BAB 10
Egon bersama Bradon dan beberapa anggota sirkus lain meminta kesempatan pada polisi istana untuk berbicara sebentar dengan paman Alexander. Untung saja, usaha mereka untuk berbicara sebentar dengan paman Alexander di ijinkan.
Dengan penjagaan ketat di sekeliling mereka, Bradon menemui ayahnya yang duduk di salah satu batu dekat pohon dan dijaga ketat oleh polisi istana.
"Ayah!" panggil Bradon.
Alexander menoleh pada putranya beserta ketiga kawannya yang menemani Bradon di belakang. Ia merasa bersyukur diberikan kesempatan untuk bertemu dan berkomunikasi dengan putranya walau hanya sebentar.
"Bradon, putraku."
"Ayah, apa ayah baik-baik saja? Bagaimana keadaan sirkus kita jika tanpa ayah?"
"Untuk sekarang ini, ayah kurang berhati-hati. Saat menyuruh paman Bet memeriksa keadaan, ayah tidak memeriksa ulang apakah tempat ini benar-benar aman untuk kita melakukan pertunjukkan. Ayah juga berbicara terlalu lancang saat mereka menyeret ayah tadi. Kemungkinan besar, ayah akan ditahan di sini."
"Tapi, ayah! Kami tidak ingin berpisah dengan ayah, bagaimana sirkus kita?"
"Untuk sementara, kaulah pemimpin sirkus kita."
Baru beberapa menit berbicara, polisi istana kembali menyeret Alexander. Mereka menangkap pemilik sirkus itu karena dianggap lancang telah menggelar pertunjukan tanpa meminta ijin terlebih dahulu pada penguasa wilayah tempat itu.
Khususnya pada ratu yang sedang menjadi penguasa Genova. Baik Bradon maupun Egon hanya bisa menatap kepergian Alexander dengan sedih. Mereka berdua saling bergandengan erat.
Setelah kepergian Alexander, tim sirkus menjadi murung. Terutama anggota anak-anak. Mereka begitu menyayangi ketua sirkus, sebab selama ini pula Alexander juga sangat perhatian kepada mereka.
Bak ayah kandung bagi anak-anak jalanan yang ia adopsi sebagai anggota sirkus, Alexander melindungi keempat anggota sirkusnya yang menjadi anak yatim dan piatu dengan baik.
Mariane, Gustafo, Egon dan Bradon duduk melingkar bersama anjing-anjing mereka di depan perapian yang dibuat oleh paman Kristoffer. Mereka seakan hilang arah dan tujuan hidup.
"Anak-anak, sebaiknya kalian tidurlah lebih dulu. Aku dan Kristoff akan pergi menemui Alex, esok pagi di penjara. Polisi istana itu bilang, baru besok putusan hukuman baginya akan dibacakan."
"Apa ayah akan baik-baik saja, paman Kristoff?"
"Aku tidak tahu, Brandon. Mari kita berdoa bersama untuknya."
Mereka pun berdoa untuk keselamatan Alexander. Mereka berharap, kepergian paman Bet dan paman Kristoff besok membawa kabar gembira untuk mereka.
Setelah doa bersama selesai, akhirnya anak-anak itu pun bersedia untuk istirahat. Mereka tidur di karavan-karavan mereka. Tak terkecuali Bradon dan Egon. Kedua anak tersebut sudah berada di posisi mereka masing-masing. Bahkan Bradon langsung terlelap begitu kepalanya menyentuh bantal.
Pada saat Egon bergegas untuk tidur dengan Gill yang berada di dalam pelukannya, tiba-tiba saja Alpha dan yang lainnya mendekati Egon. Mereka berniat untuk tidur bersama anak tersebut. Karena Egon tidur di tempat tidur susun bagian bawah, anjing-anjing tersebut dengan mudah naik ke pembaringannya.
"Kalian semua? Kenapa kemari?" tanya Egon.
"Sebenarnya, selama ini aku mencium bau aneh dari orang yang bernama Kristoff," jawab Alpha.
"Bau seperti apa?"
"Seperti makhluk."
"Makhluk? Benarkah ada makhluk di sini?"
"Kebalikan dari dirimu, jika dirimu memancarkan energi panas, kami merasakan energi dingin darinya. Tapi mata kami tidak bisa melihat jelas siapakah dia sebenarnya."
"Kebalikan dariku?"
"Yang aku dengar dari cerita ayah. Energi dingin hanya datang dari para Vampir," ucap Gill menyela.
"Apa? Vampir?" Egon terperanjat.
"Benar. Tapi aku belum bisa memastikannya. Selama ini aku juga tidak melihat keanehan pada dirinya. Jika dia benar seorang Vampir, seharusnya dia sudah terbakar jika berjalan dibawah sinar matahari. Kenapa dia baik-baik saja?"
"Aku juga tidak tahu, apa yang diucapkan temanmu itu benar. Itulah sebabnya aku mengatakan, bahwa aku mencium bau aneh darinya," jawab Alpha.
Mata Gill berubah merah. Ia mencoba berjaga untuk mengawasi gerak-gerik di sekitarnya. Mendengar cerita dari Alpha sang anjing penjaga, ia menjadi sedikit khawatir jika benar orang yang bernama Kristoff itu adalah seorang Vampir.
Maka selama ini, seharusnya pria itu tahu siapa pula Egon. Dan siapa pula dirinya beserta kelima anjing piaraan sirkus.
...****************...
Suara berisik burung gereja terdengar di atas atap karavan tempat Egon tidur. Rupanya hari sudah mulai pagi, dengan semburat sinar keemasan dari matahari yang menyelinap masuk melalui celah jendela.
Egon bangun dan mengusap-usap matanya. Ia melihat bahwa anjing-anjing yang ada bersamanya masih membuka mata. Mereka tidak tidur sama sekali.
"Apa kalian berjaga semalaman?" tanya Egon.
"Ya."
"Kenapa tidak tidur saja?"
"Kami tidak bisa tidur."
"Aku juga," jawab Gill.
KRENGKEET !!
Suara pembaringan dari atas. Rupanya Bradon juga sudah bangun. Ia menggeliat ke sana ke mari sambil menguap.
Ketika akhirnya ia melipat selimut dan turun dengan tangga yang ada di sisi pembaringan, ia melihat bahwa Egon sedang dikerubuti para anjing.
"Oh? Astaga? Kau tidur bersama mereka?"
"Eh? I iya."
"Bagaimana mereka bisa menjadi manja seperti itu? Biasanya mereka selalu tidur di bawah lantai. Atau bahkan di depan pintu karavan."
"Ehem. Entahlah. Mungkin mereka juga merasa sedih karena paman Alexander tidak ada di sini."
"Benar juga," Bradon menunduk sedih.
"Sudahlah. Ayo kita pergi menemui paman Bet atau paman Kristoff. Mereka bilang, putusan hukuman akan dibacakan pagi ini, bukan?"
Mereka bergegas turun dari karavan diikuti para anjing. Saat mereka melihat kerumunan di karavan paman Kristoff, mereka pun bergegas pula menuju ke sana. Paman Kristoff menoleh saat mereka berdua datang.
"Bagaimana paman? Apakah kau sudah menemui ayahku?" tanya Bradon penasaran.
"Ya. Kami berdua baru saja pulang dari sana," jawab paman Bet.
"Lalu apa keputusannya?" tanya Bradon lagi.
"Mereka, menjatuhi hukuman lima tahun penjara pada Alex," jawab Kristoffer.
"Lima tahun? Itu terlalu lama untuk kita."
Bradon menangis. Ia tidak tahu lagi harus bagaimana ketika mendengar ayahnya akan dihukum selama lima tahun di dalam penjara istana. Itu berarti, selama itu pula sirkus mereka harus berjalan sendiri tanpa kepemimpinan seorang Alexander.
Di dalam kesedihannya, Egon terus memperhatikan paman Kristoff. Ia masih memikirkan obrolannya semalam bersama para anjing. Jika benar paman Kristoff adalah seorang Vampir, maka seharusnya ia akan terbakar saat sinar matahari yang memancar terang itu menerpa tubuhnya.
Tetapi, dia tampak baik-baik saja. Apakah dia seorang Vampir istimewa? Yang menurut cerita, akan baik-baik saja saat terkena sinar matahari langsung.
Entahlah.
Saat mata Egon menatap mata paman Kristoff, pria dewasa itu menoleh dan memperlihatkan bola matanya yang sedikit aneh. Pupil matanya kecil. Tidak seperti manusia normal lainnya.
Jika diamati kembali, kulit paman Kristoff memang putih dan sedikit pucat dengan rambut hitam kecoklatan. Tanpa sengaja pandangan mata keduanya bertemu. Saat itu pula Egon seperti merasakan getaran angin menerpa dirinya.
"Ada apa, Egon? Apa kau mau bertanya sesuatu?"
"Ah?? T tidak, paman."
"Hmm. Baiklah kalau begitu."
Egon menelan ludah. Ia merasa sedikit gugup saat menatap paman Kristoffer. Rupanya Gill dan kelima anjing lain juga merasakan hembusan angin yang sedikit bergetar menerpa tubuh mereka.
Gill memperhatikan betul, bahwa getaran angin tersebut terjadi saat mata Egon dan mata Kristoffer tanpa sengaja bertemu. Jadi, benarkah paman Kristoffer adalah seorang Vampir??
...****************...
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments