BAB 12
Pertunjukan sirkus Alexander sukses besar di Turin. Mereka dapat mengumpulkan uang banyak dari beberapa penampilan kocak mereka. Sudah dua belas hari mereka di sana.
Kini tiba saatnya bagi mereka untuk bergerak kembali berpindah ke lokasi lain. Karavan paman Bet memimpin di depan dan memilih jalur perjalanan ke utara. Perjalanan mereka kali ini, akan singgah ke lembah Aosta di daerah pegunungan Alpen barat.
Lembah Aosta adalah lembah Alpine yang dengan lembah anak sungainya meliputi lereng Italia Mont Blanc, Monte Rosa, Grand Paradiso dan Matterhorn.
Lembah, biasanya di atas 1.600 m (5.200kaki) , setiap tahun memiliki iklim Kontinental dingin. Dalam iklim ini, musim salju sangat panjang, selama 8 sampai 9 bulan di titik tertinggi.
Selama musim panas, kabut terjadi setiap hari. Kebetulan, mereka datang pada akhir musim panas, sehingga kabut sangat tebal jika malam tiba. Menurut jadwal biasanya, dua hari lagi lembah Aosta akan memasuki musim dinginnya. Keadaan itu, sengaja di pilih Bet untuk tujuan tertentu.
Setelah tujuh jam melakukan perjalanan tanpa henti, mereka pun sampai di lembah Aosta dengan selamat.
Rombongan karavan memarkirkan karavan mereka di tempat yang cukup strategis. Sejauh mata memandang, mereka dapat menikmati pemandangan indah dan beberapa Castil yang menawan.
Paling mencolok di sana adalah Castil Savoy yang sudah berdiri sejak tahun 1904. Kira-kira sepuluh tahun yang lalu.
Di sekitar Castil, terdapat rumah-rumah penduduk yang nampak begitu mungil jika bersanding dengan Castil tersebut. Pada saat itu, kaum Savoylah yang menempati dan menguasai wilayah Aosta. Dengan seorang pemimpinnya yang bernama Humbert.
Dalam hal ini, paman Bet dan Kristoffer berperan sebagai perantara anggota sirkus yang akan memintakan ijin menggelar pertunjukan di sana.
Mereka menemui Humbert yang agung untuk berdiskusi. Beruntung sekali, permohonan mereka tidak ditolak, bahkan diterima dengan baik. Asal mereka tidak menyisipkan sesuatu berbau politik kedalam pertunjukkan mereka nanti.
Setelah perjanjian itu disepakati, Kristoffer dan Bet kembali ke perkemahan sirkus. Mereka segera menyuruh anggota lainnya bersiap-siap mendirikan tenda sirkus mereka.
Di malam pertama pertunjukkan mereka, masih sedikit pengunjung yang datang. Mungkin mereka perlu melakukan promosi dan pergi ke dusun-dusun untuk mengiklankan sirkus mereka.
"Sebaiknya kita melakukan promosi besar-besaran ke dusun dekat Castil, bagaimana paman Kristoff?"
"Ya. Usulmu benar juga, Bradon."
"Bagaimana cara kita melakukan promosi?" tanya Gustafo.
"Mungkin besok pagi, aku dan salah satu dari kalian bisa memakai kostum badut untuk melakukan iklan ke rumah-rumah penduduk?"
"Sambil melakukan pertunjukan kecil?"
"Ya. Seperti itulah."
Usulan itu pun diterima tanpa syarat. Besok, Paman Kristoffer dan Bradon akan pergi melakukan promosi ke rumah-rumah penduduk. Dengan cara itulah mereka berharap, akan menarik perhatian pengunjung.
...****************...
Esok paginya saat Egon membuka matanya setelah semalam ia tidur pulas, Gill nampak sedang duduk melingkar di kakinya.
Ia melihat bahwa Bradon sudah tidak ada di pembaringannya. Rupanya anak itu sudah pergi bersama paman Kristoff sejak pagi tadi.
Karena Egon merasa bosan, ia pergi keluar dari karavannya. Sambil menuruni anak tangga karavannya, ia menguap dan menggeliat. Nona Diana datang menyapa Egon dan menawarinya sarapan.
"Kau sudah bangun? Apa kau mau sarapan sekarang?"
"Eh? A apakah Bradon sudah berangkat ke dusun?"
"Ya. Bersama Kristoff."
"Begitu, ya?"
"Ehem. Apa kau mau sarapan? Aku sudah membuat sarapan sejak pagi tadi. Dan aku menyisakan bagianmu." nona Diana menawari Egon sarapan sekali lagi.
"Baiklah."
Nona Diana mengajak Egon pergi ke dekat batu besar yang permukaannya rata, tempat dirinya meletakkan makanan pagi tadi.
Dengan sigap Diana mengulurkan roti gandum yang ia buat menjadi sandwich dengan daging, sayuran dan keju di dalamnya. Serta dua buah kentang rebus yang masih cukup hangat.
Pagi-pagi benar, Diana dan Charlotte pergi ke dusun untuk membeli keju buatan penduduk. Dengan susu asli dari ternak mereka, keju yang disebut Fontina itu terasa begitu lezat setelah diolah menjadi makanan walau tampilan semulanya kurang menarik.
Saat Egon sedang menikmati sandwichnya, Mariane datang dan menemani Egon sarapan. Anak perempuan dengan rambut kemerahan itu menaruh perhatian khusus pada Egon.
Beberapa kali, Ane (panggilan untuk Mariane) terlihat mengusap sisa makanan yang ada di bibir Egon. Walaupun begitu, Egon berpikir bahwa Ane hanya iseng saja melakukan hal itu.
Berbeda dengan Gill yang duduk di sisi Egon, ia dapat merasakan perasaan gadis kecil tersebut pada saudaranya. Ia terus memperhatikan gerak-gerik Ane yang mencolok. Setelah menemani Egon sarapan, nona Diana pergi beberes alat makan dibantu oleh Mariane.
"Terima kasih untuk sarapannya, nona Diana," ucap Egon sambil beranjak pergi. Gill mengikuti langkah Egon yang berjalan menuju danau.
SRAK !
Tiba-tiba, pendengaran Egon yang tajam mendengar sesuatu dari suatu tempat. Ia berhenti sejenak untuk memastikan suara itu bukanlah suara kebetulan. Tanpa sengaja ia melihat paman Bet sedang berada di dalam karavan paman Alexander. Rupanya, Gill juga melihat hal ganjil tersebut.
"Sedang apa dia di dalam karavan paman Alex?" bisik Gill.
"Entahlah, mari kita intip," jawab Egon.
Mereka berdua bersembunyi di balik karavan Bradon yang saling terkait dengan karavan yang ada di depannya, yaitu karavan milik paman Alexander.
Mereka menjulurkan kepala sedikit lebih dekat dengan jendela, untuk melihat apa yang sedang dilakukan paman Bet di dalam karavan tersebut.
Dengan kedua matanya, Egon melihat bahwa paman Bet sedang mencari sesuatu di dalam lemari pakaian milik paman Alexander. Benar saja, Bet berhasil mendapatkan sebuah amplop coklat dan menyembunyikannya ke dalam bajunya.
"Amplop apa itu? Aku merasa, dia sangat mencurigakan."
"Entahlah. Untuk apa dia mengambil amplop itu dengan diam-diam seperti ini? Apakah dia sedang mencurinya?" Egon memegangi leher Gill agar tidak bertindak gegabah.
Ketika Bet keluar, ia menoleh ke sana kemari untuk memastikan bahwa apa yang ia lakukan tidak diketahui seseorang.
Kemudian dengan cepat ia bergegas pergi ke karavannya. Karena pintu karavan milik paman Bet ada di sisi lain, Egon yang berdiri di seberang tidak bisa melihat dengan jelas gerak-gerik pria tersebut.
Yang nampak hanya karavan yang sedikit bergoyang. Akhirnya, ia memutuskan untuk mendekati karavan di seberangnya itu agar lebih jelas melihat apa yang sedang di rencanakan paman Bet.
GYUUTT !
Egon bergeser dari sisi karavannya ke dinding karavan paman Bet. Dengan perlahan ia mengintip ke dalamnya. Kosong ! Paman Bet tidak ada di dalam karavan tersebut.
Lalu ke mana dia pergi? Egon yakin betul, bahwa paman Bet tadi pergi ke karavannya. Mengapa sekarang orang itu tidak ada di dalam? Gill merasakan keganjilan. Ia mengendus dan memutari karavan. Hasilnya, ia menemukan sebuah pintu rahasia.
Rupanya pintu tersebut berada tepat di bawah karavan paman Bet. Dengan bertutupkan lempengan kayu dan semak, semua orang pasti tidak mengira bahwa di sana ada sebuah lubang yang tertutup. Bahkan ia dan Egon saja tidak akan curiga bahwa di bawah karavan itu ada semacam jalan rahasia.
"Egon, kemarilah!" panggil Gill.
"Ada apa?" Egon mendekati Gill dan melihat semak.
"Coba kau lihat itu."
"Semak belukar?"
"Bukan. Amatilah dengan seksama," ucap Gill.
Egon mengamati semak tersebut dan kemudian menyibaknya. Alangkah terkejutnya ia melihat bahwa dibalik semak tersebut ada sebuah papan kayu sebagai penutup sebuah lubang.
"Ini sebuah jalan rahasia?"
"Benar," jawab Gill. "Pria itu memiliki rahasia yang menurutku sangat mencurigakan."
"Apa kita akan selidiki ini?"
"Menurutmu bagaimana?"
Egon menoleh ke kanan dan ke kiri. "Sebentar lagi pasti Bradon pulang, jika kita tidak terlihat maka akan semakin mencurigakan."
"Lalu apa rencanamu?"
"Jika pertunjukan berjalan, paman Bet pasti akan sibuk dengan penampilannya, bukan? Saat itulah, kita akan masuk ke dalam."
"Ide bagus. Baiklah. Kita tunggu pertunjukan digelar."
"Hmm."
Egon mengangguk. Ia mengajak Gill pergi dari tempat tersebut dan masuk ke dalam karavan Bradon. Dari dalam karavan Bradon, mereka masih dapat mengawasi dan menunggu Bet keluar dari tempat rahasianya.
...****************...
BERSAMBUNG..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Putri Handayani
semangat kak💪💪💪
2022-01-19
2