MALAM KELAM DI HUTAN MARSEILLE

BAB 3

Di hutan Marseille-France, adalah hutan yang sangat tenang. Jarang sekali ada keributan ataupun pendatang. Pada suatu hari, di tahun-tahun berikutnya setelah kematian Swift waktu itu, datanglah kawanan kera dari hutan tempat tinggal Egon dahulu.

Mereka mencari tempat untuk dihuni sebab hutan mereka semakin lama semakin tidak dapat ditinggali. Air sungai tidak lagi ada ikan, pohon-pohon kering karena terbakar matahari. Cuaca di sana begitu panas dan kering. Penduduk pun banyak yang bermigrasi ke tempat lain karena kekeringan yang mereka alami.

"Ayah! Ayah!" teriak Gill.

"Ada apa?"

"Aku melihat banyak sekali kawanan kera. Mereka sedang menuju kemari," ucap Gill ngos-ngosan.

"Kera? Mau apa mereka kemari?" Amaury merasa itu aneh.

"Sebaiknya kita lihat sekarang," ucap Eva.

"Benar, ayah. Aku juga melihat mereka. Mereka tampak jahat," Ferragus menambahkan.

Egon yang mendengar itu hanya menyimak dari kejauhan. Ia takut mengganggu pembicaraan mereka. Akhirnya, keluarga serigala pergi menuju perbatasan hutan untuk menghadang kedatangan kawanan kera. Sebab mereka tidak bisa membiarkan kawanan kera tersebut melakukan penyerangan ke hutan mereka.

Dan ketika mereka sampai di perbatasan hutan, mereka benar-benar berhadapan langsung dengan kawanan kera ekor panjang.

"Siapakah yang datang ke hutan kami tanpa permisi?" tanya Amaury dengan suara tegas.

"Ohoo! Rupanya kita disambut oleh kumpulan serigala yang tampak,,,, yaaaahh, lumayan untuk menakut-nakuti kami. Tapi kalian harus tahu. Kami tidak takut pada siapapun," jawab pemimpin kera.

Saat melihat Egon, pemimpin kera itu semakin mencela keluarga Amaury. Ia mengatakan bahwa mereka membesarkan anak manusia yang menjadi musuh utama para binatang. Merasa dirinya tidak suka dengan Egon, namun dikira merawat anak manusia itu, Amaury berkata.

"Dia bukan anakku. Jadi jangan alihkan pembicaraan. Sebaiknya kalian berputar balik dan segera tinggalkan hutan kami ini."

"Sayang sekali, aku tidak mau pergi begitu saja dari tempat ini."

"Kalau begitu, itu berarti kalian menantang kami berperang."

"Berperang? Hmm, baiklah. Itu tidak masalah." pemimpin kera tidak mau mengalah. Dan tiba-tiba saja ia meneriakkan penyerangan. "Seraaaaaangggg!!!"

Semua kera maju secara brutal menyerang keluarga Amaury. Mendapat serangan secara tiba-tiba seperti itu, Eva mengaum memanggil kawanan serigala dari hutan tetangga.

Tak selang berapa lama, datanglah segerombolan serigala dari hutan sekitar mereka. Mereka adalah serigala dari berbagai ras.

Tanpa diberi komando, mereka ikut menyerang kera-kera liar itu dengan gigi dan cakar-cakar mereka yang tajam. Beberapa kera kewalahan menghadapi serangan serigala yang membabi buta. Walaupun mereka juga bisa sama-sama menggigit serigala, tetapi kekuatan serigala lebih kuat, sehingga kawanan itu melukai tubuh mereka dengan mudah. Bahkan sudah hampir setengah koloni mereka tewas diterkam para serigala.

Merasa tempat itu tidak aman, akhirnya para kera ekor panjang menyerah. Mereka melarikan diri dari tempat itu dengan terbirit-birit.

Bahkan beberapa temannya yang terluka mereka tinggalkan begitu saja. Hanya yang masih selamat saja yang dapat melarikan diri. Setelah kepergian para kera, kawanan serigala dari hutan-hutan sekitar pun bergegas pergi dari tempat tersebut.

Dari kejauhan, Egon mengawasi pertarungan antara kawanan kera dan serigala. Ia menyembunyikan dirinya agar sang ayah tidak merasa terganggu akan kehadirannya.

Pada saat ia hendak melangkah pergi, Amaury menyadarinya. Pemimpin serigala di hutan mereka itu menatap Egon dengan pandangan tidak suka.

Menyadari ayahnya telah melihat dirinya dan tampak sangat membencinya, Egon berlalu dengan sedih. Ia pergi ke balik semak ranting yang kering dan menutup diri di sana. Karena ia masih kecil, ia pun menangis.

"Apakah aku ini manusia?" gumam Egon. "Lalu jika aku benar manusia, seperti apa orang tuaku yang sebenarnya? Kenapa Eva yang selama ini menyusui dan membesarkanku?" isak Egon.

"Anakku, apa kau menangis?" tanya Eva mengagetkan Egon.

"Ah??" Egon mengusap air matanya.

"Jangan bersedih, ibu di sini bersamamu."

"Tapi ibu, sampai kapan Amaury akan membenciku? Apa benar karena aku ini manusia?"

"Tidak, sayang. Amaury tidak membencimu. Ayahmu itu hanya belum mengenal siapa dirimu. Jadi, jangan berkecil hati dengan apa yang ia katakan."

Evarist merebahkan kepalanya di dekat Egon. Tanpa basa-basi, Egon pun langsung menelungkupkan tubuhnya ke atas kepala Eva. Ia masih berpikir keras apa yang membuat Amaury begitu membencinya selain soal Swift.

Kenapa sikapnya juga berbanding terbalik dengan Eva yang dapat menerimanya sebagai putranya.

Beberapa minggu setelah pertarungan antara kawanan kera degan serigala, sesuatu yang mengerikan terjadi. Beberapa rombongan manusia yang membawa obor dan senapan datang memburu mereka semua.

Tepat di malam bulan purnama, mereka menyerang serigala-serigala itu dengan bengis. Keluarga Egon mencoba melawan sekuat hati dan mengalami kekalahan. Sebab, manusia-manusia itu membakar pepohonan dan menembaki semua binatang yang tinggal di dalam hutan tersebut.

Mereka lari kocar kacir mencoba menyelamatkan diri semampu mereka. Teriakan demi teriakan dari mulut Eva dan Amaury terdengar melengking di tengah kobaran api saat memanggil anak-anaknya.

"Gill, Alex, Ferragus !!!" teriak Amaury kencang.

"Egon, Bruno !" teriak Eva.

Dalam kobaran api, mata Egon berubah menyala terang. Ia begitu marah saat tempat tinggalnya dibuat porak poranda oleh manusia-manusia jahat itu. Belum lagi, saat mereka mencoba melukai Gill.

Dengan berani dan tanpa rasa takut sedikitpun, Egon menyerang manusia-manusia itu dengan beringas. Ia mencabik-cabik tubuh mereka dan menggigit tangan, kaki, kepala serta mengambil isi dada mereka dengan kuat.

Beberapa dapat dilumpuhkan dan beberapa pula melakukan penyerangan lebih hebat. Dengan peluru-peluru panas dari senapan mereka, mereka menembaki Egon dan siapapun yang tampak di depan mereka.

"DORR ! DOR ! DOOORRR !!"

Suara-suara tembakan melengkapi suasana muram di hutan Marseille. Ketika mereka melihat wujud Egon, mereka segera berteriak dengan kencang.

"Dia manusia serigala !" teriak mereka.

"Dia masih hidup ! Aku yakin, dia adalah anak pria Lycan itu!!" teriak mereka kalang kabut.

Tanpa komando ulang, mereka semua yang tersisa segera melarikan diri dari hutan. Meninggalkan kerusakan yang parah di sana sini tanpa tersisa.

Pohon-pohon yang terbakar dengan banyak binatang bergelimpangan. Serta bau anyir darah yang menggenang di tanah dan menempel di batang pohon melengkapi malam kelam itu.

Ketika hari semakin malam, dan sinar bulan mulai bergeser, sinar mata Egon kembali redup dan bulu yang menyelimuti tubuhnya juga mulai menghilang. Kini ia pun menjadi sangat lemas dan terjatuh ke atas tanah tanpa daya.

"Egon !" panggil Gill, saudara serigala perempuan.

Gill adalah satu-satunya putri Eva. Dia selalu yang pertama memperhatikan Egon dibanding saudara lainnya. Melihat Egon terkapar lemas, Gill mendekatinya dan menggerakkan tubuh Egon. Namun Egon hanya bisa menatap Gill dengan lemah. Apalagi di tubuhnya bersarang beberapa peluru milik pemburu-pemburu itu.

"Bangunlah saudaraku ! Kau harus kuat,"

Gill mencoba menaikkan tubuh Egon ke punggungnya. Akan tetapi Egon tetap terkulai lemas. Ia hanya bisa menatap Gill dengan kedua matanya.

Beberapa detik kemudian, mata Egon mulai berat. Walaupun ia berusaha untuk tetap terjaga, namun ia merasakan kantuk yang luar biasa. Hingga akhirnya ia pun memejamkan matanya dengan perlahan.

...****************...

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

fz.xeul

fz.xeul

Gambarannya bagus bgt

2021-06-28

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 43 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!