun sekeras apapun Aluna berusaha untuk menyembunyikannya, Axel tetap mengetahui ada sesuatu yang terjadi dengannya.

"Apa yang terjadi denganmu Luna? Kamu tidak harus menyembunyikannya dari Kakak."

Aluna sedikit terkejut.

Ia pikir, kali ini ia berhasil. Namun sebaliknya, ia ketahuan oleh Axel.

"Hem, aku..."

Kalimat Aluna terputus. Ia tidak sanggup untuk mengatakannya pada Axel.

"Bibi memarahimu lagi Luna?"

"Iya, Kak. Mami tadi memarahiku karena pulang larut malam", bohong Aluna.

Lagi-lagi, Axel mengetahui bahwa saat ini Aluna sedang berbohong.

"Maafkan Kakak Aluna. Ini kesalahan Kakak yang membiarkanmu menemani Kakak bekerja."

"Tidak Kak. Aku yang bersalah.

Tapi walaupun begitu, akan tetap melakukannya."

"Aluna.."

"Aku mencintaimu Kak. Sampai kapanpun Mami tidak akan pernah bisa memisahkan kita."

Akhirnya Aluna mengungkapkan alasan yang sebenarnya.

Aluna kembali menangis.

Axel mengeratkan tangannya.

Ia sama sekali tidak bisa melihat ataupun mendengar Aluna menangis.

"Tenanglah sayang. Kamu dan Aku akan selalu bersama. Tidak akan ada yang bisa memisahkan kita.

Sesulit apapun nanti, aku berjanji akan melakukan segala cara agar Bibi menyetujui hubungan kita.

Kakak akan bekerja lebih keras lagi untuk menjadi pria yang diingankan oleh Bibi."

"Sekarang hapus air matamu. Naik ke tempat tidur, dan pakai selimutmu. Kakak akan menyanyikan lagu untukmu. Bukankah kamu begitu menyukai suara Kakak?"

Aluna perlahan menganggukkan kepalanya. Ia kemudian melakukan apa yang dikatakan oleh Axel.

Aluna tersenyum mendengar suara indah itu.

Suara yang selalu ia dengarkan saat ia sedih.

Axel selalu berhasil menghiburnya.

Mata Aluna semakin berat, dan perlahan tertutup.

Aluna melepaskan handphonenya dari tangannya.

Ia kemudian masuk ke alam mimpinya.

Axel berhenti bernyanyi.

Ia tersenyum saat menyadari Aluna sudah tidur.

Axel kemudian memutuskan panggilannya.

Axel mengembuskan napas panjang.

Ia melihat ke arah langit yang saat ini dipenuhi bintang-bintang.

Seandainya ia memiliki kehidupan yang baik, hubungannya dengan Aluna pasti tidak akan seperti ini.

Mami Aluna juga akan menyetujui hubungan mereka.

Tapi apa boleh buat? Takdir berkata seperti ini. Ia sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Jeine Sompie

Jeine Sompie

sepertinya ceritanya menarik thor

2021-08-02

0

lihat semua
Episodes
1 Kisah cinta
2 Peringatan
3 Es krim
4 Memberikan pelajaran
5 Tidak boleh keluar kamar
6 Lamaran Russel
7 Kabur dari rumah
8 Rencana
9 Beruntung memilikimu
10 Kondisi Nenek
11 Perangkap
12 Anniversary
13 Pilihan
14 Keputusan
15 Masalah bertubi-tubi
16 Teman Pertama
17 Pernikahan
18 Berbeda
19 Membencimu
20 Tidak sanggup
21 Tidak akan melupakanmu
22 Simon Abraham
23 Bebas
24 Tidak akan tinggal diam
25 Dendam dan Cinta
26 Sebatas khayalan?
27 Pelarian
28 Ancaman lagi
29 Pertemuan yang menyakitkan
30 Tidak akan mengubah apapun
31 Berusaha lebih keras lagi
32 Mempertahankan
33 Gelang
34 Tidak ada yang tersisa
35 Keberanian
36 Berbeda dengan gadis lainnya
37 Bekerja keras
38 Kesempatan
39 Keberanian besar
40 Sampai kapan?
41 Mengganti luka
42 Kehamilan Gwen
43 Pantas
44 Salah tingkah
45 Berkecamuk
46 Sengaja
47 Tidak takut
48 Sangat takut
49 Selamat
50 Masih sangat peduli
51 Berpelukan
52 Bodoh!
53 Momen Berharga
54 Tidak akan pernah mungkin
55 Jatuh kedua kali
56 Malam bersama
57 Maaf
58 Tidak punya hati
59 Tidak bisa menghindari
60 Bersyukur
61 Kau milikku!
62 Berhenti bekerja
63 Di balik sifat Russel
64 Tidak akan menyerah
65 Tunggu aku!
66 Belum yakin
67 Vallie tidak membiarkan Axel bersama Aluna
68 Begitu bahagia
69 Tidak perlu takut atau khawatir
70 Mengikuti kata hati
71 Rencana Vallie berhasil
72 Melepaskanmu
73 Berpisah
74 Menyatukan kembali
75 Aluna hamil
76 Berjanji
77 Ketahuan
78 Menghentikan
79 Bertahan
80 Kesempatan
81 Setuju
82 Cemburu
83 Mempercepat pertunangan
84 Kesedihan Vallie
85 Memilih baju pertunangan
86 Rencana Jahat
87 Akhirnya
88 Semua kebenaran terungkap
89 Kembali bersama
90 Kesabaran berbuah manis
91 Merelakan
92 Mengancam Russel
93 6 bulan kemudian
94 Bulan madu
95 Happy Ending
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Kisah cinta
2
Peringatan
3
Es krim
4
Memberikan pelajaran
5
Tidak boleh keluar kamar
6
Lamaran Russel
7
Kabur dari rumah
8
Rencana
9
Beruntung memilikimu
10
Kondisi Nenek
11
Perangkap
12
Anniversary
13
Pilihan
14
Keputusan
15
Masalah bertubi-tubi
16
Teman Pertama
17
Pernikahan
18
Berbeda
19
Membencimu
20
Tidak sanggup
21
Tidak akan melupakanmu
22
Simon Abraham
23
Bebas
24
Tidak akan tinggal diam
25
Dendam dan Cinta
26
Sebatas khayalan?
27
Pelarian
28
Ancaman lagi
29
Pertemuan yang menyakitkan
30
Tidak akan mengubah apapun
31
Berusaha lebih keras lagi
32
Mempertahankan
33
Gelang
34
Tidak ada yang tersisa
35
Keberanian
36
Berbeda dengan gadis lainnya
37
Bekerja keras
38
Kesempatan
39
Keberanian besar
40
Sampai kapan?
41
Mengganti luka
42
Kehamilan Gwen
43
Pantas
44
Salah tingkah
45
Berkecamuk
46
Sengaja
47
Tidak takut
48
Sangat takut
49
Selamat
50
Masih sangat peduli
51
Berpelukan
52
Bodoh!
53
Momen Berharga
54
Tidak akan pernah mungkin
55
Jatuh kedua kali
56
Malam bersama
57
Maaf
58
Tidak punya hati
59
Tidak bisa menghindari
60
Bersyukur
61
Kau milikku!
62
Berhenti bekerja
63
Di balik sifat Russel
64
Tidak akan menyerah
65
Tunggu aku!
66
Belum yakin
67
Vallie tidak membiarkan Axel bersama Aluna
68
Begitu bahagia
69
Tidak perlu takut atau khawatir
70
Mengikuti kata hati
71
Rencana Vallie berhasil
72
Melepaskanmu
73
Berpisah
74
Menyatukan kembali
75
Aluna hamil
76
Berjanji
77
Ketahuan
78
Menghentikan
79
Bertahan
80
Kesempatan
81
Setuju
82
Cemburu
83
Mempercepat pertunangan
84
Kesedihan Vallie
85
Memilih baju pertunangan
86
Rencana Jahat
87
Akhirnya
88
Semua kebenaran terungkap
89
Kembali bersama
90
Kesabaran berbuah manis
91
Merelakan
92
Mengancam Russel
93
6 bulan kemudian
94
Bulan madu
95
Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!