GEN KEMBAR

Sesuai janji Erick kepada Alexa sebelumnya, bahwa di sabtu sore ini dirinya akan mengantar kedua putrinya untuk bermain dan menginap di kediaman Alexander Ashford.

Si kembar yang sudah mengetahui kemana mereka akan di bawa, kini mereka terlihat sangat riang karena sebentar lagi akan menemui mama tercintanya.

"Suro, aku pamit berangkat dulu. Kau jaga rumah jangan kemana mana." ucap Erick dengan tangan menyodorkan sepiring nasi goreng buatan tanganya.

"Baiklah," Surono mengangguk.

"Ingat, kau habiskan makananmu dan jangan lupa juga kau minum obatnya." Erick kembali mengingatkan.

Selesai mempersiapkan makan untuk Surono. Kini Erick melangkah menuntun kedua putri kecilnya keluar menuju mobilnya yang sudah terparkir cantik di halaman depan.

Sementara, di luar pagar halaman rumah Surono. Sudah terlihat Jack navier beserta kedua anak buahnya yang sudah siap mengambil gambar Erick dari kejauhan menggunakan camera Canon auto focusnya.

Jepret ... jepret ....

kedua anak buah Jack berhasil mengambil gambar Erick beserta kedua putri kecilnya yang sedang memasuki mobilnya.

"Bos, sepertinya Tuan Darwin akan pergi dengan kedua anak kecil itu, apa perlu kita mengikutinya?" tanya salah anak buah Jack padanya.

Jack memandang kedua anak buahnya dan mengangguk.

"Tentu saja, kau ikuti terus dan jangan sampai lengah untuk mendapatkan info terbaru tentang Darwin." jawab Jack sambil menepuk pundak kedua bawahanya.

Dan tak berselang lama mobil yang di tumpangi Erick, kini terlihat bergerak melewati mobil Jack yang sudah siap mengikutinya.

"Ingat, kalian ikuti terus." titah Jack pada kedua anak buahnya.

Di tengah perjalanan Erick membenarkan kaca depan mobilnya.

"Mereka lagi rupanya." gumam Erick yang kini telah mengetahui dirinya di buntuti.

Sebenarnya, apa yang mereka inginkan dariku. Mereka terus mengikutiku dan mengambil gambar ku dari kejauhan.

Di persimpangan lampu merah, Erick menghentikan sejenak laju mobilnya. Begitu pun dengan mobil yang di kendarai Jack navier.

"Bos, mau kemana?" tanya salah satu bawahan Jack yang melihat Bosnya keluar dari mobil.

"Kalian berdua ikuti terus Darwin, dan ini ambil untuk biaya transport kalian." Jack memberikan uang pada kedua bawahanya dan melangkah pergi.

Lampu Stopan kini kembali berwarana hijau, dan para pengendara kini kembali melajukan mobilnya menuju tujuanya masing masing.

Jack terus melangkah di pinggir trotoar dan dirinya kini yang di ikuti Surono dari belakang menggunakan sepeda motor yang biasa di pergunakan Erick.

Dan benar saja, dengan rapih dan cantik Surono berhasil mengikuti Jack navier sampai ke apartemenya.

"Ouwh, jadi kau tinggal disini?" gumam Surono dengan kepala mengangguk.

Dengan tanpa menggunakan baju dinasnya, Surono melangkah memberanikan diri menyusul Jack yang baru saja masuk ke dalam apartemenya.

Di depan pintu apartemen Jack, Surono terlihat mulai menekan bel pintunya.

Jack yang baru saja duduk di sofa apartemenya, dirinya setengah kaget mendengar bel pintunya yang tiba tiba berbunyi.

"Siapa lagi sih?, ganggu orang saja." Jack mendengus kesal dengan kaki melangkah menghampiri pintu apartemenya.

Jack membuka pintu apartemenya dan kaget setelah mengetahui siapa yang telah datang pada dirinya.

Jack mencoba menutup rapat kembali pintu apartemenya, namun naas, Surono dengan cepat menendang pintu tersebut hingga Jack terpental jatuh kebelakang.

"Sebenarnya, apa maumu?" tanya Jack yang melihat Surono kini telah masuk dengan tatapan tajam pada dirinya.

Surono menghulurkan tangan kepada Jack yang masih terlihat berbaring di lantai.

"Maafkan aku, dan cepatlah kau bangun sebelum aku berubah pikiran." ucap Surono dengan tatapan yang berubah nenjadi dingin dan membuat Jack sedikit ketakutan.

Jack membalas menautkan tangan pada Surono, dan Surono langsung membantu membangunkan Jack.

"Apa kau tak mempersilahkan aku masuk?" tanya Suro.

Jack menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan heran memandang pada Surono.

"Untuk apa, kau sudah masuk ke dalam apartemenku." ucap Jack sambil melangkah di ikuti Surono dari belakang.

"Duduklah, aku akan mengambilkanmu minum." Jack melangkah dan membuka lemari pendingin yang jaraknya tak jauh dari ruang tamunya.

"Apa kau tinggal sendirian di apartemen yang lumayan luas ini?" tanya Surono yang melihat Jack melangkah membawa minuman kaleng.

"I ya, selama ini aku tinggal sendirian disini." jawab Jack sambil melempar minuman kaleng ke arah Surono dan Surono dengan tangkas lanngsung menangkapnya.

"Jika kau ingin minum kopi, aku bisa memesankanya terlebih dahulu." ucap Jack.

"Tak perlu repot repot, sebenarnya kedatanganku ke tempat ini hanya ingin menanyakan sesuatu yang sangat mengganjal pikiranku."ucap Suro yang kini terlihat serius.

"Apa yang kau ingin tahu dariku?" tanya Jack sambil menikmati minuman kalengnya.

"Sebenarnya, apa tujuanmu mengintai rumahku?" tanya Surono dengan santai.

Jack meletakan minuman kalengnya di meja dan mengeluarkan sebungkus rokok dari dalam saku jaketnya.

"Aku hanya ingin mengambil beberapa gambar untuk ku jadikan lahan pemasukan, itu saja." ucap Jack.

"Lahan pemasukan, apa maksudmu?" tanya lagi Surono yang belum paham tujuan sebenarnya Jack.

Jack menyalakan rokok dengan pemantik dan menyemburkan asapnya ke arah Surono.

"Hei, apa kau sudah lama berteman dengan Darwin muller?" tanya Jack pada Surono.

Surono terkesiap kaget dan lebih tidak mengerti dengan apa yang di pertanyakan Jack pada dirinya.

"Bisakah kau jelaskan secara rinci padaku." pinta Surono dengan serius pada Jack.

Jack tertawa kecil memandang Surono yang mengharap penjelasan detail dari dirinya.

"Darwin muller adalah orang yang selama ini tinggal bersamamu." jelas Jack.

"Tidak mungkin, bisa saja kau salah orang. Temanku bernama Erick.

"Tunggu disini sebentar." ucap Jack yang melangkah masuk ke dalam kamar dan tak lama kini dia telah kembali membawa laptop.

Jack menghidupkan laptop dan memperlihatkan auto biografi kehidupan keluarga Muller yang terkenal pada Surono.

"Jadi, Erick ....?" tanya Surono dengan tangan menunjuk foto Daren dan Darwin yang terpampang di laptop.

"I ya, mereka berdua adalah saudara kembar yang terpisah ketika mereka masih kecil." jelas Jack sambil memegang pundak Surono.

"Bisa saja, mereka hanya kebetulan mirip atau kembar saja." sangkal Surono.

Jack bangun dari duduk melangkah ke arah jendela sambil tersenyum simpul.

"Aku sudah mengambil sampel darah Darwin ketika dia masih di rumah sakit, dan itu hasilnya positif dengan darah milik Daren muller sebelum dia makamkan." jelas Jack yang membuat Surono makin terkejut.

Surono bangun dari duduk dan melangkah menghampiri Jack.

"Tak kusangka kau telah lebih jauh melangkah untuk hal ini." ucap Surono.

Jack berbalik menghadap ke arah Surono.

"Hei, kau kenapa?" tanya Jack yang kini terlihat panik melihat Surono mimisan.

"Tenanglah, aku tidak apa apa. Dan kau jangan khawatir." jawab Surono yang kini mulai melangkah keluar apartemen Jack.

"Apa perlu aku mengantarmu?" Jack panik dan cemas.

"Tidak usah, aku masih bisa berjalan sendiri." jawab Surono.

Belum genap dua langkah Surono memijakan kakinya, kini tubuhnya langsung oleng dan jatuh di depan pintu apartemen Jack.

Jack berlari keluar dari apartemen dan merengkuh Surono.

"Tolong ... tolong." Jack berteriak minta tolong.

Dan tak berselang lama datanglah beberapa orang membantu Jack membawa Surono ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

Maaf, terlambat Up. Cuaca lagi Extreme jadi badan drop.

Terpopuler

Comments

💈🦃༺เყαɳɠ༄ᶦᶰᴳᴬ°᭄࿐

💈🦃༺เყαɳɠ༄ᶦᶰᴳᴬ°᭄࿐

.smangat pantang mundur ya kk..

2021-09-08

0

💈🦃༺เყαɳɠ༄ᶦᶰᴳᴬ°᭄࿐

💈🦃༺เყαɳɠ༄ᶦᶰᴳᴬ°᭄࿐

.smangat up trus ya kk

2021-09-04

0

𝕸y💞MiraDeN@y😻EF🍆

𝕸y💞MiraDeN@y😻EF🍆

lanjut baca👍👍

2021-07-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!