POLISI MUDA

Deras air sungai membuat jasad erick terpontang panting kesana kemari kemari, hingga pada akhirnya jasad Erick tersangkut pada sebuah batu yang berukuran besar, tempat yang tidak jauh dari jatuhnya Alexa ke sungai karena insiden penembakan yang di lakukan pencuri semalam padanya.

Ke esokan harinya, pihak kepolisian di gegerkan dengan sebuah laporan warga yang melihat tubuh Daren tergeletak di depan pintu rumahnya dengan tubuh yang bersimbah darah.

Pihak kepolisian yang mendengar laporan warga, mereka langsung terjun menuju TKP untuk melakukan penyelidikanya.

Di dalam penyelidikanya, polisi sedikit mendapat kesulitan mencari barang bukti, bagaimana tidak, si pencuri dalam melancarkan aksinya, tidak meninggalkan jejaknya sama sekali.

Selesai dengan penyelidikanya, pihak kepolisian langsung membawa jenazah Daren yang sudah tidak bernyawa untuk di otopsi sebelum di makamkan.

Sebelum kepergianya, pihak kepolisian di kagetkan kembali dengan suara tangisan anak kecil yang berasal dari rumah Daren.

Surono yang ketika itu memimpin penyelidikan, dirinya kini turun dari mobil dan kembali masuk ke dalam rumah Daren yang telah di beri garis polisi.

Di dalam rumah, Surono mengedarkan pandanganya mencari dari mana arah suara tangisan anak kecil itu berasal.

Dan setelah jelas, Surono langsung menghampiri pintu kamar yang ia duga suara tangisan itu berasal.

Surono masuk ke dalam dan melihat pintu lemari yang kini terbuka lebar.

Surono tak menyangka bahwa ada anak kecil yang tak berdosa yang luput dari pemeriksaanya.

"Cup ... cup, anak manis. Jangan nangis ya." Surono menggendong salah satu bayi yang di temukanya.

"Cepat kau bantu aku gendong satunya lagi dan bawa kedua anak ini ke rumah sakit untuk mendapat pemeriksaan lebih lanjut." titah Surono pada bawahanya.

"Siap, Pak." ucap bawahan Surono yang kini terlihat langsung menggendong bayi kecil satunya.

Surono dan beberapa bawahanya terlihat keluar dari rumah Daren, mereka melangkah masuk ke dalam mobil dan perlahan meninggalkan kediaman Daren menuju rumah sakit.

Kedua anak kembar yang baru berusia Satu tahun 8 bulan tersebut, tak henti hentinya menangis sambil dan seseksali menghisap jempolnya.

"Pak, mungkin anak kembar ini lapar dan haus." ucap salah bawahan pada Surono.

"I ya, kau benar. Tapi apa yang bisa aku lakukan sekarang, Susu pun tak ada di dalam mobil ini." Surono.

"Pak, bagaimana kalau kita mampir ke toko swalayan terdekat terlebih dahulu?" ucap salah satu bawahan menyarankan pada Surono.

"Buat apa kita kesana?" tanya Surono dengan polosnya.

Semua bawahan Surono menepuk jidatnya bersamaan melihat kekonyolan atasan yang lelet dalam berpikir.

"Bapak ini bagaimana, untuk membeli susu lah, Pak." tegas salah satu bawahan Surono.

Kini bagian Surono yang menepuk jidat sambil menggelengkan kepala.

"Maaf, saya lupa. Baiklah kalau begitu, kita mampir ke swalayan terdekat dulu." ucap Surono.

Sampai di swalayan Surono yang dangkal akan pengetahuanya mengurus bayi, dirinya terlihat bingung dalam memilih susu mana yang akan di beli dan cocok untuk usia anak kembar yang berada di dalam mobilnya.

"Maaf, Pak. ada yang bisa saya bantu?" tanya wanita yang bertugas sebagai pelayan di swalayan tersebut.

"Saya cari susu, mba, ada?" tanya Surono.

"Ada, Pak. banyak, untuk usia berapa?" tanya lagi si petugas tersebut.

Surono terlihat kembali bingung, karena memang dia belum mengetahui dengan pasti, berapa usia anak kembar yang berada di dalam mobilnya.

Berapa ya?, mana aku tahu. Ya sudah sudah aku kira kira saja.

"Pak, usia berapa?" tanya lagi si petugas yang membuat Surono kembali sadar dalam lamunanya.

Surono terhenyak dan kini kembali fokus dalam obrolanya.

"Saya belum tahu, mba. Tapi yang jelas, anak tersebut baru terlihat belajar berjalan seperti itu." jelas Surono.

"Ouwh, baik. Tunggu sebentar Pak." si pelayan mengambilkan dua susu kaleng bebelac 1000gr.

"Gede bener, susunya?" ucap Surono dengan pandangan melihat susu kaleng yang di peluk pelayan tersebut.

"Maksud, Bapak?" si pelayan gagal fokus.

Surono menggelengkan kepala dan beralih memandang wajah si pelayan tersebut

"I ya, susunya gede, besar gitu." ucap Surono yang makin membuat si pelayan gagal fokus dan merasa malu.

"Pak, ini susunya. Bayarnya di kasir sana." Si pelayan memberikan dua kaleng susu tersebut pada Surono.

Si pelayan berbalik menutupi kedua payu dara dengan melipat tanganya di dada.

"Buset, gede, besar lagi ini susu. Repot juga bawanya." ucap Surono yang terdengar jelas di telinga si pelayan.

Surono memeluk kedua kaleng tersebut dan melangkah menuju kasir untuk membayarnya.

Sedangkan si pelayan tadi, terlihat berlari kecil dan masuk ke dalam toilet dan mengunci pintunya.

Pelayan cantik swalayan tersebut terlihat berdiri di depan cermin toilet, dengan mata yang terus memandang ke arah dadanya.

"Emang gede banget ya?" si pelayan bertanya pada diri sendiri dengan tangan terus mengukur payu daranya.

"Masa bodo lah, di kasihnya segini ya udah di syukurin aja." ucap si pelayan tersebut sambil membenarkan pakaian dan kembali keluar dari toiletnya.

Setelah mengantri, kini bagian Surono yang menyerahkan belanjaanya pada kasir. Sang kasir menghitung semua yang di ambil surono dalam belanjaanya.

Setelah selesai, Surono keluar dari swalayan dan kembali menuju mobilnya.

"Pak, susunya mana?" tanya salah satu bawahanya.

"Ini, di dalam." jawab Surono sambil menunjukan belanjaanya yang berisi susu berikut dotnya.

"Terus, apakah anak kembar ini kita suruh mengmonsumsi susu ini tanpa menggunakan air?" tanya lagi bawahanya pada Surono dan membuat kedua anak kecil kembar itu tertawa riang.

"Sial, apa itu artinya aku harus kembali masuk ke swalayan itu?" tanya Surono yang langsung di balas anggukan oleh bawahanya.

Dengan rasa malas, Surono membawa Dot yang sudah ia isi dengan takaran susu menuju masuk swalayan itu kembali.

Di dalam swalayan, Surono kembali bertemu dengan pelayan yang tadi melayaninya.

"Mba," panggil Surono.

Si pelayan tadi berbalik dan sedikit kaget melihat Surono yang tiba tiba datang kembali.

"I ya, Pak. kenapa?" tanya si pelayan tersebut.

"Susunya." ucap Surono.

Si pelayan kini terlihat malu dan menutup kedua dada dengan melipat tanganya.

"Kenapa lagi susunya?" si pelayan menunduk dan enggan melihat wajah Surono.

Surono memberikan Dot susu pada pelayan tersebut, dan secara tidak sadar memegang lama tangan si pelayan.

"Boleh saya minta air panas sedikit, untuk menyeduhnya." pinta Surono.

Si pelayan mendongak memandang Surono dan segera melepas pegangan tangan Surono.

"Maaf, mba. saya lupa." Sorono menunduk malu.

"Bisa, tunggu sebentar." Si pelayan melangkah pergi membawa Dot yang di berikan Surono padanya.

Dan tak berselang lama, si pelayan tersebut sudah membuatkan susu dan memberikanya pada Surono.

Surono terlihat senang dan membalas senyuman manisnya pada si pelayan yang sangat ramah tersebut.

"Terima kasih mba," ucap Surono seraya berbalik dan melangkah meninggalkan si pelayan cantik yang terus menatap kepergianya.

LIKE ... LIKE ... JANGAN LUPA LIKE AND RATENYA YA.

Terpopuler

Comments

mr cuncun

mr cuncun

kuharap engkau baik baik saja

2021-10-02

0

tuyul05

tuyul05

next

2021-09-25

0

💈🦃༺เყαɳɠ༄ᶦᶰᴳᴬ°᭄࿐

💈🦃༺เყαɳɠ༄ᶦᶰᴳᴬ°᭄࿐

trus up ya kkk..d tunggu

2021-09-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!