BAB 7
Para anjing sudah masuk kandang dengan benar. Ketika Bradon datang bersama kedua anjingnya, Alexander begitu senang karena anjing-anjing itu akhirnya ketemu. Ia juga melihat Egon dan Gill berjalan agak jauh dibelakang putranya.
"Kau temukan mereka dimana?"
"Egon memberitahuku bahwa kemungkinan besar, Alpha pergi ke pemukiman penduduk. Jadi kami pergi ke sana. Dan benar saja, Alpha ada di pasar dan Carli ada di dekat gereja," jawab Bradon menceritakan penemuannya.
"Bagus. Kalian anak-anak hebat. Kalau begitu, masukkan mereka ke kandang," perintah Alexander pada putranya.
Setelah Bradon berlalu untuk mengandangkan kembali kedua anjingnya, Alexander mendekati Egon. Ia mengucapkan terima kasih karena membantu Bradon mencari Alpha dan Carli.
"Anak hebat, kau pasti sudah berpengalaman bersama anjingmu itu. Sehingga kau bisa tahu kemana perginya seekor anjing yang tengah merajuk."
"Aah, itu kebetulan saja, paman."
"Hmm,, kalau memang begitu. Kau boleh ikut kami selama yang kau mau. Kau bisa bersahabat dengan putraku Bradon dan anjingmu bisa bermain dengan anjing-anjing kami," ucap Alexander mengusap-usap kepala Egon.
"Benarkah? Terima kasih, paman. Aku senang sekali."
Alexander meninggalkan Egon saat putranya datang. Ia melihat putranya begitu bersemangat berteman dengan anak jalanan itu. Bahkan Bradon berlari-lari mendekati Egon.
Anak itu mengajak Egon pergi ke pohon dekat tenda sirkus. Di sana ada sebuah pohon apel yang buahnya tampak sudah merah dan cukup lebat.
Di Bawah pohon apel itu sudah menungggu Mariane dan Gustafo. Mereka adalah anak-anak yatim piatu dari Italia yang ikut sirkus Alexander karena bingung hendak ke mana.
"Hai, kami menunggu kalian!" teriak Gustafo menyapa.
Bradon melambaikan tangan menyapa balik Gus. Egon hanya mengikuti langkah Bradon sambil tersenyum. "Apa kalian sudah menunggu lama?" tanya Bradon pada kedua teman sirkusnya.
"Kami baru selesai mengemasi barang dan langsung kemari. Jadi, apa kita sungguh-sungguh akan pesta apel?" Mariane menyeringai sehingga terlihat gigi kelincinya.
"Tentu saja. Ayo kita suit. Siapa yang kalah harus bersedia memanjat ke atas," ucap Gustafo.
"Apa kau setuju?" tanya Bradon pada Egon.
"Baiklah. Aku ikut saja," jawab Egon santai. Sebab ia sudah biasa memanjat pohon yang tinggi saat di hutan.
Mereka berempat pun suit jari. Dan yang kalah adalah Egon. Jika anak-anak yang lain berpikir memanjat adalah hal yang susah dan melelahkan, maka berbeda sekali dengan Egon.
Tentu saja Egon merasa itu tidaklah susah bahkan itu hal yang sangat mudah baginya. Dalam beberapa detik saja ia sudah berada di atas. Ketiga temannya itu pun merasa takjub saat melihat kecepatan dan kecakapan Egon dalam memanjat pohon apel yang ada di depan mereka.
"Ayo Egon! Petik yang banyak! Kita akan membuat pie apel malam ini!" seru Bradon senang.
"Baiklah."
Jika Egon yang memetik buah apel, maka Bradon, Mariane dan Gustafolah yang akan menangkap apel-apel hasil petikan Egon.
Mereka tertawa lepas saat melakukan permainan tersebut, bahkan mereka sampai berjingkrak dan melompat-lompat untuk menangkap apel yang dilempar Egon. Bagi mereka, itu adalah permainan paling menyenangkan.
...****************...
Malam sudah menampakkan cahaya bulannya. Ketika pie buatan Charlotte dan Diana matang. Aroma lezat dari apel yang diolah menjadi saus dan pienya, membuat semua yang berada disana merasa sangat lapar.
Di atas sebuah permadani usang, semua anggota sirkus pun berkumpul dengan rapi. Mereka siap menerima piring berisi pie apel yang tampak sangat lezat.
Egon memperhatikan makanan yang baru saja di buat nona Diana dan nona Charlotte. Hingga akhirnya ia menerima bagiannya.
Diamatinya kue tipis berlapis lapis yang tampak renyah dengan selingan buah apel matang. Egon mencium makanan tersebut sebelum memasukkannya ke dalam mulut. Dan pada saat pie itu masuk ke dalam mulutnya, mata Egon menjadi bulat melingkar.
"Waow?? Ini makanan apa namanya? Rasanya berbeda dengan daging ataupun telur. Tapi ini sangat enak!" Egon menjerit dalam hati saat merasakan mulutnya dapat menerima rasa pie manis tersebut.
"Bagaimana, apa kau menyukainya? Rasanya manis dan lezat, bukan?" tanya Bradon.
Egon mengangguk. Ia baru tahu, rasa seperti itu adalah rasa manis. "Jadi, inilah rasa manis?" pikirnya dalam hati.
"Dan itu terbuat dari apel yang kau petik tadi," ucap Mariane.
"Iya," jawab Egon.
Mereka semua merasa kenyang setelah pie lezat dan manis dalam nampan itu ludes tak tersisa. Bahkan paman Bet sampai menjilati jari-jarinya karena merasa makanan yang baru ia santap sangatlah lezat.
Gill hanya memandangi mereka yang tampak bungah setelah menikmati makanan yang menarik baginya tetapi baunya tidak begitu ia suka. Ia juga mengamati Egon yang tampak menyukai makanan itu.
Menurut Gill, anak Lycan itu berhasil mengambil hati para manusia anggota sirkus tersebut. Itu bagus. Itu artinya, ia dan Egon dapat menumpang dan tinggal lebih lama lagi bersama mereka.
KRIK ! KRIK ! KRIK !
Suara serangga yang terdengar, seperti sedang bernyanyi di kesunyian malam saat itu. Semua anggota sirkus sedang tidur nyenyak, termasuk Bradon yang satu karavan dengan Egon. Karena ia tidak bisa tidur, Egon menyelinap keluar dari karavan dan mengajak Gill turut serta. Ia turun dan berjalan lumayan jauh dari tenda sirkus. Kemudian duduk di bawah salah satu pohon.
"Apa kau ingin kembali ke wujudmu?" tanya Egon pada Gill.
"Apakah boleh?"
"Di sini cukup sepi. Kau bisa berubah sesaat."
"Baiklah. Aku juga akan berburu kelinci yang ada di sana," jawab Gill menunjuk kerumunan kelinci yang keluar dari lubang tanah.
"Hmmm."
Gill berubah menjadi besar dan segera berlari mengejar kelinci liar yang sedang bermain di liang mereka. Kelinci itu hendak mencari makan, tetapi naas. Mereka justru bertemu dengan serigala seperti Gill. Tanpa ampun lagi, Gill menerjang mereka dan mendapatkan dua kelinci bertubuh gempal.
Kudapan malam itu lumayan mengenyangkan untuknya. Setelah mendapatkan buruannya, Gill kembali kepada Egon yang sedang duduk manis mengamatinya. Sambil membawa kelinci-kelinci itu di mulutnya, ia melompat senang menuju tempat saudaranya.
"Ayo makan bersamaku."
"Aku sedikit kenyang, untukmu saja."
"Benarkah? Baiklah."
Gill dengan lahap menyantap daging empuk kelinci yang ia tangkap. Egon memperhatikan Gill yang sedang makan. Ia tahu bahwa diantara anggota sirkus, Gill tidak bisa makan seperti itu.
Makanya, malam ini ia sengaja mengajak Gill keluar tenda dan bermain di luar. Sewaktu ia kembali saat mencari Alpha dan Carli siang kemarin, tanpa sengaja ia melihat ada rumah kelinci di dekat lembah.
Hal itu memberi ide bagus untuknya. Lebih-lebih, makan malam mereka tadi hanya dengan pie apel. Jika dirinya masih bisa melahap makanan manis manusia, berbeda dengan Gill yang hanya menyukai daging.
...****************...
BERSAMBUNG..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments