PENCEKALAN DAN PENANGKAPAN PAMAN ALEXANDER

BAB 9

Dua pekan setelah Egon memiliki sepatu baru, kelompok sirkus Alexander bergegas kembali. Mereka membereskan peralatan sirkus mereka dan berangkat menuju Genova-Liguria-Italy.

Perjalanan menuju kota pelabuhan besar di saat itu, cukup melelahkan. Sebab mereka harus beberapa kali memperbaiki ban karavan mereka yang memang sudah tua dan minta diganti.

Akhirnya, ketika mereka melewati sebuah desa yang hampir semuanya menjadi pengrajin kayu, terpaksa pula mereka berhenti dan mampir ke salah satu toko mereka untuk membuatkan roda cadangan.

Setelah roda mereka diperbaiki yang terakhir kalinya, rombongan sirkus Alexander melanjutkan perjalanan mereka hingga tiga hari kemudian.

Walau dalam hati mereka merasa lelah, akhirnya mereka pun sampai di tempat tujuan.

Sesampainya di dekat pelabuhan yang cukup ramai, mereka beristirahat di sebuah pantainya. Tanpa komando, Nona Diana dan nona Charlotte membeli ikan di pelabuhan dan segera membuat makanan untuk semua anggota. Termasuk Egon dan Gill yang tidak terlalu suka dengan aroma ikan laut.

Namun begitu, perut mereka yang lapar menjadi kenyang seketika setelah menyantap masakan dari ikan yang sedap buatan nona-nona koki. Perpaduan hasil olahan tangan ajaib nona Diana dan nona Charlotte menciptakan rasa yang istimewa ke dalam masakan yang mereka santap.

Alexander meminta paman Bet untuk memeriksa situasi sekitar. Apakah aman jika mereka mengadakan pertunjukan di sana saat itu juga.

Mendapat perintah dari tuan Alex, paman Bet segera berlalu. Egon mengamati sekitar mereka. Walaupun berjarak sangat jauh, ia bisa mencium bau amis ikan dan hasil laut lainnya yang menurutnya sangat mengganggu indra penciumannya.

Rupanya Gill juga merasakan hal yang sama. Beberapa kali serigala itu menggaruk-garuk hidungnya.

Egon mendekati Gill dan mengajaknya pergi ke belakang barisan karavan. Mereka bersandar di salah satunya untuk menghindari bau menyengat yang mereka rasakan. Ketika mendengar geraman dari dalam salah satu karavan, mereka baru ingat bahwa itu adalah karavan tempat dimana kandang kelima anjing sirkus berada.

"Ayo kita masuk," Egon mengajak Gill masuk ke karavan tempat para anjing dikandangkan.

Egon mengendap-endap masuk ke dalam karavan binatang. Seketika para anjing sirkus meringkuk ketakutan melihat kedatangan mereka. Namun, Egon tetap mendekati mereka dengan perlahan.

"Jangan takut. Aku tidak akan menyakitimu."

"Aauuurrg !" suara Gill.

Anjing-anjing itu menjadi gelisah saat Egon menyodorkan tangannya masuk ke dalam kandang. Semuanya bergerak mundur menjauhi tangan Egon yang tiba-tiba saja mengeluarkan kuku tajam. Egon terkejut melihat tangannya sendiri. Ia pun menarik kembali tangannya yang tampak seperti tangan serigala yang berkuku tajam itu.

"Ada apa denganku?"

"Aku tidak tahu," jawab Gill yang juga bingung.

Egon menyembunyikan tangannya tersebut ke dalam balik bajunya. Ia memikirkan apa yang terjadi padanya. Bukankah seharusnya ia hanya berubah menjadi Lycan jika bulan purnama datang? Saat ia sedang bingung, salah satu anjing dalam kandang berbicara padanya.

"Ternyata mataku tidak salah lihat, kau benar-benar seorang Lycan!"

Egon dan Gill terkejut mendengar anjing yang bernama Alpha itu rupanya dapat berbicara bahasa mereka.

"Kau berbicara padaku?" tanya Egon memastikan.

"Ya. Aku berbicara padamu. Kau mengatakan bahwa kau tidak akan menyakiti kami. Apa itu benar?"

"I iya., Aku tidak ada maksud untuk menyakiti kalian. Sekarang katakan padaku, kenapa kalian selalu merasa takut saat melihat kami datang?"

"Kami ini sebenarnya keturunan Direwolf seperti kawanmu itu. Dulu, kami menjadi pengawal para anak dewa yang sesekali turun ke bumi untuk membasmi para Lycan.

Namun setelah berjalan beberapa abad lamanya, para Lycan menghilang secara misterius sehingga kami gagal menangkap mereka."

"Kaliankah anjing penjaga? Lalu apa hubungannya dengan ceritamu?"

"Karena Lycan masih meneror manusia, para dewa mengutuk kami yang gagal menangkap makhluk seperti mereka. Dan menjadikan kami lemah seperti anjing-anjing biasa. Dan membuang kami begitu saja ke bumi tempat manusia berada."

"Jika kau penjaga dewa, mengapa kau takut kepadaku?"

"Sebenarnya, saat dewa mengutuk kami, mereka berseru bahwa jika kami tidak dapat mengalahkan dan membunuh para Lycan, maka kamilah yang akan binasa di tangan mereka," cerita Alpha panjang lebar.

"Benar. Bagaimana kami menghadapi para Lycan dengan keadaan kami yang sekarang tanpa kekuatan yang kami miliki? Sekarang kami hanya anjing-anjing biasa. Yang akan mati begitu saja saat seseorang melukai kami. Itulah mengapa kami takut saat pertama melihatmu. Walaupun kekuatan kami sudah lenyap, tetapi mata kami tetap dapat melihat darah Lycan mengalir di dalam dirimu."

"Tapi sungguh, aku tidak bermaksud jahat pada kalian. Aku tidak sedikitpun berpikir untuk menghabisi atau mencelakai kalian," jawab Egon.

Kelima anjing dalam kandang besi itu saling berpandangan. Mereka berdiskusi sesaat, kemudian kembali mengatakan sesuatu pada Egon.

"Baiklah. Kami percaya kau tidak akan melukai kami."

Egon memeriksa kembali tangannya yang mengeluarkan kuku tajam seperti saat dirinya berubah menjadi Lycan. Sedikit demi sedikit kuku-kukunya mulai kembali seperti semula.

Tetapi tiba-tiba saja paman Bet masuk ke dalam karavan tersebut. Egon pun kembali menyembunyikan tangan kanannya.

"Kau sedang apa di sini?"

"Aku hanya ingin melihat mereka," jawab Egon gugup.

"Keluarlah. Kita akan melakukan pertunjukan di sini."

"B baik."

Egon menoleh sesaat kepada anjing dalam kandang sebelum pergi meninggalkan mereka. Alpha, Carli, Ciko, Fawn dan Capi menatap balik mata Egon. Sambil tetap menyembunyikan tangan kanannya di dalam balik baju, Egon turun dan melihat Bradon juga ada di karavan paman Bet yang campur dengan binatang.

"Apa kita akan menampilkan pertunjukan di tempat ini?"

"Ya, tarian dan permainan anjing. Kau bisa ikut menari, nanti."

"Benarkah?"

"Ya. Ayah mengijinkanmu ikut. Jadi pakailah rompi dan sepatu pertunjukanmu."

Egon mengangguk dan pergi ke dalam karavan berisi peralatan sirkus. Ia mengambil rompi dan sepatu khas untuk melakukan tarian Irish. Sambil menunggu tangannya kembali normal, ia bersiap.

Bradon tiba-tiba muncul dan menanyakan soal tangan Egon yang disembunyikan. Karena Egon gugup saat menjawabnya, Bradon menjadi curiga. Maka di raihnya paksa tangan Egon. Ia ingin melihat apa yang sedang disembunyikan Egon di balik bajunya.

"Apa yang kau sembunyikan dibalik bajumu itu?"

"I ini hanya, tanganku."

"Boleh aku lihat?"

"Eh? A,,, aa,,,"

Tepat saat Bradon menarik keluar tangan Egon, tangan tersebut sudah kembali seperti semula. Bradon pun masih merasa penasaran. Apa yang sebenarnya disembunyikan oleh Egon.

Tetapi karena ia tidak melihat apapun dibalik baju Egon saat itu, akhirnya ia tidak memperpanjang soal itu. Mereka berjalan ke rombongan yang sudah mennunggu dengan alat musik mereka.

Beberapa menit kemudian setelah semuanya siap, pertunjukan sirkus Alexander dimulai. Beberapa orang sekitar mulai tertarik dan menonton. Mereka begitu senang melihat kelompok sirkus itu menari dengan kompak.

Bahkan setelah itu, mereka mempertontonkan kekompakan bersama anjing-anjing lincah dengan amat baik. Tepuk tangan riuh pun menggema.

Egon membawa sebuah topper (topi sulap) untuk menadah uang pada para penonton. Ia berkeliling dan berterima kasih setiap penonton memasukkan uang ke dalam toppernya.

Tiba-tiba saja, terjadi kegaduhan. Beberapa polisi kerajaan datang dan menghentikan pertunjukkan mereka. Mereka mencekal dan melarang pertunjukan sirkus Alexander di sana.

Bahkan mereka juga mengobrak abrik karavan mereka dan menyita semua peralatan sirkus. Dan akhirnya, mereka juga membawa paman Alexander dan paman pun ikut bersama mereka. Seketika kelima anjing sirkus menyalak hebat saat tuannya dibawa paksa.

"Hentikan sirkus kalian, atau kami akan menangkap kalian semua!!" teriak para polisi kerajaan.

"Maaf tuan, kami hanya lewat dan mencari uang di sini."

"Apa kau tidak tahu apa saja larangan di sini?!!"

"Tidak. Apa kami salah jika menghibur mereka dengan tarian kami? Aku rasa kami tidak mengganggu siapapun." tanya paman Alexander.

"Jangan banyak bicara! Ayo ikut kami!"

"Ayah! Ayah! Tidak, jangan bawa ayahku, tuan!!" teriak Bradon karena polisi kerajaan menyeret ayahnya dan membawa semua peralatan sirkus.

Egon mendekap topper berisi uang yang baru saja ia dapatkan. Ia mencoba membela paman Alexander namun ia tidak bisa melakukan apapun kepadanya.

Ia hanya bisa meredam kemarahan saat mereka mendorongnya kasar hingga jatuh terjengkang ke belakang. Uang dalam topper pun berhamburan karenannya. Mariane dan Gustafo menolong Egon sambil bersedih. Mereka merasa sangat takut saat pencekalan terjadi di depan mata mereka.

...****************...

BERSAMBUNG..

Episodes
Episodes

Updated 43 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!