RAHASIA SURONO

Setelah Erick membawa kedua anak kembar itu bermain ke taman. Bu Sapta terlihat memegang pundak Surono dengan pandangan mata yang terlihat sedih.

"Jadi apa yang di katakan Dokter padamu, Suro?" tanya Bu Sapta memulai kembali percakapanya.

Surono memegang tangan Bu Sapta yang masih berada di pundaknya sambil mengusapnya.

"Dokter memvonis ...," Surono menunduk tak melanjutkan perkataanya.

Bu Sapta yang sangat ingin mengetahuinya, dirinya kini makin mendekat dan mengusap punggung Surono.

"Ceritakan pada Ibu, Suro. Ibu ingin mendengarnya juga." pinta Bu Sapta.

Dengan lidah kelu dan berat hati, Surono menghela nafas dan memalingkan pandanganya tak ingin wajah sedihnya terlihat Bu Sapta.

"Dokter telah memvonis, bahwa hidupku tak akan lama lagi, Bu." Surono menggeleng kecewa menjelaskan itu.

"Suro, kau harus bersabar nak. Ibu yakin, suatu saat nanti kau pasti sembuh, percayalah itu." Bu Sapta mencoba menenangkan Surono.

"Bu, kangker yang ku derita sudah stadium tiga, tipis harapan selain kematianlah yang akan datang dan menjadi obat penghilang rasa sakit yang selama ini aku rasakan." ucap Surono dengan mata memandang ke arah jendela memperhatikan Erick.

Bu Sapta tak kuasa menahan rasa sedihnya yang begitu dalam mendengar penuturan yang terlontar dari Surono.

"Sabar, Suro." Bu Sapta menangis memeluk Surono dari belakang.

"Dan itulah alasan, mengapa aku tak pernah dekat dengan wanita, dan enggan mencari istri. Aku tak mau di sisa akhir hidupku, aku akan menyakiti wanita yang telah mencintaiku." Surono meneteskan air matanya kesedihanya.

"Sekarang Ibu mengerti semuanya, Suro. Mulai dari sekarang, Ibu tak akan pernah memaksakan dirimu lagi untuk mencari seorang pendamping hidup." Bu sapta melepas pelukanya.

Surono menggenggam kedua tangan Bu Sapta sambil meneteskan air matanya kembali.

"Bu, jangan ceritakan ini pada Erick, saya mohon." pinta Surono yang langsung di balas anggukan Bu Sapta.

"Ibu berjanji nak, Ibu tak akan mengatakan penyakit yang kai derita pada siapa pun." Bu Sapta meyakinkan Surono.

"Bu, bantu Suro berbuat kebaikan ya. Suro ingin, di sisa akhir hidupku, Suro ingin berbuat kebajikan dan bermanfaaat bagi semua orang." Surono memohon pada Sapta.

"I ya, nak. Ibu Bantu, bukankah yayasan panti asuhan ini milikmu." ucap Bu Sapta.

"Bu, jika nanti Suro sudah tiada, Ibu janji harus menjaga panti Asuhan ini dengan segenap jiwa raga Ibu." ucap Surono yang tak berseling lama ia terlihat memegang kepalanya.

"Suro, kamu kenapa. Nak?" Bu Sapta semakin cemas melihat Surono yang terlihat pucat.

"Aku tidak ... apa ...apa," ucap Surono yang langsung jatuh tersungkur kelantai tak sadarkan diri.

Bu Sapta langsung merengkuh mengangkat kepala Surono dan memeluknya.

"Tolong ... tolong ...," Bu Sapta berteriak meminta pertolongan.

Sementara Erick yang terlihat sedang asik bermain dengan si kembar, dirinya melihat anak anak panti yang berlari menuju ruangan di mana Surono berada.

"Ada apa ini?" gumam Erick.

Erick bergegas menggendong si kembar dan membawanya menuju ke rumunan orang yang berkumpul di ruangan Bu Sapta.

"Biarkan aku lewat." pinta Erick pada orang orang yang mengerumuni Surono dan Bu Sapta.

"Erick, tolong kau bawa Surono sekarang ke rumah sakit, Ibu mohon." pinta Bu sapta.

"I ya, Bu. Ini saya titip si kembar." Erick membopong Surono dan membawanya masuk ke dalan mobil.

Di dalam mobil Erick terlihat kebingungan mencari kunci kontak mobil Surono.

"Sial, dimana kuncinya." Erick terdiam sesaat dan mengingat, ketika ia turun dan baru sampai panti asuhan.

"I ya, aku baru ingat, kunci mobil ada di dalam saku celananya." ucap Erick seraya langsung menggeledah isi saku celana Surono.

Setelah menggeledah, akhirnya Erick dapat menemukan kunci mobil tersebut dan mengambilnya.

"Akhirnya, ketemy juga." Erick mencium kunci mobil tersebut dan langsung memasukanya pada lubang kontak mobilnya.

"Tunggu!" seru Bu Sapta dari luar mobil.

Erick yang mendengar seruan itu, dirinya tak langsung menancap pedal gasnya.

"Ada apa, Bu?" tanya Erick memandang ke arah Bu Sapta yang masih di luar.

"Izinkan aku ikut, Erick." pinta Bu Sapta.

"Baiklah, cepat masuk." jawab Erick

Bu Sapta masuk ke dalam mobil serta merta membawa si kembar bersamanya.

Setelah masuk, dan mengunci pintu mobilnya. kini Erick menancap pedal gasnya perlahan meninggalkan area panti Asuhan kasih Bunda menuju rumah sakit

Terpopuler

Comments

naira💦

naira💦

gaskueeen

2021-10-08

0

marisyah

marisyah

next next

2021-10-08

0

mr cuncun

mr cuncun

hee...gk lupa lirik selanjutnya

2021-10-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!