KANGEN SATU SAMA LAIN

Selesai Alexander dalam menjelaskan perkara yang membuat Erick terlambat datang menemui Bu Sapta dan Surono. Kini Dokter yang menangani Alexa meminta Alexander agar segera menemuinya.

Di dalam ruangan Dokter, Alexander sudah terlihat cemas. Dia berharap agar Alexa tetap seperti ini dan tidak kembali pada Alexa yang dulu.

"Jadi bagaimana dengan keadaan anak saya, Dok?" tanya Alexander.

"Selama hasil pemeriksaan kami tadi, pasien tidak apa apa, Pak. Hanya saja ....," Dokter tidak melanjutkan perkataanya.

"Hanya apa, Dok?, saya mohon. Jangan buat saya penasaran seperti ini." desak Alexander.

Dokter menghela nafas dan memberi sedikit senyuman pada Alexander.

"Seperti yang dulu pernah saya katakan pada anda, Pak. Bahwa ingatan pasien bisa kapan saja kembali tanpa kita ketahui." jelas Dokter pada Alexander.

"Jadi, maksud anda, Dok?" tanya lagi Alexander untuk memperjelas keteranganya.

"Menurut hasil pemeriksaan kami, pembekuan darah di bagian otak belakang pasien, kini berangsur memudar. Dan itu artinya, mau tidak mau anda harus rela, jika pasien kembali mengingat semuanya." jelas Dokter yang membuat Alexander terlihat sedih.

Alexander termenung mendengar semua penjelasan Dokter padanya, jujur di hati kecilnya ia rindu dengan Alexa yang dulu selalu ceria dan cerewet ketika dirinya lupa menjaga kesehatanya.

Sebenarnya Alexander berharap besar agar Alexa sembuh total, namun dirinya terlalu takut jika nanti Alexa sembuh, dia akan teringat pada Daren dan meninggalkanya lagi seperti dulu.

"Terima kasih, Dok." ucap Alexander, seraya bangun dari duduk dan pamit untuk menemui Alexa.

Sementara, Erick telah kembali pulang bersama Surono dan si kembar setelah ia mengantarkan Bu Sapta kembali ke panti asuhanya.

"Rick, bagaimana ceritanya?, kenapa kau bisa sampai bertemu dengan wanita putri dari Alexander?" tanya Surono yang melihat Erick selesai menidurkan si kembar di kamarnya.

Erick turun dari tempat tidur si kembar dan menghampiri Surono yang sudah menunggu penjelasan darinya.

Mereka melangkah keluar dari kamar menuju ruang tamu agar obrolan mereka tidak mengganggu si kembar yang sedang tertidur.

"Semua berawal ketika aku akan pergi menjemputmu, dan di persimpangan lampu merah, entah kenapa si kembar tiba tiba mengamuk memanggil manggil mama pada wanita yang sedang duduk dengan mobil bersebelahan denganku." jelas Erick pada Surono.

"Lantas, apa kau terus memutuskan untuk mengikuti wanita itu?" tanya Surono sambil mendudukan dirinya di sofa ruang tamunya.

"I ya, semua terpaksa aku lakukan. Karena si kembar terus memukul mukul kecil dan menjambak rambutku dari belakang." jawab Erick yang membuat Surono terpingkal tertawa.

"Kamu itu, ada ada saja Erick." Surono kembali tertawa mengingat penjelasan Erick yang menurutnya lucu.

Erick memandang aneh pada Surono yang terus mentertawakan dirinya.

"Kenapa kau tertawa Suro, apa menurutmu semua ini humor?" Erick menggeleng heran.

Perlahan Surono menghentikan tawanya dan kini terlihat serius memandang kepada Erick.

"Sudah, lupakan saja. Sekarang aku percaya, kalau si kembar akan aman dan nyaman bersamamu." Surono bangun dari duduk dan melangkah menuju kamarnya.

"Hei, kau mau kemana?, pembicaraan kita belum selesai." ucap Erick yang melihat Surono membuka pintu kamar dan akan memasukinya.

Ia berhenti sesaat dan melirik pada Erick tanpa membalikan badanya.

"Aku akan ke surga dulu ha..ha..ha." ucap Surono seraya masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya dengan rapat.

Surono menutup pintu kamar dan bersandar di balik pintunya. Surono terlihat meneteskan airmata kesedihan yang tak ingin di ketahui sahabatnya.

"Ke surga?" ucap Erick sambil bangun dari duduk melangkah pergi menuju kamar mandi.

Surono terus menangis di balik pintu kamarnya, dirinya sudah pasrah dan menerima dengan panggilan tuhan, yang kapan saja akan memanggilnya.

Sementara, di rumah sakit. Alexander terlihat masih setia duduk menemani Alexa sambil mengusap kepalanya.

"Sayang, maafkan Papa yang sudah egois padamu. Papa hanya tidak ingin kau mengetahui, jika Daren suamimu kini telah tiada." gumam Alexander sambil meneteskan air matanya.

Alexander teringat dengan wasiat mendiang istrinya yang meminta dirinya, agar selalu menjaga Alexa dan jangan pernah membuat putri semata wayangnya bersedih.

Sudah 24 jam berlalu, kini Alexa telah sadar dan membuka matanya. Alexa mengerjapkan mata dan melihat keadaan ruangan di sekelilingnya.

"Aku ada dimana?" ucap Alexa dengan lirih.

Alexa mencoba bangun dan menyandarkan dirinya, dan tak sengaja kakinya menyentuh tangan Alexander yang tidur terduduk di sebelah Alexa.

"Sayang, kau sudah bangun?" Alexander dengan sigap membantu Alexa.

Alexander memberikan bantal untuk sandaran Alexa duduk di bed hospitalnya.

"Pa, kenapa aku bisa ada disini?" tanya Alexa pada Ayahnya.

"Kemarin, kau tiba tiba jatuh pingsan. Dan Papa sangat khawatir, maka dari itu Papa memutuskan untuk membawamu ke rumah sakit." jelas Alexander pada Alexa.

"Pah, dimana anak kembar itu sekarang?" tanya Alexa pada Ayahnya.

"Maksudmu, putri kembar Erick?" tanya balik Alexander untuk memastikan arah pertanyaan putrinya.

"I ya, Pah. Memangnya siapa lagi, Pah, Bolehkan Aku menemui mereka lagi." pinta Alexa yang tak mungkin bisa di tolak Papanya.

"Boleh, sayang. Tapi dengan satu catatan." ucap Alexander yang membuat putrinya penasaran.

"Apa itu, Pah?" tanya Alexa.

"Kau harus benar benar sembuh terlebih dahulu, dan mana mungkin kau bisa menemui mereka dengan keadaanmu yang lemah seperti ini." jawab Alexander yang membuat putrinya bersemangat untuk sembuh.

Sementara, di kediaman Surono. Surono terlihat kewalahan menghentikan tangis si kembar yang tak henti henti memanggil mamanya.

"Bagaiamana ini?" tanya Surono pada Erick.

"Mengapa kau bertanya padaku, kau kan lebih pintar dariku, ribuan kasus sudah kau taklukan. Mengapa menaklukan anak kecil saja kau tidak mampu." Erick heran menggeleng kepala melihat Surono yang bingung.

"Jelas bedalah, Rick. Ternyata tingkat kesulitanya melebihi beberapa kasus yang aku temui." Surono menggaruk kepalanya.

"Halahh, lihat dan kau simak caraku merayu mereka!" ucap Erick dengan sombongnya pada Surono.

"Hei, anak anak manis cantik. Kalian ingin ketemu mama kalian kan?" tanya Erick dengan lembut dan penuh perasaan pada si kembar.

Dan benar saja, si kembar yang tadinya menangis tanpa henti, kini mereka terlihat teersenyum dan bertepuk tangan kecil membuat Surono menggeleng kepala di buatnya.

"Wah, i ya. Kau hebat, Rick." puji Surono yang membuat Erick bangga sekali.

"Itu belum seberapa, Suro. Lihat lagi ini!" Erick mengajari Surono lagi.

"Hei, anak anak manis. Sekarang minum susunya, setelah itu kita mandi dan berganti baju untuk bertemu mama." titah Erick pada si kembar.

Surono makin salut melihat rayuan maut Erick, yang membuat si kembar langsung patuh dan mengambil dot susunya masing masing.

Selesai dengan mimi susu paginya, Erick membawa dua handuk kecil yang ia simpan di pundaknya dan mengajak si kembar menuju kamar mandi.

**MAAF TERLAMBAT UP NYA, CUACA BIKIN BADAN AUTHOR PANAS DINGIN DAN LAMBAT UPNYA.

JANGAN LUPA TINGGALKAN LIKE RATE DAN COMMENTNYA SETELAH MEMBACA**.

Terpopuler

Comments

@𝕸y💞felRi$🌸

@𝕸y💞felRi$🌸

gasken

2021-06-15

0

@𝕸y💞Ri$🌸

@𝕸y💞Ri$🌸

semangat

2021-06-15

0

☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞Sari Alif😻EF🍆🌼

☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞Sari Alif😻EF🍆🌼

Semangat Abang...jaga kesehatan selalu...

2021-06-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!