HARI YANG MELELAHKAN

Di tengah nikmatnya beradu kasih, kini mereka berdua di kagetkan kembali dengan si kembar yang tanpa di ketahui bangun dan tiba tiba saja mengguncang kaki Erick dan Alexa.

Dan mau tidak mau, momen epic yang jarang bisa terjadi lagi, harus di hentikan secara suka rela oleh mereka berdua.

"Eh, Kalian ternyata sudah bangun." Erick menggendong Charisa.

"I ya, bikin kaget mama saja." ucap Alexa dengan tangan yang langsung menggendongnya.

Erick melangkah ke arah sofa yang berada di ruangan tersebut di ikuti Alexa dari belakang.

"He ... he, kalian pasti terbangun karena lapar, i ya kan?" tanya Erick setelah dirinya dan Alexa mendudukan si kembar.

"Tunggu sebentar ya, Papa bikin promina tim ayam kesukaan kalian." ucap Erick yang langsung mendapat tepukan tangan kecil si kembar.

Alexa hanya diam memperhatikan Erick yang begitu cekatan dan perhatian mengurus kedua putri kecilnya.

"Na ..na ..na," Erick bersenandung dengan tangan meracik promina tim ayamnya.

Dan jujur, si kembar selalu ceria dan senang mendengar suara ayahnya yang terasa merdu terngiang di telinganya.

"Selesai," Erick membawa mangkuk yang berisi promina tim ayamnya.

"Apa kau membuatnya hanya satu porsi?" tanya Alexa pada Erick.

"I ya, tapi takaranya aku buat lebih banyak. Karena aku tahu, kedua anaku kuat makannya." Erick mengangguk tersenyum.

Sebelum menyuapi kedua putrinya, Erick yang lupa, dirinya langsung bangun dan membuka tas yang tadi di bawanya.

"Kau mencari apa?" tanya Alexa.

"Ini, aku mencari celemek. Karena aku takut bajunya akan kotor ketika mereka makan." Erick melangkah kembali ke arah kedua putrinya.

"Kalian pakai dulu ini ya." Erick memasangkan celemek pada kedua putrinya.

Selain tampan, menurut pandangan Alexa. Erick ternyata pandai juga merayu anaknya untuk makan. Dia selalu bernyanyi menghibur anak agar tidak merasa jenuh dalam acara makanya.

"Habisss," Erick tersenyum puas melihat kedua putrinya.

Dan Erick juga melepas celemek dari putrinya dan membersihkan sisa makanan dari mulut anak anaknya.

"Papapa ... eskim." ucap si kembar.

Erick menepuk jidatnya karena telah melupakan sesuatu, dia segera berlari kecil melihat kantong plastik belanjaanya.

"Yah, Ice cream mickey mousenya mencair." ucap Erick sambil mengangkat dan menunjukan pada kedua anaknya.

Wajah sedih dan mata yang berkaca kaca kini sudah terlihat pada si kembar.

"Wah, bisa gawat ini." Erick yang sudah bisa membaca gelagat dari kedua putrinya yang akan menangis kencang.

Di tengah kebingunganya, Alexa kini mengunci kembali pintu ruanganya. Entah inisiatif dari mana, jiwa ke ibuanya kini muncul.

"Erick, bisakah kau palingkan pandanganmu ke arah luar jendela." pinta Alexa yang membuat Erick heran.

"Memangnya, apa yang akan kau lakukan?" tanya Erick yang belum mengerti maksud dari permintaan Alexa.

Alexa langsung membelakangi Erick dan perlahan membuka kancing bajunya. Dan Erick yang baru menyadari kemana arah pembicaraan Alexa, kini dirinya langsung membalikan badan dan memandang ke arah luar jendela ruanganya.

Alexa duduk di sofa sambil memeluk kedua putri cantik yang di anggap malaikat kecilnya.

Si kembar kini kembali riang melihat kedua bukit kembar Alexa yang semakin dekat dengan mulut kecilnya.

Alexa terlihat menggelang kedua bukit kembar sebelum memberikanya pada si kembar.

Dan seperti tadi, kini si kembar kembali dengan lahapnya menghisap asi segar yang mengalir dari kedua bukit Alexa.

"Ha ...ha ..ha., pelan pelan sayang. Kalian bisa tersedak jika buru juri seperti itu." Alexa mengusap kedua kepala malaikat kecilnya.

Sementara Erick yang mendengar ucapan Alexa, dirinya hanya bisa tersenyum simpul memandang ke arah luar jendela ruanganya.

Setelah puas menikmati asi segar dari Alexa, kini si kembar merengek meminta pulang.

"Mamama ... uang." celoteh si kembar yang membuat Alexa tertawa terpingkal.

"Kenapa kau tertawa nona?, maksud dari ucapan anaku adalah mereka meminta pulang." ucap Erick yang masih dengan posisi berdiri membelakangi Alexa.

"I ya, aku juga tahu kok. Mau sampai kapan kau membelakangiku seperti itu?" tanya Alexa yang telah mengkancingkan kembali bajunya.

"Apa kau sudah selesai?" tanya Erick sebelum membalikan badanya.

"Sudah, sekarang kau sudah bebas memandang apa saja disini." jawab Alexa.

"Papapa ... uang." rengek si kembar pada Erick.

Dan Erick segera menghampiri si kembar yang sudah siap menghulurkan tanganya untuk Erick gendong.

Dengan tatapan berat dan hati yang enggan, Alexa kini melangkah menghampiri Erick yang sudah menggendong kedua putrinya.

"Aku sayang kalian, sayang." Alexa mencium kedua pipi malaikat kecilnya.

Si kembar langsung membalas ciuman Alexa pada pipi dan dan bibirnya. Dan itu sedikit membuat Erick tak tega dalam hatinya.

"Besok sore, aku akan mengantar mereka ke rumahmu, dan ingat hanya satu hari." ucap Erick yang membuat Alexa menangis bahagia.

"I ya, terima kasih Erick. Aku akan menunggu kalian di rumah." Alexa mengusap kedua air mata dengan tanganya.

"Baiklah, aku pulang dulu. Ingat, kau harus menjaga kesehatanmu." ucap Erick, seraya melangkah ke luar dari ruangan Alexa.

Sebenarnya, di dalam hati Erick yang lembut. Dirinya tak mau memisahkan Alexa dan kedua putrinya. Namun semua dia lakukan untuk kebaikan kedua putrinya.

Setelah sampai rumah, Erick langsung memidahkan kedua putrinya yang sudah tertidur selama perjalanan ke dalam kamarnya.

Erick tidak menyadari, bahwasanya sepasang mata telah mengikuti dan mengawasinya semenjak dari rumah sakit hingga ia sampai ke dalam rumahnya.

"Ouwh, jadi disini tempat tinggalmu sekarang?" ucap lelaki itu sambil menghidupkan mesin mobilnya.

"Mungkin, lain kali saja aku akan datang ke rumahmu, Erick." Lelaki itu pergi dengan mobilnya meninggalkan kediaman Surono.

Sementara, di negara lain tepatnya di berlin Jerman. Sebuah keluarga besar masih terlihat bersedih mengingat salah satu putra tampan kesayanganya telah meninggal dalam kasus perampokan Extreme.

"Mom, Papi benar benar bersedih. Kini kita benar benar telah kehilangan kedua putra kita." ucap seorang lelaki dengan rambut yang sudah berwarna putih.

"I ya, Pap. Dulu kita kehilangan salah satu putra kita ketika dia masih berusia 2 tahun, dan itu membuat Momi benar bebar merasa bersalah atas kejadian itu." wanita tua menangis tak kuasa menahan keadaan yang menimpanya.

LIKE .. LIKE TINGGALKAN LIKE KALIAN DI CERITA INI. DAN JANGAN LUPA KLIK FAVOURITE JUGA YA.

Terpopuler

Comments

ˢⁱ🅖︎🄴🅝︎ⁱⁱⁱ🅣︎

ˢⁱ🅖︎🄴🅝︎ⁱⁱⁱ🅣︎

next

2021-09-25

1

W⃠💎Muy🐊🦃⃝⃡ℱ𝕸y💞

W⃠💎Muy🐊🦃⃝⃡ℱ𝕸y💞

wah ternyta erick kembaran daren toh..itu yg ngikutin erick siapa lagi ya???

2021-06-18

1

comel eka ira 🎯™

comel eka ira 🎯™

kembaran yg terpisah ya mereka, kira" erik menyadarin tdk yaa...
penasaran ,next..
semangat ....

2021-06-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!