BERPINDAH TANGAN

Belum selesai perseteruan di antara Erick dengan wanita yang belum di ketahui identitasnya, Kini Erick makin di buat bingung dan tak mengerti.

Bagaiamana tidak, si kembar begitu patuhnya pada wanita yang baru saja di lihat mereka.

"Hei, mau kau bawa kemana kedua anaku?" Erick yang melihat wanita itu tersebut menggendong dan membawanya pergi.

Wanita tersebut tiba tiba menghentikan langkah dan berbalik menghadap Erick yang berada di belakangnya.

"Apa kau bilang, kedua anak ini adalah anakmu?" tanya wanita itu.

"I ya, aku ... aku berani bersumpah." Erick mengangkat tanganya sebagai sumpah.

"Tapi maaf, aku tidak percaya akan sumpahmu." ucap wanita tersebut.

Wanita tersebut kini berbalik dan kembali melanjutkan langkahnya membawa si kembar masuk ke dalam gerbang rumahnya tanpa menggubris Erick yang terus memanggil dirinya.

Erick kini tak bisa berdiam diri lagi, bagaimana pun si kembar adalah amanah dari Surono dan Bu Sapta, yang harus benar benar ia jaga dan melindunginya.

Erick berlari kecil mengejar si wanita yang menggendong kedua anaknya melewati kedua asisten rumah tangga wanita itu.

"Hei, jangan kau pikir mentang mentang kedua anaku diam dan patuh. Lantas kau akan merebutnya dariku." ucap Erick seraya memegang pundak wanita tersebut dan meremasnya.

"Aw, Sakit." Wanita itu mengaduh dan hampir menjatuhkan salah satu anak yang di sedang di gendongnya.

Beruntung Erick dengan sigap dan cekatan mengambil salah satu anaknya yang hampir jatuh dan segera memeluknya dengan panik.

"Hampir saja." Erick mencium kening Charisa yang kini berada pada gendonganya.

Kedua asisten wanita itu, langsung menghampiri dan membantu majikan wanita tersebut dan mengambil bayi yang masih di gendongnya.

"Nona, anda tidak apa apa?" tanya kedua asisten rumah tangga itu.

Wanita itu memandang kedua asistenya dan menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak apa apa, kau bawa anak itu ke dalam, cepatlah!" titah wanita itu pada kedua asistenya.

"Tapi, nona. Bahu anda?" tanya salah satu asisten yang kini terlihat cemas.

"Sudah aku bilang, aku tidak apa apa. Apa kalian tidak mendengar perintahku!" wanita kini terlihat sedikit marah pada kedua asistenya.

"Baik, Nona." kedua asisten itu berlari kecil membawa Maysha segera masuk ke dalam rumahnya.

"Hei, mau kau bawa kemana anaku, hah?" teriak Erick melihat salah satu anaknya di bawa.

Erick mencoba melangkah mengejar kedua asisten tersebut, namun, wanita itu langsung menggunakan tanganya untuk menghalangi Erick.

"Sebenarnya apa maumu?" tanya Erick.

"Berikan anak yang kau gendong itu padaku sekarang, cepat!" bentak wanita pada Erick.

"Apa kau sudah gila, hah!, jangan mentang mentang kau orang kaya, lantas, dengan seenak perutmu merampas kedua anaku!" Erick tak mau kalah dengan meninggikan volume suaranya.

Wanita itu melangkah menghampiri Erick dan kini mencoba merebut Charisa yang sedang berada dalam gendongan Erick.

Berasa jengkel dengan Erick, wanita tersebut menginjak sepatu Erick dengan hack tingginya, hingga membuat Erick duduk mengaduh kesakitan dan tak sadar melonggarkan gendonganya pada Charisa.

Mendapat kesempatan, wanita itu kini merampas paksa Charisa dan membawanya lari masuk ke dalam rumahnya.

Erick bangkit dari duduknya dan mencoba berlari kecil dengan langkah terpincang pincang. Namun sayang, wanita itu dengan cepat menutup pintu dan menguncinya dari dalam.

"Hei, siapa pun kau. Aku mohon kembalikan kedua anak itu padaku." seru Erick dari luar rumahwanita itu.

Erick terus menggedor gedor pintu rumah wanita tersebut, dan sesekali memencet bel rumahnya.

Namun sayang, semua terlihat sia sia. Karena sudah 30 menit lewat wanita itu tidak kembali menemui Erick.

Erick terduduk menangis sambil memeluk lutut dan menenggelamkan wajahnya meratapi nasibnya yang di rasa sial hari ini.

"Hei, siapa kau?" tanya seseorang yang baru saja datang dan berdiri di depan Erick.

Erick mengangkat kepala dan mencoba bangkit dari duduknya.

"Apakah anda pemilik rumah ini juga?" Erick memegang tangan lelaki tua tersebut sambil memandangya penuh harap.

"Daren!" Alexander kaget melihat wajah Erick.

"Nama saya Erick, Tuan. Dan saya bukan Daren." jawab Erick sambil melepas pegangan tanganya.

"Lantas, jika kau bukan Daren. Mengapa kau bisa berada disini?" tanya Alexander yang masih belum mempercayai ucapan Erick.

"Maaf Tuan, ada wanita cantik, tapi aku rasa dia sedang mengalami gangguan kejiwaaan di dalam rumah anda." ucap Erick yang membuat Alexander semakin bingung.

"Maksudmu, siapa?" tanya lagi Alexander.

"Entahlah, saya sendiri belum mengetahui namanya dengan pasti, tapi kini myawa kedua anaku sedang dalam bahaya." jelas Erick.

"Kau makin membuatku bingung, anak muda. Anak siapa lagi yang kau maksud, asal kau tahu, di dalam rumah ini tak ada anak kecil." Alexander mengusap wajahnya dengan kasar memandang ke arah Erick.

"Percayalah, Tuan. Saya tidak pernah berbohong wanita cantik itu membawa kedua anaku masuk ke dalam rumahmu, tolonglah aku." Erick melipat tangan memohon pada Alexander.

Alexander sejenak memperhatikan gelagat jujur dari rona wajah Erick, dan sedikit pun ia merasa tak ada kebohongan dari mata dan ucapanya.

"Baiklah, kau tunggu disini!, aku akan masuk ke dalam dan coba memastikan apa yang telah kau ucapkan." Alexander mengambil koper dan membuka pintu rumah dengan kunci serepnya.

Di dalam rumah, Alexander mengedarkan seluruh pandanganya mencari keberadaan anaknya, yang menurut Erick telah mengambil kedua anaknya.

"Alexa ... Alexa, dimana kau sayang?" Alexander berteriak teriak memanggil Alexa putrinya.

Alexander terus melangkah menaiki anak tangga menuju lantai dua, lantai dimana kamar Alexa berada.

"Tumben, pintunya sedikit terbuka. Biasanya kau selalu mengunci pintunya dengan rapat." Alexander yang merasa heran.

Di depan pintu kamar Alexa yang sedikit terbuka, Alexander perlahan dengan pelan membuka pintu kamar Alexa.

Alexander melangkah masuk ke dalam kamar Alexa dengan pelan dan menghasilkan suara.

"Anak siapa itu?" gumam Alexander yang melihat Alexa bermain bersama si kembar di atas tempat tidurnya.

"Itu artinya, lelaki yang di luar tadi tidak membohongiku, tapi kenapa ...?" Alexander makin bingung di buatnya.

"Ehem ... ehem." Alexander berdeham dan membuat kaget Alexa dan si kembar.

"Ayah, sejak kapan kau berada disitu. Kenapa kau bisa masuk ke dalam kamarku?" Alexa menghujani Ayahnya dengan pertanyaan.

"Tadi Ayah tidak sengaja lewat, dan melihat pintu kamarmu sedikit terbuka. Maka dari itu Ayah masuk dan memastikan keadaanmu." jelas Alexander.

"Ouwh," jawab Alexa ber oh ria.

"Sayang, siapa kedua anak itu?, mengapa tiba tiba mereka berdua ada di dalam kamarmu?" telisik Alexander.

Alexa yang riang bermain dengan si kembar, kini pandanganya beralih kepada Ayahnya.

"Aku menyelamatkan kedua anak ini dari seorang pencuri, Ayah." jawab Alexa yang kini kembali menciumi gemas si kembar.

"Apa kau tidak salah, lelaki itu kini menangis memikirkan kedua anak yang sedang kau ajak bermain ini." ucap Alexander yang di acuhkan Alexa.

Visual Alexa ashford

Terpopuler

Comments

ciby😘

ciby😘

semangat babang....

2021-06-09

0

𝕸y💞MiraDeN@y😻EF🍆

𝕸y💞MiraDeN@y😻EF🍆

apa Alexa ini benar-benar namanya sikembar. 🤔🤔

lanjut baca👍👍

2021-06-09

0

@𝕸y💞felRi$🌸

@𝕸y💞felRi$🌸

visualnya cantik...kayak aku wkwlwk
mode halu🤭🤭🤭🤭🤭

2021-06-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!