KECURIGAAN NARENDRA

Entah bagaimana lagi caranya lagi Erick harus menjelaskan siapa dirinya pada Narendra, karena tak sedikit pun perkataan Erick yang di gubris apalagi di percayainya.

Hingga pada akhirnya Erick hanya bisa pasrah dan mengalah dengan watak keras kepala dari seorang Narendra yang mengaku sahabat kecilnya Daren.

Tak hanya itu, Narendra yang sudah lama tak bertemu dengan Daren, dirinya menarik tangan Erick yang di anggapnya Daren untuk menuju ke sebuah Caffe.

Di dalam Caffe yang jaraknya tak jauh dari rumah sakit, Narendra mendudukan Erick dengan paksa di kursi yang memang sudah menjadi tempat langgananya.

Dan tanpa bertanya dan meminta persetujuan Erick, Narendra langsung memesankan makanan dan minuman.

"Hei, sebenarnya apa yang kau mau dari diriku ini?" tanya Erick yang sedikit terlihat jengkel pada Narendra.

"Sudahlah, tak usah banyak bicara!, kita lanjutkan perbincangan ini setelah kita selesai mengisi perut." jawab Narendra yang terkesan tak ingin di bantah.

Erick hanya bisa menghela nafas dan menghembuskanya dengan kasar sambil mengusap wajahnya.

Dan tak berselang lama, makanan yang telah di pesan Narendra kini telah datang.

"Ayo, cepat habiskan makananya!" titah Narendra pada Erick.

"Aku tidak lapar, kau saja yang makan." jawab Erick dengan ketusnya.

Kriuk...kriuk...

Sial, kenapa perutku tidak bisa di ajak kompromi.

"Bhua ...ha..ha, kau ini. mulutmu bisa berbohong tapi tidak untuk perutmu yang lapar." Narendra tertawa lepas memandang Erick.

Dengan terpaksa, akhirnya Erick memakan apa yang telah tersaji di depan dirinya.

Suasana makan siang berjalan tenang, dan sesekali Narendra memperhatikan gerak gerik Erick yang sedang menikmati makananya.

Selesai dengan makan Erick langsung berdiri dan merapikan bajunya.

"Hei, kau mau kemana lagi?" tanya Narendra.

"Maaf, aku tidak bisa berlama lama. Kedua anaku pasti sudah menunggu lama di ruangan Nona Alexa." jawab Erick yang membuat Narendra kaget setelah mendengarnya.

Narendra berdiri dari duduk dan langsung menahan tangan Erick.

"Hei, apa kau sudah gila. Sejak kapan kau memanggil nama istrimu dengan sebutan 'Nona'?" tanya Narendra.

"Sudah aku katakan sebelumnya padamu, bahwa aku bukanlah Daren!" tegas Erick pada Narendra.

Erick melepaskan pegangan tangan Narendra dan berlalu melangkah keluar dari Caffe tersebut.

Tapi tidak bagi Narendra, dirinya terus meyakini bahwa semua ini hanya kepura puraan Daren saja yang tak ingin identitasnya di ketahui oleh keluarga besarnya yang selama ini mencari cari dirinya.

Narendra segera berlari menuju kasir dan membayar bill tagihanya.

Dan Narendra berlari kecil mengikuti Erick dari belakang dengan jarak yang lumayan berjauhan agar Erick tidak mengetahui dirinya yang membuntutinya.

Narendra terus mengikuti kemana arah kaki Erick melangkah.

Di luar rumah sakit, Narendra melihat Erick masuk ke dalam mini market, di intainya lagi, Narendra melihat Erick mengambil Promina tim ayam.

"Untuk apa dia membeli makanan anak kecil itu?" gumam Narendra yang bersembunyi di balik rak mini market.

Di ikutinya lagi, Narendra melihat Erick mengambil dua ice cream mickey mouse.

"Sejak kapan dia suka memakan ice cream, setahuku dia paling anti dengan yang namanya ice cream?" Narendra sedikit merasa heran.

Selesai dengan belanja kecilnya, kini Erick keluar dari mini market tersebut, dirinya belum menyadari bahwasanya Narendra terus membuntutinya.

"Mau kemana lagi dia, aku tidak boleh kehilangan jejaknya." guman Narendra.

Hampir sepuluh menit berlalu, kini Erick sudah berada tepat di depan pintu ruangan Alexa.

"Sayang, Papa sudah datang." Erick mengetuk pintunya.

Sementara, di dalam ruangan. Alexa langsung turun dari tempat tidurnya untuk membukakan pintu, dan tak ingin suara ketukan pintu Erick mengganggu si kembar yang masih lelap tertidur.

"Kau sudah kembali?" tanya Alexa setelah membuka pintunya.

"I ya, maaf sedikit terlambat. Di luaran sana mengantri sekali." jawab Erick, seraya melangkah masuk melewati Alexa yang masih berdiri memegangi handle pintunya.

Erick melihat jam yang berada di tangan kananya. Dan dia merasa heran melihat kedua putrinya yang tertidur lelap di siang hari.

Erick melangkah menghampiri kedua putri cantiknya.

"Sayang, maafkan Papa. Gara gara Papa kalian jadi terlambat makan siang." Erick mengusap kepala kedua putrinya dan mencium keningnya masing masing.

Erick tak sengaja melihat sisa air yang menempel di pinggiran mulut Charisa. Dan dia memberanikan diri untuk menyentuh dengan tangan dan mencicip rasa air yang berwaran putih tersebut dengan mulutnya.

"Rasanya seperti susu tapi ...," gumam Erick yang terdengar ke telinga Alexa.

Alexa langsung memegang tangan Erick dan meminta maaf atas dirinya yang sudah lancang memberikan air susu pada si kembar tanpa se izin dirinya.

"Nona, bukankah kau masih seorang gadis?" tanya Erick yang heran.

"Entahlah, aku sendiri tidak tahu pasti. Semuanya terjadi tiba tiba di luar kendaliku, si kembar menangis kehausan dan aku benar benar sedih dan tak tega melihatnya." jelas Alexa sambil menunduk takut pada kepada Erick.

Erick memegang kedua bahu Alexa dengan erat.

"Sudahlah, nona jangan bersedih lagi. Mungkin jika aku menjadi nona, aku pun akan mengambil langkah yang sama." ucap Erick yang secara tidak sadar kini telah memeluk Alexa.

Alexa terlihat nyaman dan mendapatkan ketenangan di dalam pelukan Erick yang di rasanya sangat begitu nyaman.

"Ehem ... Ehem ..," Dokter berdeham.

Erick dan Alexa seketika kaget mendengar Dokter yang tak di sangkanya akan muncul secara tiba tiba dan merusak momen indah mereka.

"Maaf, sudah saatnya cek up." ucap Dokter dengan wibawanya.

Dokter melihat si kembar yang cantik sedang tertidur pulas di bed hospital Alexa.

"Apakah kedua anak cantik ini, anak anda?" tanya Dokter pada Alexa.

"Bukan, Dok. Tapi mereka sudah seperti anak saya sendiri." jawab Alexa.

Selesai dengan pemeriksaanya, Dokter menegaskan bahwa keadaan Alexa kini sudah jauh membaik dari sebelumnya.

Dan itu artinya Alexa besok sudah bisa pulang kembali ke rumahnya.

Tak berselang lama setelah Dokter keluar dan menutup pintu ruanganya. Alexa langsung meloncat loncat kegirangan, dirinya benar benar tak sabar menunggu hari esok.

Rasa senang dan bahagia yang berlebih memang terkadang membuat seorang manusia itu lupa segala.

"Erick, terima kasih." Alexa kembali memeluk Erick layaknya seorang kekasih hatinya.

Alexa menangkup kedua wajah Erick dengan kedua tangan, dengan pandangan berbeda dari sebelumnya.

"Terima kasih, Erick." ucap Alexa yang langsung mendaratkan bibir merahnya pada bibir Erick.

Namun Erick dengan cepat menjadikan jari telunjuknya sebagai pengganjal diantara bibir mereka.

"Kenapa, apa kau tidak suka?" tanya Alexa dengan wajah sedikit kecewa.

"Bukan itu, nona. Jika kau menginginkanya, maka dengan senang hati aku memberikanya." Erick tersenyum tampan hingga membuat Alexa meleleh di buatnya.

Erick menarik tengkuk Alexa dan mengunci bibir Alexa dengan bibirnya. Erick dengan telaten menyesap manisnya madu di bibir Alexa hingga tak sengaja membuat Alexa melenguh di buatnya.

**He...He ...He... udah ah ... terus bae.

Jangan lupa like dan ratenya dan jangan lupa klik favourite agar kalian gak ketinggalan informasi updatenya**.

Terpopuler

Comments

💀☠ 𝑲𝒂𝒓𝒆𝒏𝒊𝒏𝒂 🍭🌶

💀☠ 𝑲𝒂𝒓𝒆𝒏𝒊𝒏𝒂 🍭🌶

uhuuukkk

2021-09-26

1

𝕸y💞MiraDeN@y😻EF🍆

𝕸y💞MiraDeN@y😻EF🍆

Erick kirain berhenti kenapa, tau-tau nya pengen lebih. 😂😅

lanjut baca👍👍

2021-06-17

0

🍭𐑈𐓜𑜼ᴋꭺ𑜑ꭰ𑜼³🏹

🍭𐑈𐓜𑜼ᴋꭺ𑜑ꭰ𑜼³🏹

maen sosor z nih😂😂😂😂

2021-06-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!